NovelToon NovelToon
Pernikahan Tanpa Cinta

Pernikahan Tanpa Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Contest
Popularitas:274k
Nilai: 4.9
Nama Author: mutiara

Awalnya semua begitu indah untuknya. Memiliki keluarga yang sempurna dengan ayah dan ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya, tapi kebahagian itu hanya sementara. Cinta pertamanya di dunia ini direnggut darinya, seketika semuanya berubah menjadi duka.

Kehidupan baru mulai dijalani saat seseorang datang dan dikehidupan ibunya. Menjadi anak tiri dari seorang pengusaha yang sukses dan hidup dengan kemewahan yang dirasakannya.

Tapi..., semua tidak seindah yang dijalaninya. Hanya ada kesedihan yang dirasakannya karena penghinaan yang didapatnya dari orang yang sangat disayanginya.

Wanita itu hanya berharap mendapatkan kebahagian, memiliki sosok pelindung yang baru untuknya. Sampai akhirnya sebuah takdir kehidupan yang tak terduga, menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya.

Tidak ada cinta,tidak ada kebahagian yang dirasakannya, hanya ada sebuah rahasia besar yang tersimpan di dalam pernikahan itu.

Hanya menunggu kapan Rahasian itu terbongkar dan menjadi Bom waktu di pernikahan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31 Penyambutan

Gwen memperhatikan sekelilingnya, memandangi para tamu dan keluarga yang menghadiri pernikahannya. Semua wajah mereka terlihat begitu bahagia, terutama kedua orang tua Kenichi yang merasa bersyukur karena anak tunggal mereka akhirnya telah menikah dan memiliki seorang istri.

Kenichi terus menggenggam tangan Gwen, menghampiri para tamu yang datang dan menyapa mereka.

"Hey Kenichi, selamat ya", ucap Deren,rekan bisnisnya.

"Terima kasih. Perkenalkan ini istriku Gwen", ucapnya.

Mendengar Kenichi memperkenalkan dirinya sebagai istrinya dihadapan orang- orang membuat perasaan Gwen begitu bahagia, ketika dirinya diakui sebagai istri.

"Senang berkenalan dengan mu, Gwen", ucap deren.

"Aku juga", balas Gwen.

Hanya beberapa menit Kenichi dan deren saling berbincang-bincang, lalu dia kembali membawa gwen berkeliling menyapa para tamu yang lain termasuk sanak keluarga kenichi yang hadir dalam acara pernikahan mereka.

Acara yang panjang itu akhirinya selesai juga, satu persatu tamu undangan berpulangan hanya tinggal keluarga inti saja yang masih berada di hotel tersebut. Mereka masih menunggu Gwen yang sedang mengganti gaun pernikahannya, sebelum mereka bersama-sama pulang kerumah orang tua kenichi sebagai salah satu tradisi yang selama ini ada di keluarga besar Nakagawa.

"Sayang", ucap minori yang menghampiri Gwen diruangan ganti.

"Ibu", ucap Gwen yang langsung memeluk erat minori.

Keduanya saling berpelukan untuk sesaat, sampai akhirnya saling melepaskan diri mereka.

"Gwen, semua koper -koper mu sudah ibu turunkan. Ibu sudah memberitahu kenichi dan dia sudah memasukan semua barang- barang kamu di mobilnya", jelas minori.

"Terima kasih, bu", ucap Gwen yang memegang erat kedua tangan minori.

Kedua mata minori terlihat berkaca- kaca sambil mengelus lembut rambut gwen. "Dengar sayang, jadilah seorang istri yang berbakti dengan suami kamu. Jangan pernah membatah sedikitpun perkataan suami kamu, apa kamu mengerti?"ucap minori.

"Iya bu, Gwen mengerti", jawabnya.

"Ibu sangat menyayangi kamu, jangan pernah melupakan itu. Ibu akan selalu ada untuk mu ", ucap minori.

"Aku juga sangat menyayangi ibu, aku pasti sangat merindukan ibu", ucap Gwen

"Datanglah kerumah ibu, kapanpun kamu merindukan ibu. Itu juga jika kamu mendapatkan izin dari suami kamu sayang", ucap minori.

"Hmmm", jawab Gwen.

"Kalau begitu ibu pergi dulu. Sampai jumpa sayang", ucap minori, dipeluknya kembali putrinya itu sebelum meninggalkan Gwen.

"Sampai jumpa, bu", ucap Gwen.

Diluar ruangan, Kenichi sudah berdiri menunggu Gwen. Langkah kaki gwen terhenti saat dia melihat Kenichi yang berdiri depan pintu ruangannya. Penampilannya kini telah berubah, tidak ada lagi jas formal yang dikenakannya, hanya ada kemeja berwarnah putih lengan panjang yang digulung sesiku nya dengan perpaduan celana panjang berwarnah coklat tua.

"Apa kamu sudah siap?"tanya Kenichi.

"Sudah", jawab Gwen.

Kenichi kembali menggenggam tangannya, mereka bersama-sama berjalan menuju loby hotel untuk menemui beberapa keluarga yang dari tadi telah menunggu kedatangan mereka.

"Kita sudah bisa berangkat sekarang?"tanya mina.

"Sudah, bu", jawab Kenichi yang masih menggenggam tangan Gwen .

"Kalau begitu sampai ketemu dirumah",ucap mina.

"Baik", jawab Kenichi.

Kedua orang tua Kenichi dan keluarganya yang lain telah duluan pergi meninggalkan hotel tersebut, Kenichi langsung menarik tangan Gwen untuk masuk kedalam mobil yang akan membawa mereka, lalu dia masuk kedalam mobil.

Mobil yang mereka tumpangi melaju pergi meninggalkan hotel mewah itu menuju ke kediaman orang tua Kenichi. Sepanjang perjalanan keduanya hanya berdiam diri tanpa mengatakan apa-apa. Gwen hanya menyadarkan tubuhnya yang mulai terasa lelah sambil menatap keluar jendela, begitu juga Kenichi yang sibuk dengan ponsel ditangannya.

Hampir setengah jam diperjalanan, mobil itu memasuki kediaman Nakagawa. Kenichi langsung keluar dari mobil dan mengulurkan tangannya untuk Gwen yang justru terlihat linglung saat telah sampai.

"Kenapa masih didalam? Turunlah", ucap Kenichi.

Jantungnya tiba- tiba kembali berdetak cepat, rasa gugup itu kembali saat harus melangkahkan kakinya memasuki rumah mewah itu. Perasaan canggung begitu dirasakannya, ketika harus berada diantara keluarga besar Kenichi yang belum sepenuhnya dikenalnya.

"Kalian sudah sampai?"sambut mina.

"Dimana yang lain,bu?"tanya Kenichi.

"Yang lain langsung kembali kerumah mereka. Hanya tinggal bibi imoto, tapi karena kelelahan sepertinya mereka sudah istirahat dikamar", jelas mina.

"Baiklah bu, kalau begitu aku antar Gwen dulu kekamar", ucap Kenichi.

"Baiklah, kalian juga pasti sangat lelah", kata mina

"Permisi, bu", ucap Gwen.

Mereka menaiki anak tangga menuju kelantai dua, Kenichi langsung membuka pintu kamar dan mempersilahkan Gwen untuk terlihat dahulu masuk kedalam. Setibanya didalam kamar, mereka sama-sama terdiam dalam keheningan. Mata Gwen berputar memperhatikan sekeliling kamar yang cukup luas, bahkan kamar itu dua kali lipat lebih luas dari kamar tidurnya dulu.

Warnah-warnah terang mendominasi suasana ruangan kamar itu, warnah putih dan coklat begitu familier menghiasi setiap sudut dari kamar tersebut. Kenichi terus memandangi Gwen yang masih fokus memperhatikan kamar tersebut, dia menunggu Gwen sampai melihat kearahnya.

"Apa sudah selesai memperhatikan ruangan kamar ini?"tanya Kenichi.

"Ada apa?"tanya Gwen, dia sama sekali tidak menyadari kenichi yang memperhatikannya.

"Aku turun kebawah dulu, untuk mengambil koper- koper kamu", ucap Kenichi.

Gwen hanya mengangguk, kemudian matanya kembali fokus melihat ruangan kamar barunya. Dia mulai berjalan pelan melihat setiap bagian yang ada di kamar tersebut, dibukanya toilet yang terlihat begitu luas di dalamnya, kemudian dia memeriksa lemari pakaian yang ada disana, lemari itu masih terlihat kosong hanya ada beberapa pakaian milik Kenichi di dalamnya.

"Apa yang sedang kamu periksa?

Suara Kenichi yang muncul tiba-tiba sontak saja langsung mengagetkan Gwen yang sama sekali tidak menyangka bahwa Kenichi telah kembali

"Tidak ada", jawabnya , dia langsung menutup lemari pakaian itu.

"Ini koper kamu. Apa kamu membawa semua barang-barang kamu dari rumah mu? Ini sangat berat", ucap ketus Kenichi.

"Maaf", jawab Gwen, yang merasa bersalah

"Mandilah, aku akan keluar", ucap Kenichi yang pergi meninggalkan Gwen sendirian didalam kamar.

Gwen langsung berjalan menuju ke kopernya, dia mulai memeriksa satu persatu koper bawaannya. Hal yang pertama kali dicarinya di dalam kopernya adalah peralatan mandi miliknya, kemudian dia mengambil handuk yang berada di tumpukan paling bawah di bajunya.

Tangannya mulai memilih-milih pakaian yang akan dikenakannya malam ini, dia sama sekali sangat bingung dengan pakai yang harus dipakainya.

"Apakah aku langsung mengenakan piyama?" gumamnya. Matanya melirik kearah jam tangannya, waktu masih menunjukkan pukul delapan malam, terlalu cepat dirasanya jika harus mengenakan piyama tidur.

Memilih pakaian yang akan dikenakannya saja benar- benar menguras pikirannya, dia sama sekali tidak ingin memberikan kesan yang tidak baik dihadapan kedua orang tua Kenichi yang kini telah menjadi ayah dan ibu mertuanya.

"Baiklah, aku akan mengenakan dress ini saja",ucapnya.

Setelah mendapatkan baju pilihannya, dia kembali menutup kopernya, lalu pergi menuju kekamar mandi. Hal yang pertama kali ingin dilakukannya dari tadi adalah membilas wajahnya yang penuh dengan makeup, riasan yang tebal membuat wajahnya sama sekali tidak nyaman. Lalu dia mulai menyikat giginya, sampai akhirnya dia berjalan menuju kearah sebuah bathub yang yang berada ditengah-tengah kamar mandi itu. Bathub itu cukup besar, bahkan bisa dua orang masuk didalamnya untuk berendam bersama-sama.

"Ahhh, rasanya segar sekali", ucapnya sambil mencoba memejamkan kedua matanya.

Sekitar dua puluh menit dia berada di dalam kamar mandi. Setelah selesai berendam dirinya, dia mengambil handuk putih yang digantungnya dan melilitnya dibawah ketiaknya menutupi tubuhnya yang putih mulus.

Dikenakannya dress biru yang menjadi pilihannya, disisir nya rambutnya yang kusut tanpa mengenakan makeup apapun diwajahnya. Saat dia telah selesai dengan segala aktivitasnya, dia kembali terlihat bingung dengan apa yang harus dilakukannya setelah itu.

Berada di rumah yang masih asing baginya, benar- benar membuatnya merasa tidak nyaman. Situasinya yang saat ini dirasakannya, membuatnya kebingungan sendiri tanpa ada yang mengarahkannya, bahkan Kenichi meninggalkannya sendirian dan belum kembali- kembali dari tadi

"Lebih baik aku kebawah ", gumamnya. Dibukanya pintu kamar itu,lalu ditutupnya kembali dan turun kebawah.

Dibawah, suasana benar- benar sunyi. Dia sama sekali tidak menemukan siapapun disana, bahkan dia tidak melihat Kenichi. Dia hanya berdiri kebingungan, sampai seseorang menepuk pundaknya dari belakang. "Gwen".

"Ehm, kakak sakura", ucapnya, wajahnya terlihat bahagia saat bertemu dengan sakura.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Apa kamu membutuhkan sesuatu?"tanya sakura.

"Tidak kak, aku cuma bingung dikamar.Makanya aku turun kebawah , ternyata dibawah juga aku tidak menemukan siapa-siap", ucap Gwen.

"Yang lainnya sepertinya sudah istirahat dikamar, termasuk bibi", jawab sakura.

"Ahhh, mereka pasti kelelahan", ucap Gwen.

"Tapi dimana kenichi? Dan kenapa kamu tidak istirahat Gwen?"tanya sakura.

"Aku belum mengantuk kak. Kakk sendiri sedang apa?"tanya Gwen.

"Membuat ini", ucap sakura sambil menunjukan segelas susu ditangannya.

"Susu untuk ibu hamil", ucap Gwen.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kamu kekamar kakak dan mengobrol-ngobrol disana", ucap sakura ,dia begitu antusias, setidaknya dia bisa sedikit mencari informasi dari Gwen.

"Tapi kak, apa tidak masalah jika aku kekamar kakak? Bagaimana dengan kakak daichi?"tanya Gwen.

"Tenang saja Gwen, daichi tidak ada",balas sakura.

"Baiklah", ucapnya.

Gwen langsung memegangi satu tangan sakura, membantunya berjala dengan pelan-pelan kekamarnya yang berada di lantai satu. Dibukanya pintu kamar itu, lalu Gwen langsung membatu sakura duduk di sebuah bangku panjang yang ada di kamar tamu yang mereka tempati.

"Terima kasih Gwen", ucap sakura.

"Jangan katakan itu kak. Ini adalah kewajiban seorang adik menjaga kakaknya yang sedang hamil", ucap Gwen, dengan senyumnya yang tampak begitu tulus kepada sakura.

Mendengar ucapan itu membuat sakura hanya bisa tertawa. Dia benar- benar tidak salah dengan apa yang ada dipikirannya, Kenichi begitu beruntung memiliki istri yang sangat baik. Betapa bodohnya dia jika menyia -nyiakan istri seperti gwen yang cukup sempurna bagi sakura yang menilainya meski baru mengenalnya beberapa jam yang lalu.

Bersambung.

1
dayu okayani
Luar biasa
Ida S
lha kok jln ceritanya terputus,kelanjutannya gimana JD ngambang.tolong lanjut dong Thor🙏
Srimurni Nurjanah Sitorus
Alexa mau cari teman ternyata musuh
Srimurni Nurjanah Sitorus
oh Alexa ternyata cuma anak angkat
Srimurni Nurjanah Sitorus
ayo Kenichi jujur sama Gwen mengenai Yukari
Srimurni Nurjanah Sitorus
Arga jelaskan pada Alexa biarpun sahabat gak perlu urusi hal pribadi Kenichi harus tau batasannya apalagi udah nikah
Srimurni Nurjanah Sitorus
Alexa gak sadar udah diperingati jangan mengusik Gwen waktu Rebecca menghujatnya
Srimurni Nurjanah Sitorus
makanya Yukari jangan sombong
mrn_zhnnnsa
lanjut lagi dong lagi seru banget cerita nya nih
mrn_zhnnnsa
lanjut lagi dong
Wiyah
blm selesai g seru ini
April Ayuogo
gantung thor lnjut donk ttp smngat author
Azka Dias Pratama
ayolah thor up lgi,slesai kan dlu ctranya..
penasaran nih gmna ending nya,msa ya d cut aja smpe dsni???
Luki Tritjahjawati
kpn update lagi?
Desni Zhou
gak boleh gitu dong Thorr,,,harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan novel Pernikahan Tanpa Cinta,,,Masa Thorr gak bertanggung jawab utk menyelesaikan misi yg Thor kerjakan...
Azka Dias Pratama
gmna sich??
kok gantung gini crtanya??
Hanna Devi
keren KK.. 👍
Luki Tritjahjawati
ayo thor uplagi
Luki Tritjahjawati
diselesaiin dulu pernikahan tanpa Cinta dgn up terus thor jangan buat certanya setengah 2
Luki Tritjahjawati
selesaiin dulu author yg bsik spy kita puas n tdk kecewa. upu ttg Gwen dulu baru buat crita lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!