S2 Selir Modern
Nessa yang berniat mencari hiburan, justru bertemu dengan seorang pria.
"Kenapa kau selalu mengikuti ku? Aku sudah menolong mu, pergilah!"
"Nona, izinkan aku untuk mengabdi padamu. Aku bisa bela diri ataupun menjadi pelayan mu nona!"
Bagaimanakah kisah cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Percaya
Lampu dimatikan, ruangan itu hanya diterangi oleh cahaya dari layar lebar itu. Orang-orang mulai diam, menikmati film yang sedang berjalan. Bahkan Nessa begitu memperhatikan nya, matanya terus menatap layar itu. Adegan-adegan berputar dengan teratur, film itu bertemakan kolosal, terlihat pemain menggunakan pakaian tradisional hanfu dan berlatar belakang kerajaan.
"Lihat, salju pertama....."
"Salju pertama pernikahan kita." Bibir tipis itu melengkung seiring dengan dekapan hangat dari belakang yang begitu erat.
"Ini sangat indah, lebih indah di istana...." Ucap sang wanita dengan mantel hangat putih itu.
"Tentu saja, kita bisa berkeliling jika kau masih belum puas." Manik Nessa seolah tenggelam dalam adegan itu. Tiba-tiba kepalanya memutar sebuah kejadian.
'Aku ingin berkuda mengitari laut yang beku.'
'Baiklah... Apapun untuk mu...'
'Ayo kejar aku! Hahhaha..'
'Hahhahaha' tawa bahagia itu terdengar diantara rimbunan salju yang menutupi rerumputan itu.
'Diantara salju yang turun ini... Aku lebih menyukai salju istimewa ku.'
'Mana?'
'Kau.' ucap pria itu dan bibir itu bertautan.
"Nessa...." Panggil Zain meletakkan tangan nya diatas tangan Nessa.
"Ya." Jawab Nessa menatap Zain.
"Kenapa? Ada sesuatu?" Tanya Zain yang cemas melihat gelagat Nessa yang terganggu akan sesuatu.
"Tidak suka film nya? Kita keluar...."
"Tidak, aku tidak apa. Aku suka film nya." Sela Nessa cepat, keduanya berbisik-bisik karena tidak ingin mengangguk penonton yang sedang menikmati film.
"Baiklah." Nessa tiba-tiba menyadarkan kepalanya di bahu Zain. Tak lupa dengan rasa penasaran mengenai ingatan yang terlintas di benak nya.
'Apa itu tadi? Siapa itu? Siapa mereka?' Batin Nessa bertanya-tanya.
Nessa kembali menatap layar lebar, memperlihatkan adegan-adegan lainnya. Tapi entah mengapa, adegan-adegan itu rasanya tidak asing bagi Nessa. Hanfu, istana, salju, berkuda dan yang lainnya.... Seolah-olah dia pernah melakukannya, dengan seseorang. Tapi dia tidak bisa mengingat hal itu.
Hingga manik para penonton mulai basah ketika melihat adegan yang sedang tayang. Menampilkan sang pemeran utama terluka di Medan pertempuran. Sang pemeran utama pria langsung berlari diantara para musuh sambil memanggil sang istri yang sudah terbaring di atas pangkuan baju besi itu.
Senyuman dari bibir yang dihiasi darah itu tak menyurutkan ucapannya. "Jangan bicara apapun... Aku akan membawa mu ke tenda."
"Tidak... Peluk aku sebentar... "
"Jangan mengatakan apapun.... Aku akan memelukmu. Jangankan sebentar." Langkahnya pria itu membawa istrinya ditemani oleh prajurit yang melindunginya.
"Jika seandainya aku tidak sanggup. Maukah kau menemukan ku di kehidupan berikutnya?" Suara itu terdengar lirih dengan wajah yang memucat karena pendarahan yang terjadi meksipun dirinya sedang ditangani.
"Kau akan sanggup."
"Jika...."
"Maka aku akan menemukan mu, aku berjanji.. bagaimanapun rupa mu, aku akan menemukan mu dan kita akan terus bersama."
"Kalau begitu aku tunggu kau." Tulisan ending menghiasi layar dengan soundtrack yang menyedihkan. Air mata penonton langsung membanjiri mata mereka. Tak terkecuali Nessa, tapi selain air matanya, hatinya juga terasa sakit.
"Ayo, kita keluar. Film nya sudah selesai.." Ucapan Zain terhenti ketika Nessa menahan tangan nya. Pandangan gadis itu lurus ke depan, menatap layar yang menampilkan nama-nama dibalik film.
"Zain, apa kau percaya kehidupan berikutnya? Kau percaya seseorang dari masa lalu lahir kembali dan berada di masa sekarang?" Tanya Nessa.
"Entah mengapa, aku merasa sesuatu saat melihat film tadi. Ada ingatan yang tidak jelas yang terkait seperti film itu, seolah aku menjadi pemeran utama nya.... Apa kau percaya kehidupan berikutnya?" Nessa mengalihkan pandangannya pada Zain yang terpaku dengan pertanyaan nya.
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu? Ingatan seperti apa?" Tanya Zain.
"Seperti film itu. Kerajaan, berkuda... Aku tidak asing, meksipun aku sering melakukannya bersama keluarga ku disini, tapi bukan itu. Aku bersama dengan seseorang... Jawab saja pertanyaan ku."
Zain tersenyum lembut dan mendudukkan tubuhnya kembali. "Percaya, jika setiap orang memiliki tujuh kembaran, maka juga ada tujuh Kehidupan. Mungkin seseorang dari masa lalu terlahir kembali ke sini, itu karena ada sesuatu yang belum diselesaikan nya. Mungkin seperti janji yang diberikan atau takdir mereka belum selesai." Jelas Zain.
"Baiklah, gendong aku. Aku merasa lelah." Ucap Nessa. Zain langsung menunduk dan memberikan punggung nya untuk dinaiki Nessa. Mereka tidak peduli dengan tatapan beberapa orang. Lagipula, lebih banyak yang lebih mesra dari mereka.
"Zain..."
"Iya."
"Jika seseorang rela melintasi waktu demi seseorang yang berarti baginya. Apa kau juga begitu?"
"Tentu, aku rela melewati setiap rintangan yang ada dalam hubungan kita nantinya."
"Sungguh?" Tanya Nessa, Zain mengangguk.
"Kalau begitu kau mau bertemu dengan kedua orang tua ku?"
"Iya, jika kau siap dengan itu, aku akan menemui mereka."
"Daddy ku sangat garang. Dia mungkin akan melukai mu."
"Kenapa? Aku menjaga mu, aku tidak melakukan apapun padamu."
"Benar, tapi Daddy tidak suka dengan seseorang yang mendekati ku tanpa izinnya."
"Kalau begitu aku akan meminta izinnya."
"Kau sungguh tidak takut?"
"Apa yang harus ku takutkan? Aku tidak melakukan kesalahan. Apa jatuh cinta itu kesalahan?" Jelas Zain.
"Tapi Daddy ku sangat hebat. Dia ahli dalam banyak senjata. Apa kau...."
"Aku juga bisa." Sela Zain cepat. Nessa turun dari punggung Zain dan menatap lekat wajah Zain.
"Aku sungguh-sungguh...."
"Aku juga sungguh-sungguh!" Ucap Zain. Keindahan malam itu dihiasi oleh air hujan yang turun membasahi bumi. Guyuran hujan itu tidak menganggu kedua sosok yang saling berhadapan itu.
"Aku sangat bersungguh-sungguh. Jika Daddy mu memiliki syarat untuk kelulusan ku untuk bisa bersama mu, maka akan aku lakukan Nessa."
"Aku tidak tau, tapi belum sehari kencan kita aku sudah mencintai mu Zain. Aku seperti wanita yang tidak punya pendirian kan?"
"Tidak! Aku sangat senang mendengarnya, aku juga sangat mencintaimu!" Zain langsung mendekap tubuh Nessa yang menangis karena perasaan nya ia katakan. Sungguh, sang pencipta mudah membolak-balikkan hati seseorang, atau takdir mereka yang memang mempermudah kisah mereka kembali.
"Aku juga mencintaimu." Tidak peduli guyuran hujan, keduanya saling berpelukan dengan menyatakan perasaan mereka.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🙏 🥰
bukan maksa tapi mohon /Chuckle/
ayo Zain semangat, mereka bukan keturunan matre tapi berprinsip jadi sentuh hati keluarganya dengan kesungguhan dan keteguhan hati mu
daku padamu Thor /Drool/
nuwun thor upnya