Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 18 - Boneka Beruang
"Apa kamu tahu? siang tadi Aileen pulang ke rumah ini bersama Hansel," ucap Helda, suaranya dingin sekali, membuat Freya tak lagi berani berucap dengan nada tinggi.
Freya hanya bisa menunduk dan memegangi pipinya yang masih terasa panas.
"Pernikahan itu tetap berlanjut 2 minggu lagi dan selama itu pula Aileen akan tinggal bersama Hansel ..."
"Jadi lakukanlah apapun, lakukan apapun untuk membuat pernikahan itu tidak pernah terjadi ..."
"Mama akan lihat, diantara kamu dan Pharsa mana yang akan membuat mama bangga."
Setelah menekan sang anak dengan kata-katanya itu Helda pergi. Masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan kuat.
Dan Freya hanya mampu mengepalkan tangannya dan merasakan kebencian yang semakin hebat.
Di tempat lain, Aileen menyudahi berbelanjannya. Nyaris malam dia baru sampai di apartemen.
Setelah mengantar Aileen pulang, Siska pun segera pamit.
Aileen duduk di ruang tengah apartemen itu dan mendudukkan tubuhnya yang lelah, Hansel pun ikut duduk disana, melihat gadis ini dengan tatapan entah.
"Capek?" tanya Hansel dan Aileen mengangguk.
Kemudian gadis ini bergerak dan mengambil sesuatu di dalam tas kecilnya, dia mengambil black card.
"Ini paman, aku sudah belanja banyak hari ini berkat Paman. Terima kasih," ucap Aileen, dia mengulurkan kartu berwarna hitam itu.
Dan Hansel membuang nafasnya pelan, padahal dia ingin Aileen menyimpan kartu itu selamanya. Tapi ternyata gadis ini malah mengembalikan.
Tidak ingin berdebat, akhurnya Hansel mengambil kartu itu. Meletakkannya asal di atas meja.
"Paman, kenapa meletakkan kartu itu. Kalau hilang bagaimana?"
"Kalau hilang itu salah mu."
"Kenapa begitu, kan aku sudah mengembalikannya."
"Terserah ku, yang jelas kalau kartu ini hilang itu adalah salah mu."
Buru-buru Aileen kembali mengambil kartu itu dan didekapnya erat. Dia masih ingat dengan jelas jika kartu ini hilang maka tubuhnya lah yang akan jadi gantinya.
"Biar aku saja yang simpan!" kesal Aileen dan Hansel tidak menanggapi apapun.
"Mandi lah dan keluar saat makan malam," ucap Hansel, dia pergi lebih dulu dari sana.
"Baik Paman," sahut Aileen pula, tapi Hansel tetap berjalan dan menghilang.
Gadis kecil ini kemudian membawa semua paper bag nya masuk ke dalam kamar. Menyusun rapi satu per satu di dalam lemari besar yang tersedia di sana.
Aileen juga membeli beberapa boneka beruang dan meletakkannya di atas ranjang.
Malam ini dia tidak ingin mimpi buruk, dia akan tidur bersama para boneka beruang dan mendapatkan mimpi indah.
Jam 7 malam Aileen keluar dan mendengar sedikit keramaian di arah dapur.
Dia mendekat dan melihat Hansel sudah duduk di meja makan dan ada seorang pria tengah sibuk di meja dapur.
"Selamat datang Nona," ucap pria itu, jika dilihat-lihat usianya tidak begitu jauh dengan pria pemilik apartemen ini.
"Dia Clint, juru masak di apartemen ini. Hanya datang saat jam makan tiba." Jelas Hansel dan Clint terkekeh pelan, selain seorang chef dia juga merupakan sahabat Hansel.
Selama ini Hansel tidak suka keramaian, para pekerja yang bertugas membersihkan apartemen pun datang di jam-jam tertentu, saat dia tidak berada disini.
"Salam kenal Tuan Clint," sapa Aileen pula, dia menundukkan kepalanya memberi hormat.
"Jangan memanggilku Tuan, Nona. Bagaimana jika panggil Kak?"
"Eh?" Aileen cengo, tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Baiklah Kak," jawab Aileen patuh, tanpa sadar membuat Hansel langsung meliriknya tajam.
Bagaimana bisa Clint di panggil Kakak sementara dia Paman?