NovelToon NovelToon
Misi Rahasia JAKA SATYA

Misi Rahasia JAKA SATYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Tenth_Soldier

Jaka Satya yang berniat menjadi seorang Resi, diminta Raja Gajayanare untuk bertugas di Sandhi Ponojiwan, yang bermarkas di kota gaib Janasaran.
Dia ditugaskan bersama seorang agen rahasia negeri El-Sira. Seorang gadis berdarah campuran Hudiya-Waja dengan nama sandi Lasmini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyelinap

"Sehingga dia dapat menyiagakan seluruh pengawal rumah itu?" Satya mendengus kesal.

"Bila aku berhasil melihat surat-surat rahasia Jenderal Abdurrahman aku akan lebih khawatir bagaimana caranya meloloskan diri nantinya,"

Lasmini menghentikan langkahnya di antara bayangan kemudian menatap Satya dengan heran.

"Hemm, jadi kau juga tak mempercayai Volkan?"

"Tentu saja, tidak!"

"Lantas mengapa membawanya ikut serta?"

"Untuk melihat sejauh mana tindakan yang akan dilakukannya. Dengar, surat keterangan yang dimiliki Voikan memang resmi. Seandainya Jenderal Abdurrahman berniat menghianati Pemerintahnya dengan membantu rencana Pangeran Hatir... hem, tak dapat dibayangkan betapa luasnya komplotan mereka itu!"

"Yang kau maksud, Dinas Keamanan Kirtu juga ikut..."

"Mungkin !" tukas Satya dengan nada murung. "Aku mempunyai firasat bahwa Volkan sedang mengecoh kita."

"Tapi.. bagaimana bila dia menghianati kita di sini...malam ini juga?"

Satya tersenyum tipis.

"Hemm, terpaksa kita harus mengambil langkah seribu."

Mereka telah mengitari sudut taman yang di tumbuhi pepohonan dan belukar, serta melintasi dua buah pos penjagaan yang terletak di seberang jalan sambil mengawasi dengan penuh seksama.

Jenderal Abdurrahman tinggal di lingkungan tetangga bangsawan yang masih menetap di negeri ini.

Rumahnya dikelilingii oleh pagar dinding tembok yang kemungkinan telah dipasang alat deteksi elektronis, pikir Satya dalam benaknya.

Satya menjelaskan kepada Lasmini keseluruhan daripada rencananya ketika mereka tiba di kedai kopi yang terletak di ujung taman.

Di dalam kedai tampak para pria sedang duduk sambil merokok dan menghadapi minuman diseling pembicaraan yang berkisar masalah politik dan kejadian sehari-hari.

Mereka menatap ke arah Satya dan Lasmini dengan heran meskipun tak menunjukkan sikap permusuhan.

Dan Satya baru ingat bahwa kedai kopi biasanya jarang dikunjungi wanita.

Satya mengajukan pertanyaan kepada pemilik kedai di mana telepon berada. Si pemilik kedai yang berkumis tebal menudingkan telunjuknya ke arah ruang belakang.

Satya memutar nomor telepon keadaan darurat dan menyampaikan kepada operatornya untuk segera mengirimkan mobil ambulans ke Jalan Black Stone No. 10.

"Jenderal Abdurrahman mendapat serangan jantung!' ia menjelaskan.

Mereka berdua menunggu dalam kebisuan di antara bayangan kelam pohon rimbun.

Setelah lima menit berlalu terdengar raungan sirene memecah keheningan malam.

Setelah kereta kuda ambulans tiba di gardu penjagaan Abdurrahman, Lasmini bergegas bergerak.

"Tunggu dulu!"Satya mencegah sambil memegang lengan gadis itu.

Suara sirene kereta kuda ambulans telah mengundang perhatian para pengunjung kedai kopi.

Mereka menghambur ke luar mendengarkan pertengkaran antara para penjaga dan personil kereta kuda ambulans. Suara-suara semakin riuh dan penonton semakin banyak,

"Ayo, sekarang!" ucap Satya.

Mereka menyelinap di antara pepohonan kemudian menyebrangi jalan kira-kira tiga puluh meter dari kerumunan orang-orang, bergerak tanpa mencurigakan namun cukup cepat.

Para penjaga sama sekali tak melihat mereka berdua.

Dinding pagar tembok tidak tinggi. Satya dan Lasmini berjalan menyelusurinya di antara lindungan bayangan sehingga berada cukup jauh dari tepi jalan, kemudian memanjatnya dengan mudah dan melompat turun di sisi dalam halaman rumah.

Kaki mereka mendarat empuk di atas lapisan rumput dan dedaunan yang berserakan. Selama beberapa detik mereka diam tak bergerak.

Lasmini berdiri disamping Satya, bau parfum yang dipakainya tercium bersama wanginya bunga-bunga yang tumbuh di samping rumah. Suara gumam-an masih terdengar di arah gardu penjagaan.

Di sela-sela belukar Satya dapat melihat salah seorang penjaga sedang memegang gagang telepon, kemungkinan sedang menanyakan ke dalam rumah apakah benar-benar telah memanggil kereta ambulans.

Tak ada tanda bahaya sewaktu memanjat pagar tembok namun Satya tetap waspada khawatir tanda bahaya tidak bersuara namun hanya berupa kedipan lampu merah saja yang menyala di seluruh rumah.

1
Delita bae
saya mampir 😇salam kenal 👋jika berkenan mampir juga 🙏
Delita bae: mksh ada kisah baru pasti seru🙏
Tenth_Soldier: Boleh...
total 2 replies
Guns
Maju terusss.. gua suka spionase
Guns
ini agak2 modern jamannya... udah ada pistol sama balon udara
Rosy
aku boleh baca yg ini nggak Bang TS
Tenth_Soldier: Boleh
total 1 replies
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
kenapa aku liatnya sharelok yak/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Tenth_Soldier: bukan kamu itu si Ussy Kusumawati
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!