"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Mata
Sesuai dengan permintaan sang istri bahwa dia harus mendatangi desa tempat Intan tinggal, maka Zidan pun pergi kesana menuju rumah nya Pak Lurah selaku orang yang membimbing warga nya di sini. bila langsung kerumah Intan rasa nya sangat tidak sopan pula, maka lebih baik kesana dulu untuk sekedar bertanya saja.
Lagi pula titik masalah belum di ketahui secara pasti, menurut para teman nya Intan yang jadi hantu itu adalah Bu Nisa yang meninggal karena di santet dan mau bagai mana pun bentuk setan itu maka mereka tetap bilang bahwa itu adalah Bu Nisa yang mati penasaran akibat santet yang menerpa nya.
Namun Intan bilang bahwa itu bukan lah arwah Ibu nya, itu adalah setan yang membantai seluruh warga desa mati karena bentuk nya sangat berbeda, jelas sekali bahwa itu memang setan kafan hitam yang sangat jahat dan tidak tahu terima kasih karena sudah di tolong tapi malah membunuh orang orang.
Maka nya Purnama juga setuju bila Zidan mendatangi rumah Pak Lurah untuk mendengar cerita yang sebenar nya, sedangkan dia sendiri mendatangi desa mati seorang diri karena dia memang tidak ingin membawa Arya. malah bila butuh teman akan lebih baik membawa Maharani saja, sudah pasti lebih kuat dan bisa untuk di andalkan.
"Kenapa Ustad Zidan ingin tahu tentang arwah Bu Nisa?" tanya Pak Lurah bingung karena ada orang dari desa lain ingin tahu.
"Intan datang kerumah saya untuk minta tolong untuk melihat apa benar itu adalah arwah Ibu nya." jelas Zidan apa ada nya.
"Rumah itu sudah berhantu sejak meninggal nya Bu Nisa, maka kami semua bilang bahwa itu adalah arwah Bu Nisa." jelas Pak Lurah gamblang saja.
"Apa kira nya ada yang pernah melihat setan itu dengan wajah Bu Nisa?" tanya Zidan lagi sangat tertarik.
"Belum pernah, dia tidak pernah menampakan wajah nya karena dia yang kami lihat hanya bayangan hitam dan bila yang melihat jelas maka setan itu juga berbaju hitam." jawab Pak Lurah.
"Berarti kita tidak bisa menyimpulkan bahwa itu setan nya Bu Nisa, Pak." ucap Zidan yang mulai agak paham dengan duduk permasalahan.
"Lalu siapa, Ustad? sedangkan setan itu kelihatan nya setelah Bu Nisa meninggal, salah satu anak di kampung ini juga meninggal karena menantang nya." Pak Lurah teringat Wawan.
Zidan berpikir keras karena hati nua sudah menduga bahwa ada dua setan yang sudah membuat onar, yang di rumah Intan itu bisa saja adalah setan kafan hitam, namun yang jadi pertanyaan kenapa dia ada di rumah nya Intan selama satu tahun ini.
"Boleh kah saya kerumah nya Intan, Pak?" tanya Zidan yang ingin melihat keadaan rumah.
"Boleh, mari saya antarkan kesana." Pak Lurah berdiri mengajak Zidan kesana.
Maka kedua pria beda usia ini segera mendatangi rumah Intan yang jadi momok menakutkan bagi semua warga, siapa pun tidak berani masuk, jangan kan masuk kedalam untuk sekedar melihat. lewat saja kadang mereka enggan karena rumah yang aura nya saja tidak bagus, sanggup membuat orang terkencing kencing di buat nya.
"Saya ada rencana untuk membongkar rumah ini, lalu saya akan membangun kan rumah kecil di tempat lain." ujar Pak Lurah.
"Apa Bapak sudah bicara dengan beliau?" tanya Zidan.
"Belum." Pak Lurah menggeleng karena dia tidak tahu Intan di teror juga.
Setahu nya Intan baik baik saja karena sempat di tanya dengan teman nya dia bilang tidak ada gangguan, lalu sekarang malah tiba tiba mendatangi rumah Zidan untuk minta tolong membuang setan yang bersarang di rumah nya.
Sekarang malah Zidan datang untuk niat membereskan masalah yang sedang menimpa desa ini, selama ini mereka bukan nya tidak mau mengurus rumah Intan, hanya saja mereka tidak berani mengambil tindakan karena ada pewaris nya juga. Arini adik nya Nisa juga masih ada, sehingga mereka tidak punya hak untuk mengurus semua nya.
"Astagfirullah, kenapa rumah ini aura nya sangat jahat." batin Zidan yang begitu kaget setelah sampai.
"Biasa nya yang di jendela rumah itu dia muncul, kami lewat jalan sini sering lihat." ucap Pak Lurah.
"Saya akan masuk, Bapak bila tidak berani maka saya akan masuk sendiri." ujar Zidan yang akan masuk sendiri.
"Kalau sama Mas ya saya berani." Pak Lurah pun tersenyum.
Mereka berdua pun masuk kedalam rumah untuk melihat bagian dalam, entah kenapa dia merasa lebih berani karena ada Ustad yang akan mengurus semua masalah setan ini, sebab Pak Lurah pun ketakutan mengingat bagai mana desa mati.
...****************...
Bu Linda kali ini lebih kaget lagi karena dia baru bangun membuka mata dan dia langsung bangun dari ranjang, jelas jelas itu adalah bantal guling warna biru, namun berubah jadi hitam pekat. baru saja dia bangun tapi di dalam selimut bergerak seperti ada sesuatu, keringat dingin membasahi dahi wanita tua ini.
Gerakan nya juga semakin liar membuat Bu Linda panik bukan main, mau lari juga tidak bisa karena kaki nya di cengkeram kuat oleh sesuatu yang ada di dalam situ, takut dan juga bingung sekali maka dia pun berteriak keras untuk memanggil pembantu nya karena ini sudah di luar batas.
"Matiiii.....kau juga harus matiiii dengan kuuuhhh..
"Jangan, ku mohon jangan lakukan apa pun padaku." isak Bu Linda setelah melihat wujud kafan hitam.
"Matiiii....kembalikan matakuuuu....
"Toloooong, tolong akuuuuhhh!" pekik Bu Linda yang ketakutan.
Mata merah menyala dan wajah hancur tak karuan membuat siapa pun akan lari tunggang langgang melihat nya, dia adalah kafan hitam yang menebar teror kepada seluruh orang yang punya sangkutan kepada diri nya. Bu Linda kalau saja bisa maka akan lari, sayang nya dia sama sekali tidak bisa bergerak.
Greeeeep.
"Aaaggkhhhhk!"
"Milikuuuuhhh....ini adalah milik ku."
"Aaaagkkkkk!"
"Ini milik kuuuuhhh....
"Lisaaaa, toloooonggg Mama!" pekik Bu Linda yang mata nya di ambil paksa.
Tangan berkuku hitam panjang panjang itu menusuk bola mata dan di ambil secara paksa, kini dia sudah tidak bisa melihat lagi dengan rasa sakit sangat luar biasa. jerit dan juga tangis tentu nya akibat rasa sakit nya yang sangat luar biasa, siapa pun pasti tak akan kuat menahan rasa sakit ini.
"Ihihiiiiiii...
Tidak peduli bagai mana Bu Linda yang bergulung gulung karena kesakitan akibat mata nya yang di cabut paksa, maka dia pun menghilang dari pandangan mata, apa lagi memang Bu Linda sudah tidak bisa melihat dan sibuk mencari jalan keluar.
Demi kalian othor up lagi.
kereeen thor
sukses selalu ya