Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady".
Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Naura pun bingung sendiri untuk menjelaskan penyebab dia menghindari Gilbert, untuk bilang cemburu pun tidak mungkin karena diantara keduanya memang belum terikat hubungan apapun, lalu apa yang harus dikatakannya sekarang.
"Ko bengong? Dady kangen sekali loh, Nola mau pergi berdua sama Dady?"
Naura masih menimbang-nimbang untuk menerima tawaran pergi berdua dengan Gilbert.
"Kalau Nola mau, Dady akan reschedul semua pekerjaan Dady besok supaya kita bisa leluasa bicara berdua,"
"Emthhh aku,"
Belum selesai Naura menjawabnya handphone Gilbert berdering, panggilan masuk dari salah satu anggota group Limson.
"Dady angkat telepon dulu ya!"
"Iya Dad,"
Sebenarnya mau apa dini hari begini salah seorang anggota group Limson menelponnya.
"Halo,"
"Tuan, kau dimana?"
"Aku di rumah Tuan Nick , ada apa?"
"Barang yang terlanjur dipasok oleh group Salvator sudah kita tarik semua di pasaran Tuan, pabrik mereka pun sudah berhenti beroperasi lalu kita apakan barang milik anggota Salvator ini?"
"Bakar saja, pastikan sama sekali tidak ada yang tertinggal di pasaran semua harus memakai barang dari kita!"
"Baik Tuan, tapi informan kita kehilangan jejak keberadaan Jazz Tuan!"
"Sit, kenapa bisa? Suruh orang informan itu mengirimkan lokasi terakhir Jazz pada ku!"
"Baik Tuan!"
Gilbert pun menutup teleponnya dengan perasaan kesal karena Jazz sungguh licin seperti ular, sulit sekali ditangkap.
"Nola, sepertinya Dady,"
"Dady tidak jadi mengajak ku pergi kan? Dady sibuk? Iya oke sudah biasa kok," Naura langsung berjalan masuk kedalam rumah.
"Nola!" panggil Gilbert.
Tapi Naura yang sudah berharap bisa pergi berdua dengan Gilbert dan membicarakan tentang hubungan Gilbert dengan Leya kedepannya akan seperti apa, terpaksa harus menelan kekecewaan.
Melihat Naura tak menghiraukan panggilannya, Gilbert pun kecewa karena sikap Naura yang selalu ingin dimengerti tapi tidak mau memahami kondisi orang lain. Gilbert memilih pergi meninggalkan kediaman Domanick dan tak lagi mengejar Naura.
Sementara itu di sebuah mansion yang cukup luas didekat pegunungan yang sejuk dan jalanan yang sangat sepi, Jazz bersama beberapa anggota group Salvator yang tersisa tengah berpikir keras karena barang mereka dimusnahkan oleh group Limson.
"Domanick dan Gilbert, beraninya kalian membakar barang ku!" teriak Jazz sambil melemparkan gelas dihadapannya, membuat anggota Salvator yang berada di dalam ruangannya tidak berani untuk menatap kearah Jazz.
"Sekarang di pasaran narkotika milik group Limson lah yang menguasai, bahkan ke Hongkong dan Taiwan pun sudah dipasok kembali oleh group Limson Tuan!"
"Aku bersumpah akan menghancurkan Domanick dan Gilbert hingga ke akar-akarnya! Mana identitas baruku kenapa lama sekali dibuat hah?"
"Sebentar Tuan, saya akan menelpon orang yang mengurusnya!"
"Cepat bodoh, kau bisa kerja tidak? Aku tidak mau membiarkan anak gadis Domanick yang cantik itu terlalu lama menunggu ku!"
Jazz sudah merencanakan untuk memakai identitas baru sebagai salah seorang dosen di kampus Naura, tentunya dengan mengubah gaya rambut dan memakai kaca mata agar penampilan Jazz terlihat sempurna sebagai seorang Dosen yang berwibawa.
"Ledakan gudang markas kita, dan taruh mayat disana sertakan juga identitas ku agar group Limson menyangka kalau aku sudah mati!"
"Baik Tuan, itu berarti mulai sekarang kau akan hidup dengan identitas baru sebagai Dosen?"
"Ya, Dosen yang akan segera menikmati anak gadis Domanick, aku akan hancurkan anak gadisnya maka Domanick aja dengan mudah aku tumbangkan!"
Jazz tertawa nyaring dan sudah membayangkan dia akan segera mendapatkan Naura, dan membuat Domanick menderita setelah Jazz bisa merusak hidup Naura.
Keesokan harinya, Lindsey yang sudah selesai membuat banyak Muffin (kue manis, mirip cup cake) untuk dibagikan pada anggota group Limson baru saja selesai memasukkan Muffin-muffin itu kedalam satu kotak besar.
Naura yang hari Sabtu ini tidak ada kuliah merasa bosan berada didalam kamarnya, lalu mendatangi momy Lindsey yang saat ini berada di dapur.
"Mom, sedang apa? Ke mall yuk!"
"Kemarin kan kita baru belanja La, mending kau bantu momy!"
"Bantu apa?"
"Momy capek sekali La, nih lihat momy membuat muffin sekotak besar ini untuk dibagi-bagikan pada anggota group Limson! Kau antar ke markas ya?"
"Hah? Kok aku? Engga ah momy aja!"
"Iya tadinya memang mau momy yang antar, tapi pinggang momy sakit nih! Momy minta tolong ya nak, antar ke markas lumayan kan buat mereka ngemil!"
Dengan wajah ditekuk mau tidak mau Naura pun datang ke markas group Limson sesuai permintaan momy Lindsey untuk memberikan muffin itu. Sedang ada latihan bertarung satu sama lain di markas, dan Gilbert yang baru saja pulang dari pencarian Jazz terkejut dengan Naura yang datang ke markas group Limson.
Semua para anggota yang sedang berlatih langsung menebar senyuman pada Naura, mereka selalu terpesona ketika melihat wajah cantik Naura yang mempesona dan terlihat seksi. Apalagi pakaian Naura selalu minim yang menampilkan lekuk tubuhnya.
Gilbert yang melihat bagaimana mata dari para anggota group Limson menatap penuh ga i rah pada Naura, segera menghampiri Naura. Ditariknya tangan Naura untuk dibawa kedalam salah satu ruangan.
"Dady!!"
Ditutupnya pintu ruangan itu oleh Gilbert.
"Kau mau apa kesini?"
"Antar muffin, nih!" disodorkannya kotak besar itu pada Gilbert, lalu diterima oleh Gilbert.
Ditaruhnya dulu kotak besar berisi muffin itu oleh Gilbert.
Nah tuh udah berdua kan sekarang mending bicara dari hati ke hati biar ga saling ngambek, kan jadi cepet Dad jadinya nanti😀
Jadi cepet apanya nih Thor?
Ya cepet nganunya sesuai judul Dad, dipuasin sama kelinci kecil Dad, ah suka pura-pura polos maak pelorotin nih😁