Rachelia alviana ruslan terpaksa menjadi pengantin pengganti dan menikah dengan calon kakak iparnya yang lumpuh aldeandra hadi kusuma, teman sekolahnya sewaktu SMP. drama masa lalu dan problema keluarga menjadi kan rachel wanita yang mandiri tapi insecure terhadap lingkunganya karena terlahir dari istri kedua. akankah ada cinta diantara mereka? teman lama yang kembali dekat setelah ikatan pernikahan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
wanita cantik itu siapa ?
Aku mengatupkan bibirku dan kini aku juga dean sama sama dalam keadaan kikuk seperti orang yang linglung mencari jalan kemana kami akan pergi .
" aaku ke telolet dulu " ucapnya dengan wajah yang tampak kebingungan kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan seolah buta arah.
" telolet " gumamku membuat aldeandra menjadi salah tingkah sedangkan aku sendiri rasanya ingin meledakan tawa " telolet om telolet" ucapku dengan nada yang meledek.
Aldeandra bergegas pergi ke arah kamar mandi lalu menutup pintu seperti orang yang dikejar setan, membuatku tersentak tapi sedetik kemudian aku tersenyum aku tahu lelaki yang berada dikamar mandi itu pasti tengah menetralkan jantungnya .
" tunggu kenapa aku harus tersenyum... " tanyaku pada diri sendiri " ahhhhkkk rachel elo sendiri kagak waras " pekiku sembari berlari ke ranjang dan melemparkan diri ke atas kasur.
Menggerak gerakan tubuhku seperti orang yang sakit kejang saja kala ingat betapa malunya aku tadi saat mendorong tubuh dean padahal suasana tadi begitu romantis seolah kami pasangan suami istri pada umumnya.
Pipiku sudah pasti memerah karena tak bisa menyembunyikan apa yang ada dalam hati dan fikiranku dan aku sadar bahwa aku tengah malu.
Aldeandra masih berada didalam entah sedang apa dia diruangan lembab itu, jika ku fikirkan lagi setelah menikah dengannya kenangan masa laluku satu persatu mulai ku ingat.
Tapi aku masih penasaran siapa wanita cantik yang mirip denganku ? Benarkah dia ibu kandungku...
Aku terus memikirkannya hingga kantuk datang menjemputku dan membawaku ke alam mimpi.
...****************...
keesokan harinya dikantor...
Bu lita sudah berkacak pinggang menungguku untuk di ajak ke pabrik dan selanjutnya pergi ke toko dimana barang barang perusahaan di jual offline sekaligus mewawancarai para pelanggan.
Disana seperti biasa gurita menor itu menyuruh ku bekerja keras demi perusahaan tapi menurutku ini penyiksaan karean pekerjaan yang harus dilakukan laki laki pun harus aku yang kerjakan.
Sedangkan dia sendiri bersantai sambil menikmati es kopi, 'andai ini bukan magang sudah aku siram wajahnya dengan es kopi yang dia nikmati itu' gumamku dalam hati.
Namum siapa sangka do'a ku terkabul seorang lewat dan tak sengaja menumpahkan cairan yang berwarna hitam bercampur es itu menyiram wajah dan baju gurita menor itu.
" aaahhh kamu gak sopan banget sih bajuku jadi kotor lagi kamu gak tahu siapa saya ? saya ini calon suami pak dean kalo dipecat baru tahu rasa kamu " ucapnya dengan nada 10 oktaf sambil membersihkan bajunya dari sisa sisa minuman dingin itu masih dengan sikap bangga nya mengaku calon bos besar elektronik.
" mmaaf gurita " ucap lelaki itu dengan tergagap.
" apa kamu bilang gurita " geram bu lita dengan bibir atasnya yang bergerak gerak ke atas layaknya wanita yang dipenuhi aura permusuhan.
" mamaksud saya bu lita bukan gurita mohon mamaaf kan saya bu " melas lelaki itu menundukan kepalanya merasa salah ucap.
" bagus banget kenapa gak sekalian aja disiram pake air got " ucapku tanpa sadar membuat bu lita dan pegawai yang lainya menatap ke arahku.
" rachel kamu bilang apa ?" tanya bu lita sudah naik oktaf lagi membuatku sadar bahwa gurita itu tengah ngamuk.
" pak dean kok bapak kesini ?" ucapku mengalihkan pembicaraan yang ada aldeandra tak datang sama sekali tapi sukses membuat semua orang melihat ke arah pandanganku buru buru aku kabur sebelum gurita menor itu ngamuk.
Dan benar saja dalam waktu 1 2 3 detik...
" rachel dasar anak magang sialan " teriak gurita menor itu terdengar melengking ke seluruh ruangan seperti obat nyamuk bakar yang asapnya beterbangan kesudut ruangan.
...****************...
saat pulang kantor aku langsung kerumah papa bukan pulang ke rumah mertua atau suami kontraku karean sudah lama ingin pulang namun tak sempat sempat juga, aku hanya bilang pada aldeandra bahwa aku ingin mengambil sesuatu di rumah orang tuaku.
Papa duduk dengan santainya di ruang kerja dan itu sungguh kebetulan karena tadi siang mbak nia bilang papah gak ada kerjaan lembur atau dinas.
Aku masuk setelah mengetuk pintu beberapa kali dan terlihat pak ruslan tengah melihat ponselnya di meja kebesaran bekas kakek.
" pah... Aku ingin bilang sesuatu boleh... " tanyaku sedikit bergetar.
Terakhir kali kami bicara adalah saat acara makan malam prostitusi itu, belum apa apa tanganku sudah berkeringat dingin dan kakiku sudah melemas seakan tubuhku tak bertulang sama sekali.
" ada apa ?" tanya pak ruslan tanpa menoleh dan matanya asik melihat kearah ponsel.
" aku ... Ingin pindah magang kekantor papa " ucapku ragu tapi bagaimana pun aku harus berani sebelum diuleg gurita menor itu dan juga ibu tiri.
" untuk apa ?" tanyanya lagi kali ini ia menaruh ponselnya yang mahal itu sambil bangkit lalu berjalan dan menatapku dengan wajahnya yang tak bersahabat itu.
" aku tak betah disana pah ada bu lita keponakan mamah disana " ucapku mulai berjalan mundur karena pria itu terus berjalan mendekat padaku.
" lawan dia kamu bisa hajar dia kenapa kamu jadi selemah ini hah " ucapnya mulai menaikan nada dengan beberapa oktaf.
Papah menggenggam kedua pundakku " jangan takut rachel papa selalu ada untuk mu jadi lawan mereka jangan terlihat lemah " ucapnya lalu menatapku intens seolah tengah menyelidiki sesuatu.
" apa kau sudah hamil ?" tanyanya membuatku bingung dan aku benar benar seperti orang bodoh yang tengah dimanipulatif untuk melakukan apa yang tuanku inginkan.
Papa menghela nafas berat " kau harus punya anak dari aldeandra setelah itu kita bisa balas dendam " papah kembali kekursinya tanpa peduli keadaan ku yang sudah menganga tak percaya.
" balas dendam ... Uuuntuk apa ?" aku menatap pria tua itu yang mulai sibuk kembali dengan ponselnya aku harap aku dapat jawaban namun...
" sudahlah kau tak perlu tahu fokuslah membujuk dan merayu aldeandra sampai kau hamil kau satu satunya harapan papa " ucapnya membuatku semakin bingung dimana jawaban yang ku inginkan tak bisa aku dapatkan .
Aku akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah mertua dimana aldeandra tinggal sekarang, dalam perjalanan yang padat merayap mobil yang membawaku itu berhenti kala ada kemacetan.
" kenapa berhenti pak? " tanyaku pada sopir online yang ku tumpangi.
" macet neng katanya sih dijalan ini ada yang bunuh diri ?" ucapnya memberikan alasan dimana perjalanan kami masih jauh dan terlihat dari kaca jendela begitu ramai orang orang yang melihat kejadian mengenaskan itu.
" bunuh diri" gumamku pelan namun tiba tiba ingatanku seolah menggambarkan masa lalu di mana ada seseorang yang mengalami bunuh diri tepat di depanku.
Deg
Jantungku tiba tiba terasa nyeri dan dadaku terasa sesak seakan udara disekitarku habis , ponsel yang ku pegang pun akhirnya terjatuh karena tubuhku yang tiba tiba bergetar hebat kala ingatan wanita cantik yang mirip dengan ku itu sangat jelas terlihat.
Aku melihatnya tergantung dengan tali yang mengikat lehernya dengan tubuh yang sudah kaku, bahkan tiba tiba dunia itu seakan tengah terjadi sekarang.
kedua mataku membola dan syok dengan apa yang kulihat, wanita cantik itu siapa ?
