Bumi ~
Sampai matipun aku tak akan pernah menyentuh wanita sepertimu karena tempatmu bukan berada di sisiku tapi berada di kakiku .
Air ~
Tak apa jika kau tak akan pernah melihatku , akan kunikmati setiap sakit yang kau torehkan karena aku adalah istrimu .
Hubungan yang terjalin karena adanya paksaan . Dendamnya pada wanita yang telah menjadi istrinya membuatnya buta untuk melihat kebenaran . Akankah Air mampu bertahan ? Akankah Bumi mampu melepasnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02
Beberapa hari sebelumnya ...
Terlihat di sebuah komplek pemakaman elite seorang wanita sedang bersimpuh di pusara yang masih basah .
" Maaf karena aku tak bisa membawa dia , tapi aku yakin kau bisa melihatnya dari atas sana . Mas tahu ? Dia sangat mirip denganmu . Senyumnya sangat manis seperti senyummu , matanya juga sama sepertimu . Semua yang ada padanya sangat mirip denganmu "
Wanita itu menghela nafasnya , ia terlihat berusaha keras menahan air mata yang sudah menggenang di sudut matanya . Diciumnya batu nisan yang bertuliskan nama suaminya .
" Tenanglah disana , Mas tidak usah khawatir karena dengan sekuat tenaga aku akan membuat putra kita bahagia , terimakasih telah memberikan Janu Kama Adipraja . Aku akan membuatnya pantas untuk menjadi seorang Adipraja , pria yang tangguh sepertimu "
Tanpa ia ketahui dua orang parubaya sedang mendengar semuanya dengan berderaian air mata , mereka berpelukan untuk saling menguatkan . Rasa bersalah sekaligus rasa bahagia karena menemukan keturunan yang akan menjadi pewaris keluarga Adipraja yang sesungguhnya .
Tak lama kemudian wanita itu meninggalkan komplek pemakaman dengan sedikit terburu buru , ia khawatir putra yang ia titipkan pada ibunya rewel karena masih memberikan ASI eksklusif .
Aira Prameswari nama wanita tersebut , seorang wanita cantik yang dinikahi siri oleh Reynand Adipraja tiga tahun yang lalu . Namun sayang Tuhan baru mempercayakan dia untuk mengandung setelah dua tahun usia pernikahan mereka .
Berasal dari keluarga sangat sederhana , dia hanya tinggal bersama ibu dan adik laki lakinya karena sang ayah sudah meninggal saat mereka masih kecil .
Air sudah terbiasa hidup sederhana , dia juga seorang wanita mandiri yang tidak pernah mengeluh dengan segala kekurangannya . Begitupun adik laki lakinya yang bernama Dewa , walaupun masih sangat muda ia ikut berusaha untuk membahagiakan dua perempuan dalam hidupnya .Setelah lulus sekolah Dewa melanjutkan kuliah sambil bekerja paruh waktu .
Mata Air menyipit ketika melihat sebuah mobil mewah terparkir di halaman rumahnya , ia segera menaruh motornya untuk segera masuk karena khawatir jika terjadi sesuatu pada Janu ataupun ibunya .
" Assalamualaikum ... ibu !! "
Tapi langkahnya terhenti ketika melihat sang ibu yang menggendong putranya dengan masih bercucuran air mata . Dewa juga terlihat sedang menenangkan sang ibu dengan merengkuh bahunya .
" Walaikumsalam "
Tatapan Air berpindah pada dua orang parubaya yang menjawab salamnya . Seorang laki laki dan perempuan yang sedang berumur yang mengenakan pakaian mahal sedang duduk di rumahnya yang sangat sederhana .
" Ibu ... Dewa .. ada apa ini ? Siapa mereka ? "
" Duduk dulu Air , kita bicara nanti . Kasihan Janu dari tadi sudah kehausan "
Senja yang mengerti maksud ibunya segera mengambil bayi tampan itu dan membawanya ke kamar untuk menyusui bayinya . Tak lama ia mendengar suara mobil yang meninggalkan halaman rumah mereka , dia berpikir mungkin dua orang yang ia jumpai di ruang tengah tadi sudah pulang .
" Janu sudah tidur ? " tanya ibu Sri yang kemudian masuk ke kamar putrinya .
" Sudah Bu , tadi siapa mereka ? "
" Mereka adalah Tuan dan Nyonya Alfian Adipraja " jawab lbu Sri singkat karena ia tahu persis akan seperti apa reaksi putrinya .
" Adipraja !!?? Mereka orang tua Mas Reynand ? Untuk apa mereka kesini Bu , jika ini berhubungan dengan Janu apapun alasannya aku akan melawan mereka . Janu adalah putraku "
Air masih ingat dengan jelas bahwa pernikahannya dengan Reynand tidak pernah mendapat restu dari keluarga Adipraja . Dia rela menikah siri karena berpikir lambat taun mungkin bisa mencairkan hati mertuanya .
Hingga keluarga itu dengan teganya menikahkan Reynand dengan wanita lain walau mereka tahu Reynand sudah menjadi suaminya .
" Tidak ada siapapun yang akan mengambil Janu dari sisimu . lbu dan Dewa juga tidak akan tinggal diam jika mereka mengganggu hidup kalian "
Air terdiam tapi air mata tak terasa sudah mengalir di pipinya . Selama tiga tahun ini ia mencoba menjadi wanita kuat di depan suaminya . Air selalu tampak tersenyum walau hatinya sedang menangis . Di dunia ini tak ada satu pun istri yang rela melihat suaminya dimiliki oleh wanita lain .
" Kenapa baru sekarang ? Kenapa setelah Mas Reynand pergi meninggalkan kami ? Jika mereka keberatan dengan keberadaan Janu maka mereka tidak usah khawatir , Air tak akan pernah membebankan hidup Janu pada mereka . Janu Kama Adipraja hanya putraku , dia akan besar dengan keringat ibunya . Bukan dengan mengemis pada mereka "
" Kau pernah dengarkan kalau sebuah penyesalan pasti selalu ada di belakang . Dan itulah yang sedang mereka alami saat ini , mereka menyesal Air . Mereka ingin minta maaf kepadamu juga Janu "
" Masih sakit Bu " Air memegang dadanya dengan kedua tangannya . Dia sudah mulai terisak tertahan karena takut suaranya akan membangunkan putranya yang sedang tidur .
" Ibu tahu .. lbu paham nak ! lbu juga seorang wanita . Tapi ikhlaskan semua ... pasrahkan semua pada yang di atas "
" Air tidak pernah membenci kedua orang tua Mas Reynand , tapi Air hanya merasa sangat kecewa ... Air tidak akan melarang jika mereka ingin bertemu Janu tapi jangan harap mereka bisa memiliki Janu ! "