Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
"Apa yang sedang kau pikirkan honey" George memeluk Anna dari belakang, mereka menikmati pemandangan malam di balkon apartemen Elvano.
"Kau tahu sayang, tadi aku sengaja mengikuti Kiara" George mengerutkan dahi
"Sejak kapan istriku jadi penguntit" Anna tersenyum memukul lengan suaminya.
"Sejak aku melihat seorang anak kecil yang mirip Elvano"
"Yang kau anggap putraku dan menuduhku selingkuh" potong Georga membuat Anna tertawa dan juga malu jika mengingatnya.
"Maaf sayang itu karena aku tidak pernah berpikir tentang keburukan putraku" ucapnya.
"Maksudmu aku buruk" protes George.
"Bukankah kau dulu player sejati" ujar Anna mengungkit masa lalu George.
"Tapi aku tidak menanam benih kemana-mana honey, ayolah lupakan masa lalu, jangan di ungkit lagi" George mengeratkan pelukannya, mencari kehangatan dengan memeluk istrinya.
"Tadi aku melihat Kiara bersembunyi saat aku menelpon vano" Anna menghela napasnya dan menatap suaminya.
"Kau tau sayang, aku mendengar dia menangis, walaupun lirih tapi aku yakin dia menangis di dalam sana" sungguh hati Anna sedih mendengar tangisan Kiara.
"Kalau tidak terjadi apa-apa untuk apa dia bersembunyi" ujar Anna, George hanya diam mengangguk.
"Apa kau mau kita lakukan tes DNA?" tawar George.
"Memang Bisa?" tanya Anna meragukan rencana suaminya.
"Kau benar, kita tidak punya alasan berkunjung ke Mansion Wijaya" ucap George.
"Sudahlah kita pikirkan nanti saja, sebaiknya kita tidur, besok pagi kita harus kembali ke Paris" ucap George dan menggendong Anna ala bridal style.
...****************...
Mentari pagi menyapa lewat celah gorden, Phoe merasakan ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya perlahan membuka matanya yang terasa berat. Perlahan dia membalikkan badannya.
"Mom! bangun" Phoe membangunkan Kiara tapi tidak ada pergerakan.
Cup
Phoe mencium pipi Kiara. Dia merasakan panas tubuh di wajah Kiara.
"Mom! Kenapa mommy demam" Phoe beranjak dari ranjang dan berlari keluar kamar.
"Opa!" teriaknya menggedor pintu kamar Adrian. Adrian yang kebetulan sudah selesai mandi dan berpakaian mendengar suara Phoe di balik pintu langsung membukakan pintu.
"Ada apa sayang" tanpa memperdulikan pertanyaan Adrian Phoe Langsung menarik tangan Adrian dan membawanya masuk ke dalam kamarnya.
"Mommy opa, dari tadi Phoe bangunin tidak mau bangun, badannya juga demam" ucap Phoenix mengkhawatirkan Kiara.
Adrian naik ke ranjang membenarkan posisi tidur Kiara.
"Papa" Ucap Kiara lirih saat melihat Adrian.
"Jangan khawatir pa, Kiara hanya pusing ingin tidur sejenak" racau Kiara.
"tidak sayang, badanmu demam, biar papa telepon dokter"
"Joni! Joni!" teriak adrian, tak lama joni berjalan cepat memasuki kamar Phoe
"Ada apa Tuan?
"Cepat kau hubungi Gunawan" perintah Adrian
"Dokter Gunawan?" tanya Joni memastikan
"Iya siapa lagi! Cepatlah putriku demam" Karena panik Adrian spontan berbicara dengan Nada sedikit membentak.
"B-baik Tuan" segera Joni mengambil ponsel dan menghubungi Dr. Gunawan.
Setelah menghubungi Dr. Gunawan Joni kembali ke kamar dengan membawa baskom berisi air dan handuk kecil.
"Tuan sebaiknya kita kompres dulu agar panasnya turun" ucap Joni meletakkan baskom di atas nakas.
Lisa yang semalam menginap di mansion Wijaya tidak sengaja mendengar teriakan atasannya dia pun berlari menuju sumber suara.
"Opa! Mommy kenapa?" tanya Phoe yang mulai menangis melihat Kiara tidak berdaya.
"Tidak apa Phoe, mommy Kiara hanya kelelahan" ucap Adrian.
"Lisa kau bantu Phoe bersiap-siap ke sekolah" perintah Adrian.
"Baik Tuan, tapi Nona kenapa" Tanya Lisa.
"Aku sedikit pusing Lisa, sementara kau handle ya" pinta Kiara mencoba berbohong tentang kondisinya.
"Phoe tidak mau sekolah opa, Phoe mau disini menemani mommy" Rengek Phoe.
"Phoe.. Nurut sama opa, mommy tidak apa-apa hanya ingin tidur, nanti saat Phoe pulang mommy pasti segar" ucap Kiara lirih
"Baiklah mom, tapi mommy janji saat Phoe pulang mommy sudah bangun Dari ranjang" Kiara hanya mengangguk lemah.
Dengan berat hati Phoe masuk kamar mandi
"Sebaiknya Kiara tidur di kamar Kiara saja pa" Kiara mencoba berdiri dengan di bantu Adrian
"Kau tidak apa sayang" Adrian mencemaskan Kiara yang berjalan sedikit sempoyongan.
"Tidak apa papa Kiara hanya sedikit pusing"
Kiara berjalan sambil memegangi kepalanya tiba-tiba pandangannya menggelap
Bruk!!
"Kiara!!" "Nona" teriak Adrian dan Joni
dengan di bantu Joni, Adrian membawa Kiara ke kamar dan merebahkan Kiara ke atas ranjangnya.
Lisa mengikuti dua pria paruh baya hingga ke kamar Kiara.
"Apa yang terjadi tuan, kenapa Nona Kiara tiba-tiba seperti ini" Tanya Lisa yang juga mengkhawatirkan Nona mudanya.
" Entahlah Lis, mungkin Kiara hanya kelelahan" bohong Adrian saat melihat kekhawatiran di wajah Iisa
"Sebaiknya Kau Antar Phoe ke sekolah, sebentar lagi Dr. Gunawan datang"
"baik tuan" dengan perasaan khawatir Lisa keluar kamar Kiara dan membantu Phoe yang sudah keluar dari kamar mandi.
"Aunty lis, mommy dimana" tanya Phoe yang sudah tidak melihat Kiara di ranjangnya.
"Mommy Kiara tadi sudah berjalan pindah ke kamarnya, sebaiknya kita jangan mengganggu dulu biar mommy istirahat" Phoe mengangguk patuh.
"Good boy, come on let's go" ucap Lisa memberi semangat.
Lisa yang sedari tadi sudah bersiap, dia menggandeng Phoenix turun untuk sarapan,
Phoenix memandang malas makanan yang di depannya dan hanya makan beberapa suapan saja.
"Phoe ayo segera habiskan nanti terlambat"
"Phoe minum susu saja aunty lis" ucap Phoe langsung meminum susunya hingga tandas.
"Ayo aunty berangkat" Phoe beranjak lebih dari duduknya lebih dulu keluar rumah dimana sopir sudah siap dan membukakan pintu untuk Phoe. Lisa pun mempercepat makannya dan berlari mengejar Phoenix.
Beberapa menit kemudian dr. Gunawan datang dan di sambit oleh Joni.
"Selamat pagi Joni" sapa dr. Gunawan
"Selamat pagi dokter, mari saya antar ke kamar Nona Kiara" Joni dan dr. Gunawan memasuki kamar Kiara dimana sudah ada Adrian disana.
"Wow! Kejutan apa ini bro? Mana kursi rodamu, Kau sudah mencampakkannya" ucap dr. Gunawan.
Dr. Gunawan sahabat Adrian, mereka satu SMA dan satu universitas tapi beda fakultas, dr. Gunawan merupakan dr. Keluarga dan sering melakukan kunjungan untuk memeriksa kesehatan Adrian.
"Jangan banyak bicara gun cepat periksa putriku" ucap Adrian tegas
"Apa yang terjadi dengan Kiara" Tanya dr. Gunawan sambil memeriksa Kiara menggunakan stetoskopnya.
"Ada apa dengan Kiara?" tanya Adrian, bukannya menjawab pertanyaan dr. Gunawan Adrian malah balik bertanya.
"tidak ada yang serius, apakah dia ada sesuatu yang dia pikirkan? Tanya dr. Gun
"Mungkin masalah pekerjaan" lagi-lagi Adrian. berbohong, dia tau apa yang membuat putrinya tertekan.
"Kau itu terlalu memaksa dia menggantikanmu, dan membuatnya tertekan" dr. Gunawan menuliskan resep dan memberikannya pada Joni
"Berikan obat ini dan biarkan dia istirahat seharian, obat ini untuk penurun panas dan akan membuatnya tidur.
"Baik dokter ucap Joni" Joni keluar kamar dan meminta seorang pelayan menebus resep itu di apotik.
"Biarkan dia istirahat Ad, mungkin dia terlalu lelah" Adrian mengangguk dan keluar berasama dr. Gunawan.
Bersambung
Terima kasih sudah singgah, jangan lupa tinggalkan jejak ya🙏🥰