siapkan tisu sebelum membacanya ya geees.. cerita mengandung bawang 😅
" kamu harus menikah dengan Rayhan. Shena" ucap ibu lirih
"Kenapa harus Shena Bu? bagaimana dengan mas Arhan yang sedang berjuang untuk Shena?" aku menyentuh lembut jemari ibuku yang mulai keriput karena usia yang tidak muda lagi.
"menikahlah Shena. setidaknya demi kita semua, karena mereka banyak jasa untuk kita. kamu bisa menjadi suster juga karena jasa mereka, tidakkah ada sedikit rasa terima kasih untuk mereka Shena?"
ibuku terlihat memohon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IGAUAN MAS RAYHAN
Amu membuat kami menderita. Tidakkah kamu menyadari itu?” ucap Gea masih dengan tatapan marah
Aku hanya terdiam, menatap tubuh mas rayhan yang tergeletak itu. Rasanya sangat sulit di jelaskan. Dia dari mana dan habis ngapain aku tidak tahu. Ya Allah kenapa ini terasa berat untukku?
“Mas, dimana kamar kamu?” ucap Gea yang membuatku semakin mematung. Gea melihatku dengan tatapan marah. “Dimana kamar Mas rayhan?” tanyanya
Aku menunjukkan kamar yang di tempati Mas rayhan. “Sebaiknya biarkan saya yang mengurus Mas Rayhan, karena aku istrinya” ucapku memberanikan diri.
Dia melihatku semakin nyalang, lalu mendekat ke arahku. “Dengarkan aku Shena, memang kali ini kamu yang menang. Tapi, hanya aku yang dia cintai sampai kapanpun itu. Aku yakin dia belum pernah menyentuhmu sekalipun”
“Kamu pergilah dari sini” ucapku masih berusaha menahan emosiku.
“Awas saja kalau aku tahu kamu memanfaatkan keadaan ini, aku akan buat kamu menyesal!” ancamnya.
Setelah wanita yang bernama Gea itu pergi aku segera menutup pintu dan menguncinya. Aku menghampiri Mas Rayhan yang masih terkulai di sofa. Belum sempat aku menyentuhnya tapi tanganku sudah bergetar hebat.
“Mas, bangun”
Aku mencoba menggoyangkan lengannya. Tapi, dia malah mendorongku dengan keras. “Jangan sentuh saya!” tegasnya
Aku terdiam dengan tubuh yang hampir tersungkur karena dorongan kuat dari Mas Rayhan. Aku beranikan diri lagi, ku coba meraih tangannya yang besar itu. Aku menariknya sekuat tenaga yang aku punya. “kamu harus ke kamar Mas”
Cukup sulit bagiku, sampai akhirnya Mas Rayhan mau menggerakkan tubuhnya. Aku memapah tubuhnya sampai ke kamar, aroma tubuh Mas Rayhan membuatku mual. Apakah memang begini kelakuan lelaki yang aku nikahi itu selama ini?
“Aku mau mandi, siapkan air hangat” pintanya dengan suara lirih
Entahlah dia memang mau mandi apa dia sedang mengigau. Aku hanya menurut, aku siapkan air hangat di kamar mandi yang ada di kamar mas Rayhan. Setelahnya aku kembali membangunkan dia lagi.
“Mas, airnya sudah siap. Kamu jadi mandi atau tidak?” tanyaku
Dia mencoba bergerak dengan mata yang masih agak terpejam. Aku tidak tahu kenapa dia jadi begini. apa mungkin dia sedang mabuk seperti kata Gea tadi, jujur aku belum pernah melihat orang mabuk sebelum ini.
“Shena” dia duduk di tepi kasur dengan mata yang belum terbuka sempurna
“Iya, Mas”
“Bukakan baju saya”
“Ha?” aku terperangah mendengar ucapan Mas Rayhan.
“Tidak mungkin Gea yang memandikan saya, apa kamu gila?” ucapnya dengan mata yang perlahan terbuka
“Iy-iya Mas.” Jawabku gemetar, aku mencoba membantunya membuka kaos yang dia kenakan, tidak lupa celana panjangnya. Beruntung dia menggunakan boxer jika tidak mungkin aku bakalan pingsan saat ini juga.
“Sudah Mas”
Dia menghela napas, dia berusaha bangun dan melangkah dengan sempoyongan. Aku mencoba menghindari dia yang melangkah tanpa membuka matanya. Sampai akhirnya aku tidak tega juga.
Brak!
“Aaaaa!’
Aku berteriak cukup kencang, kenapa dia terjatuh menimpaku. Dengan sisa tenaga yang aku miliki aku mendorong tubuh Mas rayhan
“Mas, menyingkir! Kamu berat sekali”
“Bantu aku ke kamar mandi” ucapnya
“Baiklah tapi menyingkir dari tubuhku mas, kamu berat sekali, bisa -bisa aku mati karena nggak bisa bernapas!” tegas ku
Mas Rayhan bergerak dan itu membuatku bisa bernapas lega. Dengan perlahan aku membantunya ke kamar mandi jangan sampai dia terjatuh lagi.
Aku biarkan dia berendam di bathtub, setelahnya kau keluar. Biarlah dia berendam sampai besok di sana. Aku merasa kesal dan marah. Walaupun dia tidak menyukaiku tapi tak seharusnya dia bersikap seperti itu terhadapku. Apalagi pulang dalam kondisi mabuk bersama wanita lain. Walaupun aku tak mencintainya tapi hatiku terasa sakit. Status ini yang sangat membuatku tersiksa.
Cukup lama aku mondar mandir di dalam kamar Mas Rayhan. Tapi dia tidak keluar juga. Apakah dia memang berendam, atau dia pingsan di bathtub? Ya Allah kenapa jadi begini keadaannya.
Aku memilih untuk mengabaikannya, aku kembali ke kamarku yang berada di sebelah kamarnya. Aku mencoba untuk tidur, membiarkan dia yang entah bagaimana keadaannya. Seketika aku mengingat tentang ponselku tadi
“Astaghfirullah aku sampai lupa kalau aku sedang menelepon Ibu”
Aku berlari menuju ruang tamu, mencari ponselku yang aku jatuhkan di sana tadi. Aku bersyukur ponselku tidak pecah. Aku pandangi layar ponselku, ternyata ada banyak panggilan tak terjawab dari Ibu dan juga banyak pesan yang Ibu kirimkan.
Ibu : Shena. Kenapa tidak angkat telpon ibu
ibu : Apakah itu Gea?
ibu. : Shena jangan biarkan Gea menguasai suamimu! Kamu harus melawan Gea. Dia itu bukan wanita baik _ baik Shena.
Aku menghela napas membaca pesan dari ibu mertuaku. Aku belum paham mengenai permasalahan antara Gea dan Mas Rayhan. Aku tidak tahu apapun.
“Shena!” Mas Rayhan memanggilku
“Iya, Mas” jawabku
Aku berjalan menuju kamar Mas Rayhan. Suara kerasnya bisa membuat jantungku tidak sehat. Suaranya cukup menakutkan bagiku. Belum lagi tatapan dinginnya yang bisa membuatku membeku.
“Kenapa lagi Mas?” ucapku di depan pintu kamar mandinya.
“kamu mau membunuhku ya? Ambilkan handuk, aku hampir membeku di kamar mandi” teriaknya.
Aku mencari handuk di lemarinya. Seketika aku ingin tertawa mendengarnya tadi. Mungkin sudah cukup aku membalas sakit hatiku saat ini. Biarlah dia masuk angin di dalam sana. Salah dia sendiri kan?
“Ini handuknya Mas”
Ku ketuk pintu kamar mandi, dia sedikit membukakan pintu kamar mandi. Tanpa melihat dia bermaksud menarik handuk dari tanganku, tapi bukannya handuk yang dia tarik malah kerudungku yang di tariknya.
“Ini handuknya mas, kenapa kerudungku yang kamu tarik!”
“Tidak lihat” jawabnya singkat dan datar.
Aku menghela napas. Sebulan hidup dengannya sudah membuat dadaku terasa sesak. Entah sampai kapan aku bisa bertahan.
Soal kami berdua belum ada titik terang kini sudah muncul persoalan baru lagi. entah apa yang akan terjadi setelah ini
“kenapa hanya diam di situ?”
Aku terperanjat dan mengelus dadaku. Mas rayhan tiba – tiba muncul selayaknya hantu!
“Aku bukan hantu!”
“Aku tahu” sahutku yang langsung melangkah keluar. Sudahlah dia hanya mengenakan handuk yang dililit di pinggang saja. Itu sangat merusak pemandangan sehatku saja
Perasaan kesal dan marah menjadi satu, aku mendadak hilang respect dengannya. Tapi entahlah karena aku orang yang tidak tegaan dan itu kadang di manfaatkan oleh orang lain. Tapi au yakin ada Allah yang akan membalas itu semua
Aku duduk di sofa dan membalas pesan dari Ibu agar ibu tidak menghawatirkan kami lagi. lagi pula besok kami sudah akan pulang ke rumah ibu lagi. aku mencoba mencari ketenangan setelah itu baru aku akan pergi tidur.
paling yaah jealous 2 dikit laaah
manusiawi kok...
biar si Rayhan 'lupa' pd naila..
kini dia hrs menjaga shena, masa depan nya
apa aj itu isinya????
wkwkwk
stlh shena sembuh,
gugat cerai ajalah si Rayhan...
Kdrt pun...
hahhh.
walaupun cerai itu boleh tp ttp dibenci.Alloh....
dan shena masa depanmu..
Ray...
bisakah kamu membedakannya?
bukan berarti kamu hrs melupakan Naila...
pria bermuka dua