Rasa bersalah karena sang adik membuat seorang pria kehilangan penglihatan, Airi rela menikahi pria buta tersebut dan menjadi mata untuknya. Menjalani hari yang tidak mudah karena pernikahan tersebut tak didasari oleh cinta.
Jangan pernah berharap aku akan memperlakukanmu seperti istri, karena bagiku, kau hanya mata pengganti disaat aku buta - White.
Andai saja bisa, aku rela memberikan mataku untukmu - Airi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Sesuai namanya, lagu-lagu romantis nan mesra mengalun di Mezra coffee n dessert. Coffee shop yang instagramable ditambah dengan live music membuat tempat itu menjadi favorit kaum muda. Ditambah kopi dan dessert disana yang rasanya sekelas restoran hotel bintang 5, membuat tempat itu tak pernah sepi, selalu ramai pengunjung terutama saat weekend seperti ini.
Airi duduk disalah satu meja bersama White. Dihadapan mereka, ada 2 cangkir latte art dan brownis lumer yang baru saja dihidangkan. Airi menelan ludah melihat brownis lumer yang menggugah selera.
Airi menarik tangan White yang ada diatas meja lalu menempelkannya dicangkir kopi.
"Apa dicangkir yang aku pegang ini, ada gambar lovenya?" tanya White.
"Ya, sesuai request Abang."
"Kalau begitu," White mendorong cangkir kopi yang dia pegang kedepan. "Ini buat kamu?"
"Kenapa begitu?"
"Karena ada hatiku disini."
Wajah Airi seketika memerah. Rasanya ribuan kupu kupu terbang disekelilingnya dan menggelitiki dadanya. Dia menempelkan telapak tangannya diatas punggung tangan White yang menempel dicangkir. "Aku terima hati Abang."
"Jaga dengan baik. Ingat, jangan buat dia patah." Airi mengangguk dengan mata berkaca-kaca.
"Tak akan pernah, selamanya." Airi melepaskan tangan White lalu mengambil alih kopi tersebut. Selanjutnya dia mendorong kopi miliknya yang ada gambar kucing lucu kedepan White.
"Apa disini ada kucing yang cantik?" tanya White saat kedua telapak tangannya menangkup pinggiran cangkir. Dia tadi mendengar Airi meminta gambar kucing dilattenya.
"Hem, iya."
"Cantik mana sama kamu?"
Airi berdecak kesal. "Tadi udah dibuat baper, eh...sekarang malah dibandingin sama kucing," ujarnya kesal. White terkekeh pelan dengan protesan Airi.
Airi mencolek hidung kucing lucu itu lalu mengoles kehidung White. "Hahaha, Abang udah mirip dia," kekehnya sambil menutup mulut dengan telapak tangan.
"Heis, mentang-mentang aku gak bisa lihat, kamu ginian aku. Saat aku bisa lihat nanti, akan aku balas." White mengusap hidungnya dengan telunjuk lalu menjilatnya.
"Abang, jorok ih."
"Sayang dibuang, bekas tangan kamu."
Airi mendesis pelan sambil tersipu malu. Suaminya sangat cocok jadi playboy, dia seorang perayu yang ulung.
White mengangkat cangkir yang dia pegang lalu menyeruput kopinya. Saat hendak menyeka foam kopi yang tertinggal disekitar bibir, Airi menahan tangannya.
"Biar Ai aja yang bersihin." Airi mengusap foam tersebut dengan jemarinya. Dan diam-diam, dia menjilat jemarinya sambil tersenyum. Tadi ngatai White jorok, eh...dia niru.
"Kau sudah meminum punyamu?"
"Belum," sahut Airi sembari menggeleng. "Ai takut ngerusak hati Abang, jadi Ai lihatin doang." Tak pelak White langsung terkekeh.
"Mau dilihatin sampai kapan? Cepetan minum keburu dingin. Dan mana brownisnya, kenapa kamu belum menyuapiku. Jangan bilang mau kamu habisin sendiri," White pura pura kesal.
Airi menatap latte cantik bergambar love didepannya. Rasanya sayang untuk diminum, tapi benar kata White, entar keburu dingin dan malah gak enak. Airi menyeruput sedikit lalu meletakkan kembali cangkir berisi latte tersebut keatas meja. Ditariknya tangan White lalu dia letakkan dibibirnya yang sedikit belepotan.
White yang paham langsung tersenyum. Dia usap pelan foam kopi disekitar bibir Airi lalu menjilatnya. "Manis, kayak bibir kamu."
Airi langsung meleleh kayak margarin yang ditaruh diteflon panas. Dia menyendok brownis lumer didepannya lalu menyuapkan pada White. "Enak gak?"
"Hem, enak banget. Sebelas dua belas sama bikinan kamu tadi."
"Ck, nyindir nih," gerutu Airi sambil memutar kedua bola matanya malas. Dan White langsung terkekeh pelan.
Lagu bukan pujangga milik Base jam yang dinyanyikan dengan iringan musik akustik membuat suasana terasa makin mesra. White memegangi sebelah tangan Airi yang ada diatas meja sambil merematnya pelan. Suapan demi suapan dia terima dari istrinya tersebut. Saat ini, dia benar-benar merasakan apa itu definisi dunia milik berdua. Tak bisa melihat siapapun, membuatnya merasa jika saat ini, hanya ada dia dan Airi ditempat ini.
"Aku tak sabar ingin segera bisa melihat Ai. Aku ingin sekali melihatmu."
"Bagaimana jika aku tak sesuai apa yang Abang bayangkan?"
"Aku yakin kau jauh lebih indah dan cantik daripada bayanganku." Lagi-lagi, Airi tersipu malu, pipinya memerah dan hatinya berdebar.
"Aku pernah kesini dulu. Owner sekaligus baristanya sangat tampan, semoga saja kau tak mencuri pandang padanya sejak tadi." Airi terkekeh, apa White sedang cemburu padanya?
"Baristanya cewek Bang. Ya kali jeruk makan jeruk."
"Cewek?" White mengerutkan kening. Dulu saat dia kesini, barista sekaligus ownernya cowok dan sangat tampan, kenapa sekarang ganti cewek?
"Sayang sekali Abang gak bisa lihat, cantik banget loh."
"Benarkah? Nanti aku akan kesini lagi saat sudah bisa melihat."
"Abang," desis Airi sambil menarik tangannya dari genggaman White.
"Cie...cemburu," White malah tertawa meledekinya.
Setelah lagu bukan pujangan habis dinyanyikan, terdengar sang vokalis memanggil siapa saja yang berniat menyumbangkan suara. Dan Airi langsung dibuat syok melihat White yang angkat tangan. Tak sadarkah suaminya itu, jika dengan begitu, dia akan menjadi pusat perhatian, dan semua orang tahu jika dia tak bisa melihat.
"Bang, apa Abang yakin?" Airi meremat telapak tangan White yang ada diatas meja.
"Sangat yakin."
"Tapi semua orang akan tahu ji_"
"Jika aku buta?" potong White cepat.
"Ya, untuk Mas nya, bisa langsung maju," panggil vokalis tersebut sambil menunjuk White.
"Bang, Abang disuruh maju," Airi jadi panik, padahal White terlihat biasa saja.
"Tenanglah, bukankah kau sendiri yang bilang jika aku harus percaya diri dan bisa menghadapi dunia?" Airi membuang nafas kasar. Haruskah seperti ini? Astaga, dia sangat gelisah.
"Masnya bisa langsung kesini?" Vokalis diatas panggung kembali memanggil.
Melihat White berdiri, Airi ikutan berdiri untuk membantunya kedepan. Tapi saat Airi hendak menuntunnya, White malah menarik tanganya. "Tetaplah disini."
"Tapi, Bang."
White mengangkat tangganya untuk menginterupsi.
"Ya, ada apa Mas?" tanya vokalis tersebut.
"Bisa tolong bantu saya kedepan, saya tidak bisa melihat." Bebagai komentar mulai terdengar, tapi untungnya, komentar itu rata-rata positif, jadi tak terlalu membuatnya risih.
Vokalis yang dibuat tercengang itu, hendak menghampiri White, tapi Ayleen, barista sekaligus owner, Mezra cafe melarangnya. Ayleen sendiri yang maju untuk menghampiri White.
"Perkenalkan saya Ayleen, owner disini. Mari, saya bantu kedepan." Ayleen hendak memegang lengan White, tapi pria itu menepisnya dengan sopan.
"Maaf, bolehkah yang membantu saya seorang pria saja. Saya tak mau membuat istri saya cemburu." Ayleen seketika menoleh pada wanita disebelah White. Bisa bisanya sejak tadi dia hanya fokus pada White dan mengabaikan wanita disebelahnya.
"Maaf, saya tidak ada maksud macam-macam," Ayleen menunduk sopan pada Airi. Sumpah, dia malu banget. "Saya hanya ingin mengapresiasi Mas nya saja. Saya suka dengan rasa percaya dirinya."
"Tidak masalah. Dan saya tidak keberatan jika anda yang membantu suami saya kedepan."
Ayleen lalu menuntun White kepanggung mini. Dia juga membantu White mengambil gitar serta memposisikan badannya menghadap tepat kearah Airi yang duduk ditempat tadi.
"Mungkin semua diantara kalian menganggap saya seorang yang tidak sempurna. Tapi saya merasa menjadi orang yang sempurna karena istri saya." Semua orang disana bertepuk tangan sambil melihat kearah Airi. "Dia wanita yang sangat luar biasa. Dia selalu menempatkan diri sebagai mata untuk saya, membantu saya melihat apapun hingga saya tak merasa punya kekurangan."
Airi meneteskan air mata. Tak menyangka jika White memujinya didepan semua orang seperti ini. Jujur saja, hatinya benar benar membuncah saat ini. Terdengar sanjungan dan decak kagum beberapa orang pada Airi sekaligus White. Mereka tak menyangka jika ada pasangan yang seromantis ini meski salah satunya memiliki kekurangan.
"Sebuah lagu dari hati saya yang paling dalam saya persembahkan untuk wanita paling spesial dihidup saya."
Tak akan ada cinta yang lain
Pastikan cintaku hanya untukmu
Pernahkah terbersit olehmu
Aku pun takut kehilangan dirimu
( Dewa 19 )
ada haidar anak rania
lovely anak saga
ryu anak meo
anak asep jg nongol bentar/Good/