TAMAT 18 NOVEMBER 2024
Rahardian adalah luka bagi Nathalie, tiba-tiba saja suami tampan yang mengkhianatinya selama dua tahun terakhir justru memintanya hamil bahkan menata ulang pernikahan yang sudah hancur lebur.
Atas dasar cinta, Nathalie mau menuruti keinginan suaminya. Mereka berbulan madu ke Bali, dan kehamilan pun tak terelakan lagi.
Namun, di suatu malam, Nathalie tersadar akan sesuatu. Sadar, tentang tanda yang melekat di punggung suaminya bukanlah milik suaminya.
Cinta, obsesi, dendam, luka, intrik, dibungkus dengan indah dalam satu karya ini. Di mana pada akhirnya semua harus mengalah pada takdir yang telah digariskan sang maha esa.
Cerita romantis, tentang kekaguman, tentang kesetiaan, tentang kepemilikan, tentang keegoisan, tentang kepedulian dan tentang tanggung jawab versi Pasha Ayu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPS DUA TIGA
Gama hanya diam di antara dua wanita yang baik baginya. Alexandra dan Nathalie masih bercanda tawa membicarakan kebiasaannya.
Gama yang sering mengigau saat tidur, Gama yang pandai memasak, Gama yang ambisius dan pendendam. Terkadang mereka merasa bodoh, terlibat di kehidupan seorang Gama.
Namun, di sisi lain mereka juga merasa beruntung dengan masing-masing alasan yang keduanya miliki.
Alexandra merasa bangga bisa dicintai lelaki multitalenta, dan Nathalie merasa kehadiran Gama seperti support sistem di masa-masa sulitnya menerima kematian Rahardian.
Pukul tujuh, Nathalie harus pulang karena Gama harus ke kantor sebentar lagi. Nathalie pamit dengan melakukan cipika-cipiki untuk Alexandra layaknya teman baik.
Gama tak bisa berkata-kata. Gama benar-benar hanya diam di sepanjang pertemuan Nathalie dan Alexandra yang membuat dirinya seperti barang saja.
Nathalie bilang, terima kasih sudah meminjamkan Gama. Sebaliknya, Alexa bilang ingin mengambil Gama kembali. Bisa-bisanya dia menjadi pria di antara dua wanita itu.
Tiba di mobil, Gama membukakan pintu untuk Nathalie yang lekas masuk. Gama baru akan menuju pintu kemudi, Nathalie menyeletuk.
"Kamu tidak mencium Alexa?"
Gama diam, Alexa diam, kikuk. Sudah lama sekali mereka tak berciuman. Terakhir saat Gama berpamitan akan ke Singapura.
Yah, ciuman itu sebelum Gama jatuh cinta pada Nathalie. Itu pun, hanya ciuman bibir sepintas sebab di waktu yang sama mereka tengah berseteru dengan konflik batin pasca gugurnya kandungan Alexa.
Sejenak, Gama ingat kembali isi perang mulutnya bersama Alexa di satu tahun yang lalu, ketika keduanya masih sama-sama berada di Spanyol.
Gama hanya duduk menunduk di sofa dengan kedua kaki terbuka, sementara Alexa mengamuk, melempar semua perabot yang ada di apartemennya. Piring, lampu kristal, televisi, pecah berserakan di lantai.
"Aku tidak sengaja menggugurkan bayi kita, Gama. Dan kau terus bilang seolah aku tidak menginginkan bayi kita!" teriak Alexa.
Gama bangkit dari duduknya, berusaha menenangkan Alexa dengan pelukan, tapi, wanita itu mendorongnya. "Aku hanya bertanya kenapa kamu masih mengonsumsi alkohol padahal kamu sedang hamil."
"Itu kebiasaan ku."
Sudah lima jam mereka bersama, Gama pikir kemarahan Alexandra akan reda, nyatanya semakin malam Alexa semakin menjadi-jadi.
"Kalau begitu terserah kau saja!!"
Alexa melempar vas bunga satu-satunya yang masih tersisa. Hancur lebur di lantai menyusul pecahan kaca lainnya.
Gama tak merespon kembali. Percuma bicara dengan orang yang sedang di pengaruhi alkohol, Alexa memiliki kebiasaan minum memang, dan itu yang membuat bayi mereka gugur setelah terjatuh dari tangga bar.
Gama amat sangat menyayangkan hal ini, itulah sebabnya Gama menegur. Sayangnya, Alexa justru tersinggung dengan tegurannya dan menjadikan itu jembatan untuk berseteru.
"Cepat cium Alexa, Gama!" Nathalie menegur dari jok mobilnya, seketika itu juga, Gama lekas terjaga dari lamunannya.
Dia menarik kepala Alexa untuk menyematkan kecupan di kening wanita itu tanpa bicara sepatah pun kata sebelum berlanjut berjalan menuju pintu kemudi dan mengenakan seat belt miliknya.
Mobil melaju, Nathalie melambai tangan begitu juga sebaliknya. Alexa tersenyum saat berpesan 'hati-hati di jalan' pada Nathalie.
Gama masih hening. Tapi, tak berapa lama, tangan Gama geram ingin meraih tangan Nathalie yang reflek terangkat menghindar.
Tak mendapatkan tangan, paha pun jadi, dan Nathalie bergeser agar Gama tak menjangkau pahanya lagi. Sesekali Gama melirik wanita di sisinya, belum apa-apa dia sudah kehilangan kebiasaan yang kemarin sering dilakukannya.
Bahkan hingga tiba di mansion. Gama sengaja menunggu Nathalie lengah, tapi, tetap terus menerus menghindar ketika Gama ingin memeluk apa lagi mencium pipinya.
...----°°••°°----...
Minggu....
"Berhubungan intim, Dok?"
Sudah lebih dari hari perkiraan lahir, bayi Nathalie masih belum mau keluar. Dokter menyarankan cara paling legendaris, yaitu ritual pembubuhan cairan kental milik Gama.
Via telepon, Nathalie berkonsultasi dengan dokter yang saat ini ada di Bandung. Gama dan Nathalie duduk bersisian di sofa putih.
📞 "Tapi, Tuan sudah sering melakukan pancingan ini di awal bulan kan?" Dokter memastikannya sekali lagi.
"Ahm," dehem Gama.
Kira-kira ia harus jawab apa? Nyatanya setelah Nathalie hamil, dia tidak pernah lagi menyentuh area pribadi Nathalie.
"Sering," angguk Gama secara kikuk, ia memilih berkilah juga pada akhirnya, lagi pula bukankah akan aneh jika menjawab tidak.
📞 "Usahakan supaya tidak dibuang di luar karena cairan Tuan bisa berguna untuk merangsang kontraksi rahim Nyonya."
"Oh--" Gama manggut-manggut kikuk dengan mata yang mengerling pada Nathalie. Dia setuju, tapi belum tentu Nathalie juga setuju.
Mereka melanjutkan sesi tanya jawab sampai dirasa cukup. Nathalie yang sudah merasa memiliki solusi langsung chek out olshop.
"Kau pesan apa?"
Gama mencurigai Nathalie, dan ternyata benar saja dugaannya, Nathalie memang memesan benda bergetar untuk bermain solo.
"Vibrat0r."
"What?!" Gama tercengang. Nathalie malah tak peduli itu, ia lanjut ke kamar untuk mandi bahkan sempat berteleponan dengan Allura.
Sampai sore, Nathalie kembali keluar kamar, di ruang televisi, Gama tengah berkutat dengan laptop kerjanya. "Gama--"
"Hmm?" Gama melirik sesekali sekedar untuk menghiraukan wanita itu.
"Paket ku sudah datang belum?"
"Sudah." Gama sendiri yang terima.
"Mana?"
"Sudah ku bakar." Yah, Gama bahkan benci sekali dengan benda yang mungkin akan membuat Nathalie mendesah seorang diri.
"Apa masalah mu?" Nathalie meradang, bahkan menutup laptop Gama seenaknya.
Gama mengusap wajahnya, sejatinya dia tidak ingin ribut hal ini. "Aku tidak suka dengan benda-benda itu."
"Tapi aku butuh, Gama! Kita tidak mungkin melakukannya, tapi aku perlu merangsang kontraksi supaya bayi kita cepat lahir!"
Teriakan Nathalie tercekat setelah dengan kerasnya, Gama memekik sahutan-nya.
"Aku bahkan ingin menghentikan waktu supaya kau tidak melahirkan dan kita tetap akan bersama seperti sekarang ini. Puas?!"
Nathalie diam, Gama tampak menendang sofa single hingga terbalik. Menapak nakas hingga terjatuh seluruh hiasan di atasnya.
"AKU MAU KITA TETAP BERSAMA!!" pekiknya.
Sudah 4 up ya hari ini....
bikin novel komedi aja Thor
engkau shangat kocaks