Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~26
Andrea nampak menggigit bibirnya ketika sang kekasih mengetahui kebohongannya yang ikut balapan semalam, mungkin ini untuk pertama kalinya ia berbohong pada pria itu karena biasanya selalu jujur tentang apapun.
"Tolong maafkan aku, aku benar-benar butuh uang untuk membayar sekolah adikku." Ucapnya beralasan.
"Kenapa tidak bilang? aku bisa memberikan berapa pun yang kamu mau," tukas Julian sedikit kesal. Ia tidak suka gadis itu ikut balapan tanpa ada dirinya karena pasti banyak pria yang akan menggodanya dan ia juga tak ingin terjadi sesuatu dengannya mengingat saat ini sedang tumbuh calon janin seseorang di rahimnya.
Andrea nampak menggeleng kecil. "Sudah ku bilang aku tidak ingin merepotkanmu, lagipula aku menang semalam dan uangnya bahkan lebih dari cukup untuk kebutuhan adikku." Ucapnya lantas menunjukkan uang sisa ia kirim pada sang adik pada pria itu.
"Simpanlah kembali, jika kurang akan ku transfer." Julian nampak mengambil ponselnya namun Andrea langsung menahannya.
"Tidak perlu, tolong jangan lakukan itu. Sebelum ada ikatan di antara kita aku takkan menerimanya, karena aku bukan tanggung jawabmu saat ini." Tolaknya mentah-mentah, mungkin jika sebatas makanan atau hadiah ia tak masalah tapi jika sudah menyangkut uang gadis itu akan menolak. Ia bukan gadis matre yang suka memanfaatkan kebaikan seorang pria, bahkan masih teringat jelas nasihat sang ayah jika ia tak boleh merendahkan kehormatannya hanya demi nominal uang dari seorang pria karena suatu saat pasti ada timbal baliknya.
Julian mengangguk pasrah. "Baiklah, jika butuh sesuatu jangan sungkan untuk memberitahuku. Aku ingin jadi satu-satunya pria yang kamu tuju," mohonnya bersungguh-sungguh.
Kini setelah menghabiskan sarapannya dan minum vitamin, Andrea segera berangkat kerja bersama pria itu. Kini hari demi hari hubungan mereka kembali menghangat seiring perhatian Julian yang semakin posesif.
"Sayang, kapan kamu haid?" Tanya pria itu tiba-tiba. Mereka nampak sedang menghabiskan hari minggunya dengan menonton film di rumah gadis itu.
Andrea yang sedang fokus dengan tontonannya pun langsung beralih menatap pria itu. "Kenapa tiba-tiba kamu bertanya seperti itu?" Ucapnya heran, sejak kapan kekasihnya itu peduli dengan perihal urusan pribadi seorang wanita.
"Tidak, maksudnya aku tidak ingin kamu kram seperti sebelumnya jadi aku akan membelikan obat untuk berjaga-jaga." Terang Julian beralasan.
Andrea pun langsung melihat kalender di atas nakas di samping tempat duduknya dan di lihatnya tanggal pengingat di mana ia seharusnya sudah mendapatkan tamu bulanan.
"Harusnya sudah empat hari yang lalu," ucapnya. Entah kenapa ia tiba-tiba telat haid, apa karena faktor kecapekan? Akhir-akhir ini ia memang sering merasa kelelahan padahal kerjaannya sama seperti biasanya.
Mendengar itu pun tanpa sadar Julian langsung mengulas senyumnya, sepertinya inseminasi itu berhasil dan kini kekasihnya sedang mengandung. Namun senyum di bibirnya langsung menyurut mengingat alasan apa yang akan ia gunakan saat gadis itu menyadari jika dirinya tiba-tiba hamil.
"Mungkin hanya karena kecapekan saja sayang, bukankah sudah ku bilang berhentilah bekerja biar aku yang menanggung semuanya." Bujuk Julian kemudian.
"Tapi aku tidak bisa karena kamu bukan suamiku, lagipula aku bukan gadis lumpuh yang tak berguna." Untuk kesekian kalinya Andrea menolak tawaran pria itu.
"Kalau begitu menikahlah denganku !!" Ucap Julian tiba-tiba, sungguh ia tak bisa kehilangan gadis itu seandainya nanti mengetahui perbuatannya. Jika mereka telah menikah paling tidak ada ikatan di antara mereka dan kekasihnya itu takkan terlalu membencinya, meskipun ia belum bisa menyentuhnya sebelum bayi itu lahir.
Mendengar itu pun Andrea hanya diam terpaku, terkadang jika ingin egois gadis itu merasa ingin menyerah saja dengan hidupnya dan memutuskan menikah muda tapi bagaimana dengan ibu dan adiknya nanti jika ia melakukan itu. Meskipun itu sebenarnya bukan kewajibannya karena lahir di dunia ini juga bukan keinginannya, tapi sebagai manusia yang memiliki akhlak dan empati tentu saja ia tak bisa merem begitu saja ketika melihat kondisi ibunya yang sakit-sakitan dan adiknya yang masih membutuhkan biaya sekolah.
Tiba-tiba Julian mendekatkan wajahnya ketika gadis itu belum kunjung memberikan jawaban, namun Andrea tiba-tiba merasa mual hingga langsung berlari ke dalam kamar mandi.
Julian yang gagal mencium gadis itu terlihat kesal dan terpaksa beranjak untuk melihat apa yang terjadi dengannya. "Kamu baik-baik saja?" Ucapnya khawatir.
"Hm, hanya mual saja." Sahut Andrea seraya mengelap bibirnya dari sisa air.
"Lebih baik kamu pulang, aku mau istirahat saja." Imbuhnya lagi, entah kenapa ia tiba-tiba tak menyukai wangi parfum pria itu. Rasanya begitu mengaduk-aduk perutnya hingga membuatnya sontak melangkah menjauh.
"Tapi sayang," Julian nampak belum ingin pulang.
"Please," mohon Andrea dengan wajah memelas.
Julian pun akhirnya mengangguk. "Baiklah, aku pulang. Jika menginginkan sesuatu langsung hubungi aku saja," ucapnya. Setelah itu pria itupun segera pergi dari sana dengan perasaan campur aduk menjadi satu, sebaiknya ia memberitahu kakaknya saja.
Kini sore itu Julian pun pergi ke studio sang kakak yang nampak tutup karena hari libur, kemudian pria itu pun langsung menekan bel rumahnya karena ia tahu kakaknya tersebut sedang ada di rumah mengingat mobilnya masih terparkir di sana.
Namun karena tak kunjung di buka Julian pun nampak mengecek pintu rolling door yang rupanya tak di kunci hingga membuatnya bisa segera masuk.
"Dasar ceroboh," gumamnya seraya menutup kembali rolling door tersebut dari dalam. Kemudian pria itu segera naik ke lantai atas di mana tempat tinggal kakaknya berada.
Semakin naik ke atas samar-samar ia mendengar sebuah de sa han yang membuatnya langsung mengumpat, padahal hari masih sore tapi kakaknya sudah bercinta dengan ja lang. Julian terus saja melangkahkan kakinya menaiki beberapa anak tangga terakhir dan di lihatnya sang kakak sedang menikmati pelayanan seorang wanita tanpa busana.
"Sial, bagaimana kamu bisa masuk?" Umpat Tom ketika melihat sang adik tiba-tiba datang hingga membuat pria itu langsung mendorong wanita yang sedang berada di atasnya tersebut, lalu segera mengambil celana kolornya yang berserakan di atas lantai. Begitu juga dengan perempuan itu juga melakukan hal yang sama, bersikap malu-malu saat melihat Julian padahal menggoda adalah pekerjaannya.
Julian pun tanpa rasa berdosa nampak menghempaskan bobot tubuhnya di sofa di mana tadi di gunakan bercinta oleh kakaknya itu.
"Tunggu sebentar," ucap Tom lantas segera mengantar sang wanita pergi dari sana.
Julian nampak hanya menggeleng kecil, rupanya mereka sama-sama brengsek pikirnya dan itu membuatnya hanya bisa menertawai nasibnya. Besar tanpa bimbingan orang tua benar-benar membuat mereka salah arah.
tp klau si gerard keinget lucinta luna bikin pingin tak gaplok😒😒😒