Luka Cinta Tak Berobat
Aisyah Humaira adalah seorang gadis desa yang tinggal di rumah majikan sang mama, selama tinggal di rumah sang majikan Aisyah bersahabat baik dengan putra rumah megah itu. Ia juga dianggap seperti anak seperti anak sendiri oleh sang majikan. Namun setelah kejadian naas itu telah mengubah segalanya. Aisyah gadis yang ceriah berubah menjadi gadis pemurung dan pendiam. Aryan yang selalu curhat dengan Aisyah tiba-tiba berubah menjauh, bahkan dia menawarkan diri pada orang tuanya untuk melanjutkan studinya di luar negeri saat tahu kehamilan Aisyah. Aryan tak ingin dimintai pertanggungjawaban karena tak memiliki rasa pada sahabatnya. Akhirnya Aisyah memutuskan membesarkan anaknya seorang diri. Aisyah lebih memilih menyembunyikan Ayah dari anak yang dikandungnya hingga pergi dari rumah megah itu. Ia akan membawa lukanya sendiri, tak perlu ada orang lain ikut merasakannya karena kesalahannya di malam itu. Cintanya hanyalah sebuah batas impian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindahfizz88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.25
Pagi hari begitu sejuk menyisakan embun menusuk dinding kulit. Suara angin bersemilir berhembus menerpa keheningan. Bunga-bunga bermekaran di sepanjang jalan. Saat ini Aryan dan Bram menunju sebuah desa yang tidak pernah dikunjungi sebelumnya. Rasa penasaran terpatri dalam diri pemuda itu ketika teringat Aisyah.
" Lagi mikirin apa?" sang ayah membuyarkan lamunan.
Aryan terkesiap lalu menggeleng kepala.
" Sebentar lagi kita akan ketemu Aisyah dan ibunya. Semoga mereka tidak terkejut dengan kedatangan kita." ucapnya.
Aryan terlihat kikuk lalu memaksakan diri tersenyum kecil.
"Bagaimana reaksi Aisyah jika melihatku nanti?" batinnya.
Ada sebuah harapan tipis untuk bertemu dengan wanita itu.
" Apakah Aisyah membencinya?"helaan nafas berat terdengar dan Abraham menoleh padanya.
" Jangan menyembunyikan sesuatu dari ayah! Katakan sejujurnya dan ayah akan membantumu.
Aryan menanggapinya dengan kekehan sinis.
" Kalau aku bilang ingin melamar Zahra setelah pulang dari desa ini, bagaimana? Ayah ingin bantu?"
Abraham tidak menjawab, mulut itu membungkam seketika. Aryan tidak tahu bahwa saat ini Abraham tengah mencari keberadaan Aisyah. Dia mencurigai sesuatu hingga Bu Marni meninggalkan rumahnya. Nama Zahra membuat telinganya sakit. Ia tidak menyukai perempuan itu untuk putranya. Dalam benaknya menginginkan seseorang yang akan menjadi menantunya tapi entah keberadaannya di mana?"
Kepergian di desa Aisyah hanyalah sebuah alasan untuk seorang Bram pemilik perusahaan terkenal di Jakarta. Tujuan utamanya hanya satu yaitu perempuan yang dicari semenjak pulang ke desa namun tidak pernah kembali ke Jakarta.
" Kenapa sih ayah terima proyek kecil itu? Masih banyak proyek jauh lebih besar sebelumnya tapi ayah tolak." pungkasnya.
" Entahlah, tapi ayah tertarik dengan proyek yang ditawarkan di desa itu. " ungkapnya.
Ke-duanya pria itu menikmati perjalanan menuju desa tersebut.
Pemandangan alam pedesaan identik dengan sawah, pohon-pohon berukuran sedang berjejeran tapi, gunung-gunung nampak indah bagaikan lukisan. Sungguh memanjakan mata.
Setelah melewati beberapa jam perjalanan kini Abraham dan putranya tiba di lokasi. Sebuah perjalanan yang sangat melelahkan.
Pria paruh itu mengajak sejenak putranya istirahat sebelum mengecek lokasi.
Ada beberapa hal yang dipelajari Aryan dalam menangani proyek tersebut, keringat di sekujur tubuh oleh paparan matahari.
" Ternyata sekeras ini orang-orang bekerja di bawah terik matahari." gumamnya sambil menghapus keringat di pelipis.
Abraham memperhatikan wajah putranya kini tampak kusam.
"Sekali-kali berada di lokasi tak apa. Mengawasi setiap para pekerja bukanlah hal yang mudah. Kamu harus bisa belajar dari hal yang kecil hingga ke atas." ucapnya menghampiri putranya.
Aryan mengangguk mengerti apa yang dikatakan sang ayah.
***
Beberapa jam berlalu hingga sore, Abraham dan Aryan pulang tapi ke rumah seseorang. Saat ini Abraham mencari tahu di mana rumah Bu Marni dan Aisyah. Ada banyak orang lalu lalang di jalan. Pria paruh itu turun dari mobil dan menanyakan seseorang yang menjadi tujuan utama tanpa diketahui yang lain.
" Oh... Bu Marni istrinya Haris," sahut orang itu.
Abraham mengangguk dan berucap" iya."
Semoga wanita yang dimaksud orang ini adalah wanita yang sama pernah berkerja di rumahnya.
" Rumahnya ada di sana, Tuan. Setelah perapatan anda belok kanan. Di situ terlihat rumah sederhana dan chat berwarna hijau. " terangnya.
Abraham berterima kasih lalu memberinya uang merah beberapa lembar.
" Ini terlalu banyak, Tuan. lagian saya tidak melakukan apa-apa untuk Anda." ucapnya tak enak hati.
" Tidak apa-apa, silahkan diterima dan itu akan membuatku semakin senang." ucap Bram.
Orang itu dengan penuh rasa syukur dan meraih tangan Bram berterima kasih. Sungguh mulia hatinya.
Mobil mereka tengah menelusuri desa-desa itu sesuai petunjuk orang asing tadi. " Semoga mereka ada di rumahnya," batin Abraham.
" Mungkin itu?" tunjuk Bram memancarkan kebinaran.
Menghentikan mobilnya lalu turun dengan tak sabar. Sedangkan Aryan masih berdiam diri di tempat duduknya.
Ya, kini mereka sampai di sebuah rumah kecil namun tampak rapi dan bersih. Seorang nenek tua keluar celingukan mencari asal suara derungan mobil.
" Cari siapa?" ucap nenek tersebut.
" Apa benar ini rumah Aisyah Bu ?
Nenek tersebut tercengang sesaat. Lalu menatap wajah pria di sampingnya Bram.
" Aisyah putri Marni?" tanyanya untuk memastikan.
" Mereka ada?"
" Ada di dalam," ucapnya kemudian mempersilahkan duduk dengan kursi terbuat dari bambu.
Bram seperti tidak sabar menemui mereka dan itu terlihat dari guratan wajah.
" Siapa kalian?" tanya nenek tersebut.
" Saya Abraham dan ini putraku, Aryan.
Bu Marni bekerja di rumah kami, untuk itu aku ke desa ini ingin mengajaknya pulang.
Abraham menjelaskan siapa diriny4 bersama putranya. Dan akhirnya nenek Aisyah pun mengerti.
" Maafin nenek,Nak. Saat ini Marni sedang sakit, semenjak mendengar kepergian putrinya dari rumah ini.
Bukan hanya Marni yang shock tapi ke dua laki-laki itu.
Aryan memejamkan mata sesaat, harapan untuk bertemu Aisyah kembali ternyata harapan semata.
" Lalu Aisyah saat ini ke mana? Dan Kenapa harus meninggalkan rumah? Apakah ia bersembunyi?"
Pertanyaan itu muncul di benak Aryan dan semakin dihantui rasa bersalah.
ditunggu kembali up berikutnya 👍🤗
setelah Aisyah merasakan segala penderitaan nya dulu sewaktu kau hamili dan TDK kau akui, tapi malah kau Hina dia dengan kemiskinannya 🤨😤