Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Diusir
Pagi hari nampak mentari enggan untuk bersinar. Awan mendung seolah sengaja menghalangi sinar mentari karena beban yang masih terasa atas duka yang terjadi.
Ya.. Duka mendalam dirasakan oleh Celine Violetta Atmadja. Gadis berusia 20 tahun yang baru saja kehilangan ayah tercintanya. Celine menangis dalam diam meratapi tanah merah pemakaman ayahnya, Marcello Atmadja.
Sebelumnya ia sudah kehilangan ibu kandungnya saat ia berusia 10 tahun. Dan sekarang dia harus kembali merasakan kehilangan orang yang dia cintai.
Celine tampak bersimpuh memegang kayu nisan sang ayah. Air matanya perlahan menetes dan jatuh di tanah merah itu. "Daddy!!" lirihnya
Satu persatu pelayat meninggalkan lokasi pemakaman dan membiarkan Celine tenggelam dalam kesedihannya. Mereka ingin memberi ruang untuk Celine mengucapkan kata perpisahan kepada ayahnya.
"Kenapa Daddy pergi begitu cepat? Aku masih membutuhkan Daddy, hiks ...hiks.." Celine menghapus air matanya dan kembali berkata, "Daddy pernah bilang, walaupun Daddy menikah lagi tapi di hati Daddy hanya ada mommy. Dan pasti sekarang Daddy pasti senang bisa bersama mommy, kan?" Celine tersenyum dengan mata yang berembun menatap batu nisan disebelah makam ayahnya.
"Aku bahagia untuk kalian. Aku berjanji akan menjalani hidupku lebih baik walau tanpa kalian di sampingku. Tapi aku percaya, kalian akan mengawasi ku dari atas sana. I love you, dad, mom." Celine mengusap pelan nisan Ayahnya dan beranjak meninggalkan area pemakaman.
Dia harus pulang karena masih banyak tamu di rumahnya. Apalagi ibu dan saudara tirinya pasti mengkhawatirkan dirinya.
Tapi sesampainya di rumah, Celine justru disambut dengan tatapan tajam penuh kebencian oleh ibu dan saudara tirinya. "Mo-mom. maaf aku baru pulang. Tadi aku...." ucapan Celine terhenti saat Soraya mengangkat telapak tangannya. Wanita berusia hampir setengah abad itu memberi kode pada putrinya untuk kedalam mengambil sesuatu.
"Mom!!"
Indira, gadis berusia dua tahun lebih tua dari Celine, datang membawa koper Celine dan melemparkannya dengan kasar hingga koper tersebut terbuka dan baju Celine menyembul keluar.
"Mom, apa maksudnya semua ini?" pekik Celine
"Mulai hari ini kau tidak boleh tinggal di rumah ini. Karena apa? karena rumah dan semua aset kekayaan keluarga Atmadja sudah menjadi milikku. Jadi, sekarang kau boleh angkat kaki dari rumah ini." Sentak Soraya
Deg
Bagai tersambar petir di siang hari. Baru saja dia selesai memakamkan ayahnya, dan sekarang dia harus mengalami hal tragis dengan diusir dari rumahnya sendiri.
"Ti-tidak mungkin. Mommy pasti bercanda, kan?"
"Hei Celine, Kami sudah mengalihkan semua harta keluarga Atmadja menjadi milik kami. Jadi kau bukan siapa-siapa sekarang." teriak Indira
Celine hanya bisa menangis. Kepalanya terasa pusing. Dia tidak bisa berfikir apa-apa. Bahkan saat Soraya menyeretnya keluar, dia hanya diam saja. Sampai terdengar suara pintu yang tertutup keras membuatnya tersadar.
"Mom!!! Kau tidak bisa melakukan hal ini padaku. Mom!!" Celine terus menggedor keras pintu rumahnya. Tapi tidak ada satupun orang yang membukanya. Dia hanya bisa menangis dan pergi dari sana.
"Kenapa semua ini terjadi padaku, Tuhan? Kau mengambil orang yang aku cintai dan sekarang aku kehilangan segalanya." Celine menengadahkan menatap langit yang tertutup awan hitam. Dia menghapus air matanya dan teringat dengan pengacara keluarganya.
"Aku harus menghubungi pak Riko. Mungkin dia tahu sesuatu." Celine mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Pak Riko. Tapi beberapa kali panggilan, pak Riko mematikan ponselnya. Tapi Celine tidak putus asa. Dia kembali menghubungi Pak Riko, tapi Ponselnya sudah tidak aktif.
Celine hanya bisa menangis. Dia yakin pria itu terlibat dalam permainan ibu tirinya. Hah.. Harusnya dia menentang ayahnya saat ingin menikah dengan mantan sekretarisnya itu. Tapi karena kesepian, Celine menyetujuinya dengan harapan mempunyai teman cerita karena ibu tirinya itu mempunyai seorang putri.
Awalnya mereka sangat baik dan menyayanginya. Tapi ternyata semua itu hanya topeng belaka. Bahkan mereka tega menusuknya dari belakang.
"Aku tidak akan membiarkan mereka hidup tenang. Aku akan mengambil hak ku dan membalas mereka satu persatu. Itu janjiku." Tatapan Celine berubah tajam. Dia menghapus air matanya dan berdiri. Dia harus bertahan hidup untuk membalas orang-orang yang sudah membuatnya seperti ini. Apapun akan dia lakukan demi membalas ibu tirinya.
Dan sekarang yang harus dia lakukan adalah mencari tempat tinggal. Untungnya dia masih mempunyai sedikit uang di atm-nya. Dia harus segera mengambil semua uangnya sebelum ibu tirinya memblokir Atm-nya.
Celine pergi ke ATM terdekat dan menarik semua uang yang ada di sana. Dia tersenyum karena ibu tirinya belum memblokir kartu atm-nya.
"Aku harus mencari kontrakan." Baru beberapa langkah Celine berjalan, tiba-tiba ada mobil mewah berhenti tepat didepannya. Dan seorang wanita yang duduk di jok belakang terlihat menurunkan kaca jendela mobil.
Celine tampak tidak asing dengan wanita itu. Tapi tidak ada salahnya untuk waspada, bukan? Dia takut ada orang yang memanfaatkannya karena kelemahannya saat ini. Tapi diluar dugaan, wanita itu justru mengatakan hal yang membuat Celine tercengang.
"Masuklah!! Aku ingin berbicara denganmu. Aku bisa membantumu untuk membalas mereka." seru wanita itu
Celine terdiam. Dia terlalu takut untuk percaya dengan wanita itu. Dengan orang yang sudah lama ia kenal saja, dia bisa tertipu, apalagi dengan orang baru. Pikirnya.
"Tenang saja, aku bukan orang jahat. Aku rekan bisnis ayahmu." ucap wanita itu lagi seolah tahu apa yang Celine pikirkan.
Celine tersenyum kaku. Dia masuk kedalam mobil saat sopir membukakan pintu untuknya. Dia duduk disebelah wanita paruh baya yang terlihat masih cantik. Dia melirik sekilas dan terlihat jika wanita itu menggunakan baju serba hitam. Apa dia baru saja menghadiri acara pemakaman? Tapi dia mengaku sebagai rekan bisnis ayahnya. Jadi mungkin wanita itu datang ke pemakaman ayahnya. Hah.. Dia terlalu tenggelam dalam kesedihan sampai-sampai dia tidak tahu siapa saja rekan bisnis ayahnya yang hadir.
Celine menatap keluar jendela mobil. Entah mereka akan kemana, tapi jika benar wanita itu bisa membantunya membalas ibu tirinya, maka dia akan melakukannya.
Mobil yang ia tumpangi berhenti tepat di depan restoran mewah. Wanita itu menuntun Celine keruang VIP dan memesan beberapa makanan mahal.
"Ma-maaf Tante. Jadi, apa maksud Tante tadi?" tanya Celine membuka pembicaraan. Dia sudah tidak sabar ingin tahu maksud dari wanita itu.
"Sebelumnya aku akan memperkenalkan diri, namaku Andara Masayu, istri dari Hendra Ario Dirgantara. Kau pasti tahu siapa dia, kan?"
Deg
Celine melebarkan kedua matanya. Dirgantara? Siapa yang tidak tahu keluarga itu? Keluarga kaya nomor satu di asia. Tapi kenapa nyonya Dirgantara mau membantunya? Apa beliau tahu sesuatu? Tapi tidak mungkin keluarga besar seperti Dirgantara mengulurkan tangannya begitu saja tanpa imbalan apapun. Apalagi pada gadis seperti dirinya.
"Melihat ekspresimu, aku yakin kau tahu siapa aku. Jadi langsung saja. Aku ingin memberi penawaran untukmu. Aku akan membantumu mendapatkan kembali hakmu dan membalas orang-orang yang sudah menyakitimu. Tapi dengan satu syarat."
"A-apa Tante?" tanya Celine terbata.
"Menikahlah dengan putraku."
Deg