LUNE WALLACE -- soorang wanita cantik yang mengalami koma selama hampir 5 tahun lamanya.
Dia merasa diberikan kesempatan untuk hidup kembali karena ingin mencari cinta dalam hidupnya hingga akhirnya bertemu LOUIS VUITTON KINGSFORD.
(Alur mundur)
Instagram author : @zarin violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
LL1
SINGAPURA
Jari jemari nya mulai bergerak. Terdengar bunyi dari patient monitor yang membuat perawat melihat ke arah wanita yang sedang terbujur kaku di atas ranjang putih itu.
Perawat itu tampak memeriksa keadaan wanita yang sedang sudah tertidur lama itu.
Tubuh wanita itu sedikit bergetar dan matanya mulai membuka.
Melihat hal itu, perawat segera berlari ke luar dan memanggil sang dokter.
"DOKTER!! DOKTER!!" Teriaknya.
Beberapa dokter dan perawat yang berada di meja perawat langsung melihat ke arahnya.
"Gadis itu mulai sadar," ucap sang perawat.
Lalu beberapa dokter dan perawat berlari ke arah kamar perawatan di mana wanita itu tergolek selama bertahun tahun lamanya.
Dokter memeriksa mata wanita itu dengan senter kecil dan melihat kondisi tubuhnya melalui patient monitor.
Mata biru itu kini mulai terbuka sedikit demi sedikit hingga akhirnya terbuka sempurna.
"Hei, welcome to the world," ucap dokter itu lirih.
Wanita itu belum bisa mencerna apa yang terjadi pada dirinya. Dia hanya diam dan melihat para dokter dan perawat yang mengelilinginya.
"Aku di mana?" Satu kalimat pertama akhirnya diucapkan oleh wanita itu.
"Kau di rumah sakit dan kau sudah koma selama 5 tahun. Welcome, Girl," ucap dokter yang rambutnya sudah memutih itu.
"Siapa aku?" tanya wanita itu lagi.
"Kau tidak ingat siapa dirimu?" tanya sang dokter.
"Tidak," jawab wanita itu.
"Namamu Lune Wallace. Kau mengalami kecelakaan 5 tahun yang lalu saat usiamu masih 19 tahun," jawab Dokter itu.
Lalu wanita bernama Lune itu menggeleng.
"Aku tak ingat apa pun," jawab Lune.
"Tak masalah, itu sering terjadi pada pasien koma. Apalagi kau koma bertahun tahun. Aku sangat senang melihatmu kembali sadar," ucap dokter itu tersenyum.
"Di mana keluargaku?" tanya Lune.
"Kami sudah menghubungi mereka. Mereka akan tiba sebentar lagi," jawab dokter itu.
Lune tak menjawab apa pun dan hanya melihat ke arah dokter itu.
Kondisi tubuh Lune diperiksa secara mendetail terutama pada bagian vital seluruh tubuhnya.
"Kondisimu membaik," kata Dokter.
Lalu dokter memeriksa kaki Lune dan memukulnya pelan menggunakan alat.
"Kau merasakannya?" tanya Dokter.
"Ya," jawab Lune.
"Syukurlah. Kau akan susah berjalan pada awalnya karena tubuhmu tak bergerak selama bertahun tahun. Tapi dengan latihan, kau akan bisa berjalan normal kembali," kata Dokter.
BRAK
Pintu kamar itu terbuka keras dan tampaj tiga orang masuk ke dalam kamar perawatan itu.
"Sayang," panggil seorang wanita paruh baya dengan deraian air mata yang sudah membasahi pipinya.
Lalu wanita itu menghampiri Lune dan memeluknya erat.
"Ooohhh .... Thank God," ucap wanita itu.
Pria paruh baya dibelakangnya pun tak hentinya menangis dan memeluk kaki Lune.
Begitu juga dengan wanita yang memegang tangan Lune. Wanita muda itu juga menangis di sisinya.
Lune masih terdiam karena dia tak tahu apa yang harus dilakukannya.
"Dia tak mengingat kalian," ucap dokter.
Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya dan melihat ke arah Lune.
"Dia ayah, ibu dan kakakmu," ucap dokter itu lagi.
"Kau tak mengingat kami, Sayang?" tanya Loudes Wallace pada sang putri.
Lune mengangguk.
"Tak apa. Mungkin kau butuh waktu untuk mengingat kami," kata Loudes yang menciumi wajah Lune.
"Hei, aku kakakmu. Namaku Lana. Senang bisa melihat mata birumu yang terbuka kembali," kata Lana Wallace tersenyum tapi suaranya bergetar.
"Kau lupa pada daddy, Sayang? Kita akan memulainya dengan yang baru. Hmm??" ucap Anthony Wallace.
"Ya, i'm sorry," sahut Lune akhirnya.
"No no no ... Jangan meminta maaf pada kami. Kami lah yang meminta maaf padamu karena kecelakaan ini terjadi karena kami," jawab Lourdes.
"Sayang, jangan membahas hal ini," ucap Anthony.
Lune hanya mengangguk saja dan tatapannya masih bingung. Dia masih mencerna dunia baru yang ketika matanya kembali terbuka.
*
*
LONDON
"Hai, kau masih sibuk?" tanya seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam ruangan kantor tunangannya.
Pria yang tengah sibuk dalam pekerjaannya itu tampak langsung melihat ke arah wanita cantik itu.
"Claire? Bukankah kita akan bertemu di luar?" sahut Louis.
"Ya, tapi aku ingin kemari dulu," jawab Claire.
"Kau tak suka?" tanya Claire.
"Tidak, aku suka," jawab Louis tersenyum tipis.
Sikap cool Louis memang selalu membuat Claire tergila gila padanya sejak mereka kenal beberapa tahun yang lalu.
Tapi mereka baru menjalin hubungan setahun terakhir dan memutuskan untuk bertunangan setelah Thea -- mommy Louis -- merong rong mereka untuk segera menikah karena Louis sudah berumur 32 tahun.
Louis sebenarnya tak ingin menikah, tapi dia cukup mengenal Claire sejak lama dan tak ada salahnya mencoba.
Predikat Louis sebagai playboy tak terlalu dipedulikan oleh Claire karena dia begitu mencintai Louis sejak lama.
Dan mendaoatkan Louis serta mengikatnya ke jenjang yang lebih serius, membuat Claire bahagia sekaligus bangga karena akan menjadi bagian dari keluarga besar Kingsford.
Claire cukup dekat dengan keluarga Kingsford karena sudah mengenal sejak lama. Claire memang mencintai Louis sejak dulu dan tak pernah patah semangat untuk membuat Louis terikat padanya.
Claire tampak mendekati Louis dan mengecup bibirnya.
"I love you," ucap Claire dengan suara lembutnya.
Louis hanya tersenyum tipis dan kemudian mengerjakan kembali pekerjaannya.
"Aku akan menyelesaikan ini sebentar karena tinggal sedikit lagi," kata Louis.
"Ya, tak masalah," kata Claire tersenyum dan duduk menunggu di sofa.
Dua puluh menit kemudian, Louis pun selesai dengan pekerjaannya dan mereka pergi makan siang bersama.
Claire memiliki sikap yang ramah dan lembut. Itu membuat Louis nyaman berada di dekatnya.
Itulah yang membuat dirinya memutuskan untuk menerima Claire. Claire tak terlalu banyak menuntut dan menerima sikap cuek Louis.
Dia tak pernah marah pada Louis dan selalu bersikap menyenangkan karena dia tak ingin kehilangan Louis.
Apkah Louis mencintainya? Jawabannya adalah tidak. Rasa Louis pada Claire hanya sebatas rasa sayang karena Claire selalu baik padanya.
Louis termasuk pria yang sulit jatuh cinta dan dia memiliki pengalaman menyakitkan dalam percintaan masa lalunya.
Jadi hal itu membuat dirinya sedikit susah untuk mencintai seorang wanita.
"Kau sudah menentukan tanggal pernikahan kita?" tanya Claire.
Claire ingin Louis yang menentukan tanggal pernikahan mereka karena menunggu kesiapan Louis untuk hal ini.
"Belum, kuharap kau tak keberatan dengan hal ini," jawab Louis di sela sela makan siangnya.
Claire tersenyum dan mengusap tangan Louis.
"Aku mengerti," sahut Claire.
Sikap Claire yang dewasa membuat Louis nyaman dan selama berhubungan mereka hampir tak pernah bertengkar.
Louis yang cuek dan Claire yang dewasa menbuat keduanya jarang terlibat adu argumen.
Dan sekali lagi itu dikarenakan rasa cinta Claire pasa Louis yang sangat dalam.