Geng motor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayliz_Mavka97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ZONA NYAMAN
..."Buat apa lo nunggu di tempat parkir yang sama terus menerus kalau orang yang lo tunggu ternyata malah pilih parkir di tempat lain, PERCUMA!"...
...~ Aileen Shaenetta Auristella Z. Wulgros ~...
Milan, Italia
Markas Black Dragon
Satu minggu kemudian
Setelah pencarian yang dilakukan oleh Arzhel dan Sheina selama satu minggu, akhirnya mereka berdua menemukan semua pilar yang dimiliki oleh Joshua.
Saat ini Arzhel, Sheina, dan para sahabatnya sedang berlatih untuk peperangan yang akan mereka lakukan minggu depan.
Bukan cuman mereka, tapi para orang tua juga ikut latihan, mengasah kemampuan yang mereka miliki untuk melawan Joshua.
Joshua sebelumnya sudah mengirim surat untuk berperang pada Mafia milik keluarga Arzhel, dan Arzhel menerima tantangan peperangan yang diajukan oleh Joshua. Mereka sedang berlatih dengan keras, agar bisa memenangkan peperangan itu.
"Bos, kita istirahat dulu, gue capek banget," ucap Daren dengan nada lelah.
"Istirahatlah!" titah Arzhel.
Setelah mendengar perintah Arzhel, mereka semua berjalan ke arah tempat duduk yang ada di sana.
Mereka memang berlatih dengan keras selama beberapa hari ini, tidak peduli pagi, siang, malam, jika mereka memiliki waktu senggang pasti mereka akan menggunakannya untuk berlatih.
Terutama untuk Nana, Agatha, dan Keyvara yang memang baru kali ini akan turun langsung ke lapangan untuk berperang.
Meskipun mereka memiliki kemampuan beladiri yang cukup mengesankan, tapi kemampuan mereka masih perlu dilatih, apalagi ini kali pertama untuk mereka bertiga secara langsung turun ke lapangan berperang, untuk melawan salah satu kelompok mafia yang memiliki ribuan anggota yang kejam dan tidak pandang bulu.
Berbeda dengan Sheina dan keempat sahabat kecilnya yang memang sering ikut dalam misi yang biasa dilakukan oleh Sheina untuk membantu kedua Kakaknya, apalagi keempat gadis cantik itu memang dilatih oleh Edrick dan Leon secara langsung saat mereka masih berusia 13 tahun.
Arzhel berjalan ke arah Sheina yang masih serius meracik racun dan senjata.
"Honey," panggil Arzhel.
Sheina menoleh. "Kenapa?" tanyanya.
"Istirahat dulu, nanti lanjut lagi" titah Arzhel lembut. "Ayo," ajaknya.
"Sebentar," jawab Sheina membereskan peralatan miliknya.
"Ayo," ajak Sheina mengulurkan tangannya ke arah Arzhel.
Arzhel tersenyum dan meraih uluran tangan Sheina, mereka berdua berjalan ke arah para sahabat dan keluarganya berkumpul.
Saat mereka berdua sampai, Arzhel menarik kursi untuk gadisnya, hal itu membuat kedua orang tua Arzhel dan Sheina tersenyum bahagia melihat hubungan kedua anaknya.
"Bocil, senjata pesanan gue udah jadi? Belum?" tanya Farel.
Farel Kendrick Blevine, cowok tampan blasteran ini merupakan sepupu Sheina, ia adalah pacar Keyvara, dia anggota baru dari The King Devil's, ahli dalam pedang, atlet panah, dan renang. Farel bergabung dengan The King Devil's baru beberapa hari yang lalu karna permintaan mendiang adiknya.
"Sudah Abangke," jawab Sheina dingin dan ketus.
Farel mendengus kesal mendengar jawaban adiknya. "Yaakk, Bocil nggak usah tambahin ke' di belakangnya," protesnya pada Sheina.
Sheina hanya mengangkat bahu acuh.
"Princess," panggil Vernon.
Vernon Valentino Blevine, cowok tampan berwajah tegas, dengan hidung mancung, mata tajam, cowok manly idaman sejuta umat ini merupakan kakak kandung Farel, sekaligus kakak sepupu Sheina.
Sheina menoleh ke arah Vernon. "Iya Bang," jawabnya dengan tersenyum cantik.
Semua orang mendelik saat melihat perbedaan sikap Sheina saat membalas panggilan Farel dan Vernon, hal itu membuat Farel melirik sinis sang adik.
"Iyiii biiing, cih. Giliran sama Abang aja, lo ngomong sopan kayak gitu. Kalau sama gue, lo nggak ada sopan-sopannya ya' bocil, gini-gini gue juga Abang lo, huh!" cibir Farel kesal.
Sheina hanya melirik Farel malas. "Gue juga ibing lo, cih. Situ aja nggak ada sopan-sopannya sama gue," balasnya.
Keluarga dan sahabat Sheina yang sudah tau, kalau Farel dan Sheina itu seperti kucing dan tikus saat bertemu hanya menghela nafas. Sedangkan yang lainnya menatap keduanya dengan heran.
"Heh Bocil, kapan gue nggak sopan sama lo, hah?" tanya Farel berdiri berkacak pinggang menantang Sheina.
"Lo pernah kentut sembarangan ya, Abangke, dan gue ada di sana, mana kentut lo bau sampah lagi," jawab Sheina ikut berdiri berkacak pinggang.
"Ya ampun, bocilll itu kejadian 10 tahun lalu, masih dendam aja lo. Lagian ya, gue bisa kayak gitu juga gara-gara lo yang kasih makanan gue obat pencuci perut," jelas Farel.
"Lah, emang gue yang buat lo diare?" tanya Sheina polos.
"Ya tuhan Sheiiiiiii, ihhh gemas banget gue sama lo. Emang adik durhaka ya lo," geram Farel.
"Apa lo bilang hah! Lo tuh yang kakak durhaka," teriak Sheina.
"Yaakkk, nggak ada sejarah kakak durhaka, justru lo pemegang rekor adik paling durhaka. Gue itu kakak yang paling baik dan tampan sedunia mirip JIN BTS," balas Farel mengangkat dagu sombong.
Uwekh!
Sheina bergaya muntah. "Muka lo kayak upil kuda! Ganteng dari mananya, nggak usah sama-samain muka lo sama OPPA JIN. Karna muka lo terlalu jauh berbeda sama dia, UPIL KUDA!" ejek Sheina pada Farel.
Farel yang mendengar ejekan adiknya, menaikkan lengan tangannya. "Yaaaakkk, sembarangan banget lo sama-samain gue sama upil kuda, lo nggak lihat muka gue ganteng spek Pangeran Yunani gini, kok," teriaknya kesal, menggulung lengan bajunya.
Sheina menatap Farel dengan tatapan mengejek. "Cih, titisan Pangeran Yunani dari Hongkong, muka lo bahkan lebih jelek dari pantat sapi," cibirnya.
Orang-orang yang ada di sana melongo mendengar pertengkaran mereka, kecuali para sahabat dan keluarga Sheina. Meraka hanya menghela nafas jengah karna sudah biasa melihat kedua manusia tidak akur itu.
Farel semakin melotot mendengar ucapan adiknya.
"Apa lo! Melotot-melotot kayak gitu, lo pikir gue takut, hah! Mau war? Ayo sini!" tantang Sheina, dia menggulung lengan bajunya ingin berjalan ke arah Farel tapi tidak jadi.
"Ai, duduk!" tegur Edrick pada cucunya.
Sheina yang mendengar suara Grandpanya seketika ciut, dia kembali duduk di kursinya dengan wajah kesal dan cemberut, Sheina menghentakkan kakinya beberapa kali.
"Pfftt, mampus!" cibir Farel.
Sheina menoleh ke arah Farel dan melempar botol minuman ke arahnya. Untung saja lelaki tampan itu punya refleks yang baik, jika tidak mungkin saat ini kepalanya akan benjol kena botol minuman itu.
"Heh bocil, jidat paripurna gue bisa benjol gara-gara lo," ucap Farel kesal.
"Nyenyenyeee," cibir Sheina.
"Lo..." ucapan Farel terpotong, ia mendapat teguran dari Papinya.
"Farel!" tegur Calvin.
Rivaldo Calvin Blevine, Kakak dari Mamanya Sheina, Papi Vernon dan Farel.
"Mampus! Lo, Mampus! Rasain!" ejek Sheina menjulurkan lidahnya.
"Aileen!" tegur Edrick.
Mendengar Edrick menyebut namanya, gadis cantik itu langsung ciut, dia menunduk.
"Kalian berdua lari 50 putaran, SEKARANG!" titah Edrick.
Arzhel melotot mendengar gadisnya akan dihukum.
Sheina langsung berdiri dari tempat duduknya, Farel juga berdiri dan berlari, tapi mereka berdua kembali adu mulut.
"Ini gara-gara lo Abangke, kita jadi dihukum," ucap Sheina.
"Heh bocil, ini itu gara-gara lo! Yang nantangin gue," balas Farel.
"Ck gara-gara lo," decak Sheina.
"Gara-gara lo," balas Farel tidak mau kalah.
Mereka berdua lari sambil mendorong tubuh satu sama lain, Edrick yang melihat hal itu menghela nafas, dan mengambil megaphone toa.
"Hukuman kalian jadi 100 putaran, push up 100, jalan jongkok 100, sit-up 100, kalau kalian masih berdebat lagi. Grandpa akan tambah jadi 500," teriak Edrick melalui megaphone toa.
Sheina dan Farel yang mendengar hal itu berhenti, mereka berdua saling lempar tatapan permusuhan.
"Ck," decak Sheina menginjak kaki Farel dan berlari.
"Aarrgghh..." jerit Farel.
"Aileen, hukuman kamu jadi 500!" titah Edrick.
Arzhel dan para sahabatnya melotot mendengar hal itu.
"Grandpa itu terlalu banyak," protes Arzhel.
Edrick terkekeh kecil mendengar protes Arzhel. "Tenang saja boy, Princess kecilku tidak selemah itu. Hitung-hitung itu latihan untuknya, setelah sekian lama," jawabnya santai.
Arzhel hanya mampu menghela nafas mendengar hal itu, dia ingin berdiri tapi tidak jadi.
Edrick yang melihat pergerakan Arzhel. "Hukuman Ai, akan bertambah kalau kamu bergerak dari tempatmu," ucapnya.
Arzhel menatap Edrick dengan tatapan tajam.
"Duduklah, boy! Tidak perlu khawatir, cucuku sangat kuat, dia sudah biasa," tambah Edrick.
Arzhel menghela nafas dan duduk kembali, dia terus mengikuti pergerakan Sheina, dia tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun.
Edrick memang dikenal dengan sifat dingin, tegas, kejamnya, terlebih lagi dalam hal mendidik anak dan cucu-cucunya, dia memang sering memberikan latihan berat pada sang anak dan cucunya, itulah kenapa Sheina santai menerima hukuman seperti itu karna dia sudah biasa.
Keluarga Sheina memiliki aturan yang sangat ketat, hidup di lingkungan keluarga Sheina berasa jadi training militer tiap hari.
Contohnya : Dalam keluarga Sheina memiliki aturan makan yang sangat mengerikan, saat ada anggota keluarga yang datang terlambat ke meja makan.
Jika orang itu datang terlambat 5 detik dari jadwal makan yang sudah ditentukan maka orang itu hanya boleh makan dengan satu jenis lauk saja, dan tidak boleh menambah.
Jika orang itu terlambat satu menit datang ke meja makan maka dia hanya boleh makan nasi dengan sambal.
Kejam!
Masih banyak aturan yang dibuat oleh mendiang Nenek Alysa yaitu Ibu Edrick, untuk mendisiplinkan anggota keluarganya, yang masih mereka lakukan sampai sekarang meskipun beliau sudah tidak ada.
***
Beberapa jam kemudian
Malam hari
Semua orang sudah berkumpul di meja makan, Sheina juga sudah melakukan semua hukumannya dengan sukses, begitu juga Farel.
Mereka menjalani hukuman dengan santai karna sudah biasa, terutama Sheina yang dulunya pernah dilatih oleh mendiang Kakek Marco dan Nenek Alysa yang merupakan jendral tentara.
Semua orang menatap kagum pada Sheina, setelah gadis itu selesai melakukan semua hukuman yang diberikan oleh Edrick dengan santai.
Sheina terlihat biasa saja setelah menjalani semua hukuman itu, dia bahkan bertanya pada Edrick, apa hukumannya nggak ditambah lagi? Mumpung aku masih semangat, karna ucapan santai gadis itu membuat semua orang melongo tidak percaya atas respon santai Sheina terhadap hukuman yang dia dapat, para sahabat Arzhel saja meringis ngeri terhadap hukuman yang Sheina dapat.
Justru Arzhel lah yang terlalu khawatir terhadap gadisnya, dia takut Sheina akan kelelahan, saat Edrick ingin menambah hukuman Sheina dia segera protes dan menentang hal itu, Arzhel mengatakan gadisnya bisa jatuh sakit jika dia diberi hukuman lebih berat lagi.
"Kita makan sekarang!" titah Edrick.
Mereka semua makan dengan tenang.
Beberapa menit kemudian, mereka berkumpul di ruang keluarga setelah makan.
"Kenapa lo? Dari tadi murung kayak gitu?" tanya Keyvara menatap Nana.
"Paling gara-gara si James sialan itu lagi," celetuk Jeslyn.
"Lo diapain lagi sama dia?" tanya Agatha.
"Biasa, dia marah-marah karna gue nggak bisa dihubungi selama beberapa hari ini," jawab Nana.
"Putus aja kali Na, lo nggak capek? Tiap hari makan hati terus-terusan pacaran sama dia," ujar Keyvara.
"Gue udah beberapa kali minta putus Key, tapi lo tau sendiri kan, Nyokapnya James punya penyakit jantung, jadi gue nggak bisa bertindak gegabah," jawab Nana.
"Setiap kali gue putusin James pasti dia bawa Tante Arin ketemu gue, kalau gue lihat Tante Arin sedih apalagi jatuh sakit gue jadi nggak tega," tambah Nana.
"Sayangnya lo cuman dimanfaatin sama mereka, karna Nyonya Arin tidak memiliki penyakit sama sekali, dia sangatlah sehat," ucap Sheina dengan nada dingin.
Semua orang yang ada di sana menatap Sheina.
"Tap..." ucapan Nana terpotong.
"Berbicara tanpa bukti itu akan selalu sia-sia, jadi lo silahkan lihat semua kebusukan keluarga Bastard! Itu," tambah Sheina memberikan tab pada Nana.
Nana mengambil tab yang diberikan oleh Sheina, dia dan yang lainnya melihat cctv yang menunjukkan kebenaran ucapan Sheina.
"Brengsek! Putuskan dia sayang, Papa tidak mau tahu kamu harus segera memutuskan hubungan dengannya. Setelah apa yang keluarga kita lakukan pada mereka, ternyata mereka sebejat inin" ucap Arya.
Aryasatya Rafandra Matrix, Papa Nana.
"Iya Papa," jawab Nana menatap tajam ke arah tab, dia mengepalkan tangannya erat saat mengtahui perilaku bejat dari kekasihnya.
"Kenapa lo nggak pernah bilang Shei?" tanya Nana.
"Gue pernah ngomong sama lo kan waktu itu, tapi lo nggak percaya. Makanya gue kumpulin bukti itu semua supaya lo percaya," jawab Sheina dingin.
Nana terdiam, Sheina memang pernah memberi peringatan pada dirinya tapi dia tidak percaya, apalagi saat itu Sheina tidak memiliki bukti apapun.
"Maaf," lirih Nana.
"Mending lo putusin sekarang deh!" titah Keyvara menatap iba sahabatnya.
Nana mengangkat pandangannya, hubungannya dengan James sudah berjalan 2 tahun, dan Nana memang mencintai James dengan tulus, meskipun sikap James kadang membuat Nana ingin putus darinya tapi dia masih sayang sama James, makanya setiap kali James minta balikan dia akan mau.
Sheina yang melihat tatapan Nana. "Na, buat apa lo nunggu di tempat parkir yang sama terus menerus, kalau orang yang lo tunggu, ternyata malah pilih parkir di tempat lain, PERCUMA!" pesannya penuh penekanan.
"Pandangan lo jangan fokus sama orang yang nggak pantas lo fokusin, lihatlah di sekeliling lo, nyatanya ada orang tulus yang selalu menunggu lo buat jadi rumah ternyaman untuknya, sayangnya lo yang nggak pernah melihat ke arah dia," tambah Sheina melirik Zayden.
DEG!
Zayden tersentak saat melihat Sheina meliriknya, Zayden memang menyukai Nana dari dulu.
"Lo udah cukup berjuang, sekarang lo harus keluar dari zona nyaman lo, dan cari kebahagian lo sendiri, tanpa mengharapkan orang yang nggak pantas lo harapkan," sambung Sheina.
"Lo terlalu berlian untuk manusia sampah! Kayak si Bastard! Itu, hidup lo masih panjang untuk terus menunggu orang yang sama sekali nggak pantas lo perjuangkan, nyatanya ada orang yang lebih berhak dapat semua perhatian dari lo itu," lanjut Sheina lagi-lagi melirik ke arah Zayden.
Nana menatap Sheina dengan mata-mata yang berkaca-kaca, Nana paham maksud sahabatnya itu. Nana juga tahu siapa yang Sheina maksud, karna memang dulu Zayden pernah menyatakan cinta pada Nana, tapi saat itu Nana menolak dan memilih balikan pada James karna permintaan Mama James.
Maksud dari tempat parkir yang Sheina katakan yaitu James hanya menjadikan Nana sebagai pelarian semata saat dia membutuhkan bantuan Nana maka dia akan datang, tapi setelah urusannya dengan Nana selesai maka James akan pergi dan hilang tanpa kabar.
Sama seperti seseorang yang menjadikan parkiran hanya tempat pemberhentian sementara, begitu juga dengan James dan keluarganya bersikap pada Nana, dia hanya memafaatkan kebaikan Nana saja.
Orang yang Sheina maksud adalah Zayden, selama ini dia selalu ada di sisi Nana apapun yang terjadi, saat Nana bertengkar dengan James pasti Zayden yang akan selalu ada buat Nana seperti sebuah rumah yang menjadi tempat berteduh seseorang, itulah Zayden bagi Nana, hanya saja Nana selalu menganggapnya sebatas sahabat tidak lebih.
Semua orang yang ada di sana menatap kagum pada Sheina atas opini yang dia berikan, kata-kata yang sangat berkelas.
Arzhel tersenyum bangga menatap gadisnya. "Kamu memang selalu buat aku jatuh hati Ai, kamu berhasil buat aku jatuh ke dalam jurang yang paling dalam karna semua keistimewaan yang kamu miliki. Ti amo davvero, Ai," ungkapnya dalam hati menatap dalam Sheina.
(Aku sangat mencintaimu)
"Pantas saja mendiang Kakek bersikeras ingin menjodohkan Arzhel dengan Sheina, ternyata karna dia memang berlian yang tersembunyi yang memiliki banyak keistimewaan," puji Nathan dalam hati, dia menatap kagum calon menantunya.
Wah calon mantu!
Andai saja Sheina mendengar hal itu, pasti dia akan salting brutal lagi.
"Hatchi!"
Suara bersin Farel yang sangat keras membuat semua orang yang tadinya terdiam langsung tersentak kaget.
Puk!
Sheina menepuk pundak Farel. "Lo, memang nggak ada sopan-sopannya ya', bersin nggak permisi dulu, buat orang jantungan aja. Mana suara bersin lo, Jelek! Melebihi suara klakson mobil rusak lagi," cibirnya.
Farel melotot ingin membalas cibiran Sheina, tapi tidak jadi.
Ekhm!
Edrick berdehem menatap tajam Sheina dan Farel, untuk menghentikan aksi kedua kucing dan tikus itu kembali.
Sheina hanya memasang wajah santai saat melihat tatapan tajam Edrick, bahkan dia dengan santainya mengambil makanan yang di pegang oleh Edrick dan memakannya, berbeda dengan Farel yang ciut melihat tatapan Grandpanya.
Edrick hanya mendengus kesal melihat sikap santai Sheina.
"Ini bocil, memang nggak ada takut-takutnya," lirih Ziofano geleng-geleng kepala melihat sikap santai adiknya.
*
*
*
To Be Continued
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Minggu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Selasa 🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂✨🙏😇
Selamat hari jum'at ❤️❤️😊
Thanks 🙏🏻🙏🏻❤️❤️😊😊
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Juma't Thor 👍🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Kamis🙂🙏👍
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇