Elina Raffaela Escobar, seorang gadis cantik dari keluarga broken home, terpaksa menanggung beban hidup yang berat. Setelah merasakan pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, ia menemukan dirinya terjebak dalam kekacauan emosi.
Dalam sebuah pertemuan tak terduga, Elina bertemu dengan Adrian Volkov Salvatrucha, seorang CEO tampan dan misterius yang hidup di dunia gelap mafia.
Saat cinta mereka tumbuh, Elina terseret dalam intrik dan rahasia yang mengancam keselamatannya. Kehidupan mereka semakin rumit dengan kedatangan tunangan Adrian, yang menambah ketegangan dalam hubungan mereka.
Dengan berbagai konflik yang muncul, Elina harus memilih antara cinta dan keselamatan, sambil berhadapan dengan bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuinya.
Di tengah semua ketegangan ini, siapa sebenarnya Adrian, dan apakah Elina mampu bertahan dalam cinta yang penuh risiko, atau justru terjebak dalam permainan berbahaya yang lebih besar dari dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lmeilan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Keesokan paginya, suasana di rumah Adrian yang berada di kota kecil terasa lebih sunyi dari biasanya. Elina terbangun dengan perasaan yang tak bisa ia jelaskan. Semalam, ciuman tak terduga antara dirinya dan Adrian terus menghantui pikirannya. Bagaimana bisa ia membiarkan dirinya terhanyut dalam momen tersebut? Padahal, sejak awal pernikahan mereka hanyalah kontrak, sebuah kesepakatan tanpa ikatan perasaan. Namun kini, segalanya terasa berbeda.
Sambil menghela napas panjang, Elina berjalan menuju ruang makan, berharap bisa memulai hari dengan tenang. Namun, begitu ia melangkah ke dalam ruangan, ia mendapati Adrian sudah duduk di sana, tatapannya kosong, tangannya memegang cangkir kopi yang hampir kosong. Elina ragu sejenak sebelum memutuskan untuk duduk di hadapannya.
"Ada yang Tuan pikirkan?" tanya Elina pelan, mencoba memahami apa yang sedang dipikirkan oleh pria di depannya.
Adrian tetap diam beberapa saat, lalu meletakkan cangkirnya dengan perlahan. "Aku... aku… tidak memikirkan apa apa” ucapnya, suaranya terdengar seperti orang yang kebingungan.
Baru pertama kali Elina mendengar jawaban Adrian seperti itu, biasanya dia melihat Adrian dengan tatapan matanya yang tajam bagai ingin menusuk hingga menembus jantung dengan perkataannya yang sangat dingin dan penuh penekanan.
Elina menatap Adrian, merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Pria ini, yang selalu tampak kuat dan penuh kendali, kini terlihat rapuh. "Tu-Tuan Adrian, apa yang sebenarnya terjadi? ." Tanya Elina ragu
Adrian lalu memandang Elina dengan tatapan tajam namun penuh kesedihan. "Kau tahu, Elina, aku bukanlah orang yang baik. Banyak hal yang telah kulakukan di masa lalu, dan semua itu kembali menghantuiku."
Elina mengerutkan kening, merasa ada sesuatu yang lebih besar daripada sekadar masalah bisnis atau musuh yang mendekat.
"A-apa maksud Tuan?"
Adrian menghela napas panjang, seolah menyiapkan dirinya untuk membuka luka lama yang telah ia simpan rapat-rapat.
"huhftt, aku memiliki teman baik sebelum aku bertemu Daniel, dan kami sangat dekat hingga lulus dari SMA dan menempuh pendidikan di Negara I, disana kami bertemu seorang wanita yang menambah warna pertemanan kami menjadi sebuah persahabatan, kami bertiga menjadi sahabat yang baik, tapi...seiring waktu, perasaan muncul melebihi persahabatan, aku tau dia menyukainya hingga pada kejadian itu saat keluargaku meminta ku bertunangan dengan Valeria…… kejadian naas terjadi padanya aku tidak tau jika dia justru menyukai ku, itulah yang menjadikan kami musuh hingga sekarang Elina” Adrian terdiam sejenak sebelum melanjutkan pembicaraan.
“Kehidupan ku sangat gelap Elina, aku terlahir sebagai penerus satu satunya keluarga Volkov…saat aku memilih untuk tidak lagi berdiri di bawah bayang bayang ayahku… dunia gelap semakin menghantui ku” Ucap Adrian tanpa menatap Elina.
“Tu-tunggu.. ja-jadi benar Valeria Ivanova adalah tunangan anda” ucap Elina seolah merasakan sesak di dada
“Dan Dia, Dia siapa yang Tuan maksud?” tanya Elina sangat penasaran
Namun, sebelum percakapan mereka berlanjut, terdengar ketukan di pintu. Daniel datang dan menghampiri mereka dengan wajah yang biasanya tenang, kini tampak gelisah.
"Tuan, ada sesuatu yang harus anda lihat ,” ucap Daniel memperlihatkan sebuah gambar di ipad miliknya, suaranya penuh kecemasan.
“Daniel segera persiapkan mobil kita akan kembali pulang, antarkan Elina ke Mansion” ucap Adrian dingin, tatapan tajam itu kembali lagi.
Tanpa menghiraukan Elina yang duduk dengan seribu pertanyaan tentang apa maksud dari Adrian. Adrian segera meminta Elina membereskan pakaiannya untuk kembali ke Kota tempat mereka tinggal.
“Ada apa?” Ucap Elina penasaran
“Kita akan kembali ke kota”
“Kenapa …” belum sempat Elina melanjutkan perkataannya, Adrian sudah memotong terlebih dahulu.
“Cepat Eina” ucap Adrian penuh penekanan
Tanpa menjawab pertanyaan Adrian, Eina bergegas bersiap siap untuk kembali ke kota besar, ada perasaan senang namun juga penuh kecemasan, apa yang sebenarnya terjadi.
Disisi lain
“Kita akan segera mendarat Tuan Volkov” ucap seorang CO Pilot yang membawa private jet milik keluarga Volkov .
Di dalamnya duduk sepasang suami istri paruh baya dengan pakaian mewah yang membalut tubuh mereka dan paras mereka yang meskipun sudah paruh baya tapi terlihat sangat cantik dan berkarisma.
“Dad... kau tidak boleh langsung mengeluarkan amarah mu padanya” ucap wanita itu sambil menggenggam erat tangan suaminya.
“anak itu sangat sulit di atur” ucap pria itu dengan wajah memerah menahan amarah.
“Daddy...biarkan dia menentukan pilihan hidupnya sendiri” ucap wanita paruh baya itu kembali menenangkan suaminya yang mulai mengeluarkan amarahnya
“aku sudah melepaskan dia untuk memilih hidupnya tapi untuk satu ini tidak bisa Amanda, kita sudah terikat perjanjian dengan keluarga Jhon, mereka jauh lebih berpengaruh dari kita” ucapnya penuh penekanan
Wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Ibu dari Adrian Volkov Salvatrucha hanya bisa terdiam tanpa berani lagi mengeluarkan kata kata. Atau bahkan menjawab perkataan suaminya.
Kembali ke Elina
“Ada apa sebenarnya? Mengapa dia sangat suka sekali melakukan hal hal yang mendadak, menjengkelkan” ucap Elina dalam hati dengan penuh kekesalan.
Ia berjalan menuruni tangga, dilantai dasar sudah berdiri Adrian dan Daniel yang sedang berbicara.
“a-aku sudah siap” jawab Elina memotong pembicaraan mereka.
Adrian mengalihkan pandangannya menatap Elina.
“ehmm, aku akan mengantarkanmu ke Panti, sementara kamu akan tinggal bersama nenekmu...” ucap Adrian,
Tadinya Adrian ingin mengantarkan Elina pulang ke Mansion miliknya namun setelah dia pikirkan lagi, mungkin Elina akan aman jika sementara berada di panti.
“be-benarkah? Mm baiklahhh” ucap Elina merasa senang dengan perkataan Adrian, dia sangat merindukan neneknya.
Di dalam perjalanan kembali ke kota, hanya keheningan yang menemani perjalanan mereka, tidak ada percakapan antara Daniel dan Adrian bahkan dirinya pun enggan berbicara, sebenarnya banyak pertanyaan besar yang ada dalam pikiran Elina, tapi selalu saja ada hal yang membuat pertanyaan itu tak pernah mendapatkan jawaban. Elina menatap keluar jendela, melihat pemandangan bangunan rumah rumah klasik dari dalam mobil.
“Siapa dia yang Adrian maksud?” ucap Elina dalam hati sambil menatap kosong keluar jendela. Lamunan Elina terpecahkan kala Daniel mengatakan sesuatu.
“Tuan Adrian, Nyonya besar dan Tuan besar sudah mendarat, kabarnya 2 jam lagi mereka akan sampai di Mansion” ucap Daniel dengan wajah dinginnya.
“baiklah, percepat laju mobil Daniel kita harus sampai sebelum mereka tiba di Mansion, aku tidak ingin ada masalah lain lagi dari pria tua itu” jawab Adrian dengan penuh penekanan.
Elina yang mendengarkan tidak ingin menimpali pembicaraan mereka. Elina semakin dibuat bingung dan penasaran dengan apa yang terjadi, soal musuh, Dia yang Adrian ceritakan dan sekarang nyonya besar dan Tuan besar, apakah mereka orang tua Adrian atau siapa lagi?. Semua itu seolah tidak lagi hanya sebuah pertanyaan biasa dalam benak Elina. Semua itu sekarang menjadi teka teki besar yang harus Elina pecahkan.
Di Sisi Lain
Valeria sedang merencanakan sesuatu yang licik terhadap Adria , ia memanggil asistennya kedalam kamarnya.
“Jo, seperti yang ku sampaikan padamu kemaren.” Ucap Elina pada asistennya bernama Joana.
“iya nona” jawab Asistennya Joana
“Siapkan Event Party besar di Bar Besok malam, rencana ini tidak boleh gagal” ucap Valeria pada asistennya dengan raut wajahnya yang sangat licik.
“baik nona” jawab asistennya dan langsung meninggalkan ruangan itu.
Valeria telah merencanakan hal liciknya untuk medapatkan Adrian, Ia bertekad akan melakukan segala cara agar Adrian tetap menjadi miliknya, meskipun ia tau jika Adrian tidak pernah menginginkannya.
“Adrian sebelum aku meminta bantuan ayahku, biar aku yang bergerak terlebih dahulu, kamu adalah milikku Adrian. Milik Valeria Ivanova.” Ucapnya dengan penuh keyakinan .