Ledakan yang terjadi di jagat raya (Big Bang) hingga membentuk milyaran alam di seluruh semesta alam ternyata tak hanya sekedar ledakan saja, ada banyak rahasia tercipta di sana.
Seorang anak yang dinyatakan tak berbakat karena tak memiliki unsur kekuatan ternyata mampu membalikan semua pernyataan orang.
Bagaimana perjuangan Yuang Fengying untuk menjadi sosok yang terkuat? ikuti cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Perguruan Bukit Bayangan
Elang raksasa sudah kembali membawa para penumpang nya, kembali terbang menuju ke perguruan Bukit Bayangan.
Para pengacau telah melarikan diri, sosok bertopeng tersebut meninggalkan Master Xingguang dan anak muridnya dengan sedikit geram, pasalnya banyak dari anggota nya yang kini rusak kendali jiwanya karena terserang di bagian kepala.
Sebenarnya 'kendali Jiwa' yang di tanamkan kepada sosok sosok tersebut tak selalu di kepala, ada yang di hati, jantung, mata bahkan organ tubuh yang lainnya guna menyulitkan para lawan mengincar titik lemahnya.
Hanya lawan yang memiliki pandangan tajam yang mampu melihat dan menemukan titik titik rahasia tersebut.
"Kaaaak...!." jeritan elang raksasa kembali terdengar menggema.
Master Xingguang mengangguk, seakan tahu akan bahasa binatang tersebut, atau mungkin elang raksasa sudah dalam kendali jiwa Master Xingguang sehingga mereka bisa saling berkomunikasi.
"Sebentar lagi kita akan sampai." kata master Xingguang pelan, masih sambil duduk di punggung monster udara tersebut.
Saat ini elang raksasa itu masih melintas di angkasa dibawahnya terlihat beberapa perbukitan, yang berjajar dengan begitu sangat indah, di sekeliling bukit nampak sebuah kota yang lumayan luas.
Nampak nya sebelum sampai di perguruan Bukit Bayangan terdapat sebuah kota yang tertata begitu rapi dan membentang sangat panjang.
WEEEENG...
Elang raksasa sudah tiba di perguruan Bukit Bayangan.
Sebuah tempat yang di apit diantara dua bukit raksasa, sehingga perguruan tersebut seakan memiliki pertahanan alami yang sangat kokoh.
Bagian depan perguruan jelas ada kota Yinying, di sisi kanan ada bukit kapur terjal yang sangat tinggi, sedang kan di sisi kiri terdapat bukit ular, bukit dimana banyak binatang berbisa tinggal dan berdiam.
Di bagian belakang ada hutan lebat yang masih jarang di kunjungi orang, apalagi hutan tersebut terlindung oleh adanya perguruan Bukit Bayangan jadi semua yang ada di sana masih sangat terjaga.
Hari itu ternyata bukan hanya master Xingguang yang datang dengan membawa anak murid baru, ternyata tetua lainnya juga memiliki tugas yang sama yakni menjemput murid murid jenius dari berbagai tempat.
Setelah kedatangan master Xingguang dengan elang raksasa nya, berturut turut rombangan yang lain juga berdatangan.
Mereka menaiki hewan tunggangan yang tak kalah menakjubkan nya.
Ada yang menaiki harimau terbang, Kura kura angin, Gajah Purba bahkan ada yang menaiki keturunan Qilin Api.
Yuang Fengying dan yang lainnya tak bisa menutupi rasa takjub nya, melihat binatang binatang tunggangan itu.
Apa yang dilihat di tempat tersebut juga jauh berbeda dengan tempat asalnya, lokasi perguruan yang seluas separuh Desa Abadi dengan bangunan bangunan tinggi menjulang cukup membuat lidah mereka berdecak.
"Luar biasa." hanya itu yang bisa di ucapkan oleh Yuang Fengying dan rekan rekannya.
Bangunan bangunan tinggi tersebut adalah bangunan bangunan pembelajaran sesuai dengan kekuatan unsur elemen nya.
Jadi masing masing unsur elemen memiliki tempat berlatih sendiri sendiri.
Bangunan bangunan megah itu selain tempat pembelajaran juga sebagian adalah tempat para petinggi perguruan tersebut tinggal.
"Kalian bisa langsung menuju ke bangunan itu.." kata master Xingguang sambil menunjuk kearah sebuah bangunan yang berwarna abu abu.
"Aku akan melapor ke bagian regulasi," lanjut nya, sebelum melangkah pergi.
Song Yang lalu memimpin rombongan tersebut menuju ke gedung yang di tunjukkan oleh master Xingguang.
Gedung abu abu adalah sebuah gedung yang tak terlalu tinggi jika di banding kan dengan gedung lainnya.
Hanya memiliki tiga lantai, namun bangunannya sangatlah luas. Luasnya mungkin sekitar 500 meter persegi.
Yuang Fengying dan rombongan langsung masuk ke gedung tersebut, seperti yang sudah di arahkan oleh master Xingguang.
Begitu masuk ke dalam ternyata tempat tersebut sudah penuh dengan calon calon murid dari berbagai wilayah distrik sebelas.
Sekelompok anak anak lain terlihat melintas di dekat rombongan Yuang Fengying.
"Apakah kalian juga calon murid baru?." tanya salah satu anak dari rombongan yang berjalan mendekat tersebut.
"Benar, kami calon murid baru dari perguruan Tameng Jiwa di desa Bunga Abadi." sahut Song Yang dengan bangga.
Hampir semua anak dari rombongan tersebut menatap kelompok Song Yang, terlihat jelas tatapan merendahkan mereka.
"Hmm, perguruan Tameng Jiwa?, desa Bunga Abadi?, Aah..tempat yang kecil dan kumuh."
Mereka bergumam pelan, namun cukup jelas apalagi dengan gestur yang merendahkan.
Tatapan mereka makin meremehkan mendengar asal usul rombongan Song Yang tersebut, apalagi saat menatap Yuang Fengying yang memiliki ranah kultivasi Dasar tiga.
"Ck, hanya ranah Dasar tiga, kemampuan apa yang membuat mu bisa masuk menjadi calon murid di sini?."
Mereka tertawa kecil sambil masih terus melontarkan gumaman gumaman penuh ejekan.
Yuang Fengying masih terdiam, meski sasaran ejekan tersebut tertuju kepada nya.
Annchi yang berdiri di sebelah Yuang Fengying maju sedikit, "Meski kau berada di Dasar 6, namun kau bukan lawan saudara Fengying." balas nya.
Anak tersebut langsung merah padam mukanya, "Benar kah? cuih..!, jangan hanya bisa membual kau..!." anak itu mendengus marah.
Ketegangan langsung terjadi dari dua kelompok tersebut, hampir saja terjadi baku hantam jika saja tak ada yang melerai.
"Jika kalian berbuat keributan disini, kalian bisa di keluarkan dari perguruan Bukit Bayangan dan di kembalikan ke tempat asal kalian...!." suara menggelegar menghentikan perseteruan tersebut.
Tampak seorang pria paruh baya dengan jubah putih keemasan menghampiri tempat tersebut.
Aura orang yang baru datang sangat mendominasi, membuat semua yang ada di sekitar sana merasa tertekan dengan aura kehadiran dan keberadaan tersebut.
Beberapa orang yang terlihat senior disana sudah membungkuk, " Salam hormat tetua Regulasi." sapa para senior itu dengan penuh penghormatan.
Semua kini baru mengerti siapa sosok dengan aura kehadiran dan keberadaan yang begitu mengerikan tersebut.
**
Sekitar seribuan calon murid baru perguruan Bukit Bayangan sudah berada di dalam aula gedung abu abu tersebut.
Duduk di depan sang Tetua Regulasi, mewakili Tetua utama perguruan besar itu, menyambut para calon murid baru.
Di samping kanan kiri sudah ada beberapa sosok yang nampaknya juga merupakan petinggi tempat itu.
Wakil Tetua Regulasi nampak berdiri, setelah berbicara dengan Tetua Regulasi.
Tetua Regulasi mengangguk sekaan mempersilahkan sang wakil untuk maju dan berbicara.
"Sesuai aturan yang telah berlaku selama ini, sebelum kalian menjadi murid utama kalian akan di seleksi kembali, jika kalian lolos maka bisa menjadi murid utama, namun jika gagal kalian akan di tempatkan di wilayah luar perguruan dan menjadi murid umum, akan di beri kesempatan satu kali lagi, kita ikutkan dalam seleksi pada kesempatan berikutnya dan jika masih gagal lagi, maka kalian akan kami kembalikan ke perguruan asal kalian."
Terdengar suara wakil tetua Regulasi membacakan peraturan di tempat tersebut.
Suara yang terdengar jelas itu membuat anak anak calon murid baru perguruan Bukit Bayangan pada terkesima.
Satupun tak ada yang berkata kata, bahkan berbisik pun tidak.
"Dalam seleksi nanti kalian di wajibkan untuk mengumpulkan poin, poin itu bisa kalian tukarkan nanti saat sudah kembali."
Semua masih terdiam.
Selama seleksi memang anak anak tersebut di beri sebuah kepingan logam yang di sebut keping poin kontribusi.
Dengan Keping koin kontribusi itu semua benda temuan bisa di simpan di dalamnya, keping tersebut seperti semacam alat penyimpanan namun dengan kapasitas sangat sedikit, hanya sekitar dua kali dua meter saja ruang di dalamnya.
"Di dalam keping poin itu ada nama kalian, jika ada yang merebutnya pasti akan ketahuan, dan itu dianggap sebagai kecurangan, kejahatan, tak jujur dan bisa dianggap gagal."
Perkataan terakhir wakil tetua regulasi seakan menjawab pertanyaan para peserta yang memiliki niat jahat di hatinya.
Perkataan itu juga membuat para pemilik hati yang culas mengurungkan niatnya.
"Hanya yang memiliki poin minimal 1000 poin yang bisa dinyatakan lolos seleksi ini, maka bersungguh-sungguh lah."
Wakil tetua regulasi juga membacakan aturan aturan lainnya serta apa saja yang berhubungan dengan pelaksanaan seleksi nanti.
Yuang Fengying mendengar dengan penuh perhatian, semua apa yang di katakan sang wakil tetua regulasi tercatat jelas di ingatan nya.
______________
Jangan lupa dukungannya...
Terima kasih...
Saran buat author sebaiknya sajikan cerita dengan bahasa yg mudah dan menarik minat pembaca ...
Pembahasannya nggak perlu bertele-tele ... lha ini bukan thesis kok ...
Semangat .. semoga ada perbaikan 🙏👍
nggak jadi baca