Menceritakan tentang seorang bayi, anak miliarder yang diculik oleh musuh bisnis orang tuanya. bayi itu dibuang dan ditemukan oleh seorang pemulung di desa terpencil, dan dia juga sering dihina di sana oleh para tetangganya sampai usia dia 20tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" si*lan. siapa yang berani beraninya menggelapkan uang perusahaan, tidak akan aku lepaskan dia. jika sudah tertangkap" ucap pak perabu seraya melempar map yang berisi data penggelapan uang.
baru kali ini perusahaan milik pak perabu ada yang berani macam macam, dengan cara menggelapkan uang perusahaan bahkan dengan nominal mencapai terliunan.
.
sedangkan di tempat lain ada seorang yang sedang menikmati uang hasil penggelapan diperusahaan Perabu Company, dengan ditemani 2 wanita penghibur, dan beberapa botol minuman dimeja.
" haha dasar perabu b*doh, dia tidak akan bisa menemukan uang yang sudah ku gelapkan sampai kapan pun." ucap orang itu, dengan lantang tidak perduli jika suaranya terdengar 2 wanita di sampingnya.
" jika diantara kalian bisa sangat memuaskan ku malam ini aku beri bonus banyak." ucapnya lagi dengan tangan yang mulai nakal meraba tubuh 2 wanita disampingnya.
mendengar akan di beri bonus, ke 2 wanita itupun sangat senang, dengan manja mereka terus bergelayut di badan orang tersebut. walaupun umur mereka terpaut jauh, dan perut orang tersebut yang sudah terlihat membuncit. demi uang mereka rela jika tubuhnya dijamah oleh orang tersebut.
.
kembali ke kiran. saat ini kiran sedang bermain Hp pemberian bu anggun pagi tadi. kiran mencari berita tentang informasi dikampus yang akan di tempati nanti. kiran kaget saat melihat jika kampus itu sangat besar dari yang kiran bayangkan.
tapi kiran sangat senang, dan berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. dan kiran berjanji akan fokus belajar dan tidak akan mengurus masalah percintaan terlebih dulu.
" Sayang kamu lagi apa sih dari tadi mamah panggil diem aja.?" tanya bu anggun tiba tiba, membuat kiran terlonjak kaget.
" Ya Allah mah, bikin kaget aja sih, kapan mamah dateng?, aku bahkan gak denger suara langkah kaki mamah." kiran menjawab seraya mengelus dada.
" kamu aja yang terlalu fokus main Hp. jadi gak denger mamah dateng, lagi lihat apa memang.?" tanya bu anggun sambil mendudukkan diri disebelah kiran.
" ini loh mah, aku lagi lihat kampus yang kata mamah aku akan masuk ke sana." kiran menjawab dengan menunjuk kan isi Hpnya yang ada gambar sebuah universitas ternama.
" kenapa dengan kampus itu.?"
" besar banget mah, dan kelihatannya juga mewah banget kalau dari fotonya, aku jadi sedikit minder masuk kesana."
" iya pasti dong besar dan mewah, tapi kamu tenang saja, papah salah satu donatur disana, jadi mamah jamin tidak akan ada dosen yang memandang rendah anak mamah ini." bu anggun menjawab dengan mengelus rambut kiran.
" aku janji pasti belajar dengan baik mah, dan akan membuat papah dan mamah bangga." kiran berjanji dengan sangat serius menatap bu anggun. sedangkan bu anggun tersenyum mendengarnya.
" hemm sayang. mamah boleh minta sesuatu gak sama kamu.?" bu anggun ragu untuk mengatakan keinginannya pada kiran.
" apa itu mah?, kalau aku bisa pasti aku bantu kok."
" kalau bisa kamu ambil jurusan yang terkait dengan bisnis, karna hanya kamu anak kita satu satunya yang akan meneruskan perusahaan papah kelak." kiran kaget mendengar permintaan bu anggun, sebenarnya kiran lebih tertarik dengan perhukuman, atau kedokteran, karna kiran bercita cita akan membantu orang orang yang kurang beruntung dihidupnya.
" hemm gimana ya mah, sebenarnya aku gak tertarik sama bidang itu, aku lebih tertarik dengan kedokteran dan perhukuman, tapi karna mamah yang minta aku akan pikirkan itu."
" apa kamu ada tujuan tertentu, dengan mengambil salah satu dari bidang tersebut.?" bu anggun penasaran dengan jawaban kiran.
" iya mah aku pingin bantu, orang orang yang kurang beruntung diluar sana."
" tapi kalau kamu ambil salah satu dari bidang tersebut, perusahaan papah akan berbengkalai nantinya sayang."
" iya mah, kan aku udah bilang nanti aku pikirin lagi."
" apa yang akan kamu pikirkan kiran.?" tanya pak perabu tiba tiba yang sudah ada di belang mereka,
" papah bikin mamah kaget aja." bu anggun mengelus dadanya, sedangkan kiran hanya tersenyum melihat bu anggun kaget, sebenarnya kiran juga kaget tapi kiran memilih diam.
" tuh balasan tadi mamah kagetin aku." kiran berkata sambil tersenyum. bu anggun juga tersenyum menyadari jika tadi bu anggun juga mengagetkan kiran.
" papah udah salam tadi, tapi gak ada yang menjawab ya udah papah ikut menyela obrolan kalian aja." ucap pak perabu.
" apa yang sedang kamu pikirkan kiran.?" tanya pak perabu kembali, karna kiran tidak langsung menjawabnya. sedangkan kiran bingung memulai dari mana, untuk menjawab pertanyaan pak perabu.
" ini loh pah, mamah minta kiran untuk ambil jurusan kuliahnya nanti yang berhubungan dengan perbisnisan, agar dia bisa menggantikan papah kelak." bu anggun yang menjawab, karna bu anggun menyadari kiran yang kebingungan, sedangkan pak perabu mengangguk mengerti.
" betul itu kiran, kamu harus ambil jurusan yang berbau perbisnisan, papah juga sudah kepingin pensiun setelah kasus yang selama ini selsai tuntas." pak perabu setuju dengan bu anggun.
" iya pah, mah, nanti aku pikirin lagi." kiran menghembuskan nafas panjang setelah menjawab.
mereka mengakhiri obrolan karna sudah masuk waktu makan malam, pak perabu memang sudah sering pulang menjelang jam makan malam, bahkan sering kali pak perabu memutuskan makan direstauran. karna sering pulang larut malam.
setelah makan malam selsai kiran, bu anggun, dan pak perabu langsung pergi kekamar nya, dan tidak ada obrolan lagi. karna pak perabu sudah capek seharian bekerja.
.
sedangkan ditempat lain ada putra dan desi yang baru bangun dari tidurnya, mereka kelelahan setelah melakukan pergulatan dari siang hingga sore, mereka terbangun karena cacing dalam perut mereka sudah meminta jatah untuk di kasih makan.
" sayang, apa kamu tidak akan pulang malam ini." tanya desi
" hemm sepertinya tidak, aku malas pulang, aku pingin tidur bareng kamu malam ini." putra memeluk tubuh desi yang masih polos, dan hanya tertutup dengan selimut.
" tapi besok kita langsung ke dealer ya.?" desi terus menagih janji putra yang akan membelikan mobil baru untuk desi.
" iya iya pasti besok aku beliin." putra berucap sambil memainkan gunung kembar desi yang terlihat menggoda.
" sayang laper." dengan suara manja desi berucap pada putra. putra tersenyum tidak menjawab.
" sssssttt sayang kita makan dulu, ahhh." desi men*esah kenikmatan, karna putra sudah memasukan king cobranya di milik desi, karna sedari bangun, king cobra putra juga ikut bangun.
" sebentar sayang, habis ini kita pesan makan." putra terus memaju mundurkan tubuhnya.
" ahhh.. ahhh.. jangan lama lama ya sayang aku udah laper." desi terus men*esah sambil menjawab. sedang menikmati permainan dari putra tapi tiba tiba putra mencabut king cobanya membuat desi kecewa.
" kok sudah sayang kan belum keluar.?" tanya desi dengan nada kecewa. putra tidak menjawab memasukkan kembali king cobra miliknya, namun berbeda tempat.
" aaahhh... sayang jangan yang situ." desi memberontak.
" sekali sekali sayang biar gak bosen." putra mendekap tubuh desi sangat kencang, agar mudah memasukan king cobranya karna desi terus meronta.