Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Keesokan hari nya.
Naira bangun pagi dan sudah di sambut dengan sarapan yang di buat spesial oleh kedua sahabat nya.
"Selamat pagi Nyonya." Goda Erika. Naira pun tersenyum melihat nya.
"Kalian bangun jam berapa?." Tanya Naira saat melihat jam dinding yang masih sangat pagi.
"Sejak kau menyebut nama Mas Bagas mu itu saat tidur, iya Kan Na." Ucap Erika membuat kedua mata Naira membulat besar terkejut.
Bertanya pada diri nya sendiri, apa kah ia sampai ke bawa mimpi dan mengingau nama Bagas seperti yang di katakan sahabat nya.
Erika lalu tertawa bersama Nana saat melihat ekpresi Naira yang shock.
"Serius amat sih Nai, masih pagi loh." Kata Erika tertawa.
"Iya Nai, kita kan cuman becanda." Kata Nana dan tertawa.
Naira dengan pipi yang merah merona menahan malu pun melepaskan bantal ke sahabat nya. ketiga wanita itu tertawa bersama.
Setelah sarapan, ketiga wanita itu pun berangkat ke toko milik Naira dan menghabiskan waktu mereka di toko itu bersama.
Saat siang itu.
Kedua sahabat nya tidur siang di kamar yang memang tempat Naira istirahat saat lelah berjaga toko. Sementara Naira masih duduk menjaga toko.
Saat tengah melihat orang-orang tengah memiliki mainan untuk anak nya, Mata Naira tanpa sengaja tertuju pada seorang gadis kecil yang berdiri di depan toko nya, pemandangan seperti ini sudah biasa bagi Naira, Anak-anak menginginkan mainan tapi tidak bisa memiliki nya. Ia pun berfikir gadis itu hanya lewat saja di depan toko nya dan akan segera di bawa pergi orang tua nya. Namun setengah jam berlalu gadis kecil itu masih disana.
Naira pun melihat dan menghampiri nya. Namun gadis kecil itu berjalan mundur saat melihat Naira menghampiri nya.
"Hai sayang, nama kamu siapa?." Tanya Naira dengan lembut. Namun tidak mendapatkan jawaban.
"Baik lah, tunggi sebentar ya, Aku ada sesuatu untuk mu." Ucap Naira lalu berjalan masuk kembali ke toko.
Tak berselang lama ia kembali dengan sebuah Balon tangkai di tangan nya. ia mendekati gadis kecil itu yang tampak lucu.
"Ini Tante berikan pada mu, Tapi katakan dulu siapa nama mu."Ucap Naira dengan senyuman Ramah.
"Cleo." Ucap gadis kecil itu singkat, terdengar agak takut dan bergetar untuk menyebutkan nama nya pada Naira.
"Baik lah, ini untuk mu." Naira memberikan balon itu, Gadis kecil berna Cleo itu pun lansung melarikan diri tanpa mengatakan apa pun lagi.
"Hei sayang, jangan berlari, nanti jatuh." Ucap Naira agak berteriak agar kata-kata nya terjangkau pada gadis kecil yang sudah berlari jauh.
Naira tersenyum saat melihat Cleo pergi, tanpa Naira sadari, Elang yang memarkirkan Mobil nya tidak jauh dari toko Naira melihat Naira tengah menyapa gadis kecil.
"Kau selalu menyukai anak kecil, kau begitu Baik Naira." Batin Elang tersenyum melihat Elang.
Saat Naira akan kembali masuk ke dalam toko, Elang pun lekas turun untuk menghampiri Naira. kemarin ia tidak punya kesempatan untuk mengobrol dengan Naira karena ada Pak Cipto dan kedua sahabat Naira yang terus berada disisi wanita itu.
"Naira." Panggil Elang.
Naira menoleh saat mendengar seseorang memanggil nya, Namun saat ia tahu siapa orang nya, ia membuang nafas berat dan kembali berjalan masuk, tak ingin menghiraukan Elang.
"Nai, aku ingin bicara sama kamu Nai." Ucap Elang menahan tangan Naira yang berhasil ia raih.
"Jangan sentuh aku!." Naira menghempas tangan Elang yang mengenggam tangan nya.
"Ok, Ok, Tapi Nai, kasih aku kesempatan untuk ngobrol berdua sama kamu, ada yang aku mau jelaskan ke kamu, tolong Nai." Ucap Elang dengan wajah yang memelas berharap Naira mau bicara dengan nya.
Saat Naira ingin menjawab, Erika dan Nana keluar dari toko, membuat Elang mendengus kesal karena tidak menyangka ada Nana dan Erika juga disini.
"Gak tahu malu banget ya, udah mau tunangan kata nya dengan Adik Naira, tapi masih aja ganggu Naira." ucap Erika kesal.
"Iya Lang, Naira udah nikah, seharus nya kamu harus biarkan dia bahagia, bukan ganggu terus, toh kamu juga duluan yang gak setia, seharus nya tahu aturan nya." Sambung Nana.
Elang tak ingin mendengar celotehan Erika dan Nana, ia hanya ingin bicara dengan Naira.
"Nai."
Naira tak ingin mengatakan apa pun lagi, ia berjalan masuk, Elang ingin menyusul tapi jalan nya Di hadang Erika dan Nana.
"Pergi." Ucap Erika datar, Tapi kedua mata nya tajam menatap Elang.
Elang membuang nafas berat, karena percuma saja ia berkata-kata lagi, dengan kesal ia pun pergi dari toko Naira. Sulit memang melawan Wanita kalau sedang marah.
bukan pak Cipto