Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
1 bulan berlalu.
Rendi tengah sibuk melayani pembeli, sampai keringat membanjiri keningnya.
Setelah melayani pembeli masuk kedapur Rendi mencuci piring kotor yang sudah menumpuk diwastafel.
"Papa !"
"Iya sayank !" Seru Rendi tanpa menoleh.
Hasa pulang dari sekolah, ia masuk kebagian dapur duduk dikursi yang terbuat dari plastik melepas sepatu melemparnya kesembarang arah. Melepas kaos kaki menaruhnya diatas meja dapur. Tas gendongnya ia lempar kepunggung Papanya.
"Ya Alloh, Hasa. Jangan dempar seperti itu nanti cepat rusak tas dan peralatan didalamnya" Tegur Rendi sibuk dengan cuciannya.
"Pa, Hasa haus" Ucap Hasa wajahnya cemberut.
"Iya sayank, ini tinggal dua lagi"
"Hasa maunya sekarang !" Kesal Hasa.
Rendi menghela, menyudahi cuci piringnya. Mengelap tangan dengan tisu yang ada.
"Hasa mau minum apa?" Rendi jongkok agar sejajar dengan Hasa.
"Es jeruk" Jawab Hasa judes.
"Makannya pakai lauk apa? Biar Papa ambilkan sekalian" Rendi mengusap puncak kepala Hasa sayang.
"Lengkap !"
"Tunggu sebentar ya" Rendi mengambilkan makan dan minum untuk Hasa.
Berkali-kali Rendi membuang nafas dan menghirup nafas. Mencoba lebih banyak bersabar lagi.
Entah mengapa sejak 1 minggu terakhir ini, Rendi dibuat pusing dengan polah tingkah Hasa.
Hasa sering menangis dan susah diam, sering nakal disekolahan. Hingga sudah 4 kali Rendi dipanggil kesekolahan oleh kepala sekolah. Karena Hasa memukul temannya dengan penggaris hingga membiru.
Belum lagi dirumah Hasa tidak mau mengerjakan PR. Mengaji juga harus dikasih uang saku 20 ribu kalau tidak dia tidak mau mengaji kemasjid.
Astaga, dan masih ada beberapa tingkah polah lainnya yang menjengkelkan.
"Makan sendiri ya, Papa mau selesaikan cuci piringnya" Rendi menaruh makan dan minum untuk Hasa diatas meja.
"Tidak mau, Papa sibuk terus ! Hasa pingin disuapi Papa !"
Rendi menghela, memilih duduk dan menyuapi Hasa dari pada nanti putra kesayangannya marah dan menangis lagi.
"Papa, Hasa tidak mau makan ini, Hasa tidak suka. Hasa ingin makan yang lain !" Galaknya mendorong tangan Rendi yang menyodorkan sesendok nasi dan lauk.
"Hasa, ingin makan apa biar Papa ambilkan?" Tawar Rendi mencoba lebih sabar lagi.
Hasa menatap semua makanan yang ada, rasanya tidak ada yang menggiurkan. "Hasa tidak suka semuanya!"
Rendi terdiam mencoba menyelami sikap Hasa yang menguji kesabarannya. "Hasa, lihat Papa"
Hasa melipat kedua tangan didada melengos tidak ingin menatap papanya.
"Hasa coba cerita ke Papa, kenapa Hasa jadi suka marah-marah? Biasanya Hasa suka masakan Papa, apapun yang Papa Masak"
Hasa menunduk, melirik papanya sekilas. Hasa menutup wajah dengan kedua telapak tangan.
"Mama jahat ! Mama tidak sayang Hasa lagi !" Hasa terisak.
Rendi berdebar, mendadak lesu lemah dan sedih. "Mama sayank Hasa kok, Mama sebentar lagi juga pulang. Hasa sabar ya?"
"Tidak mau sabar, karena sabar itu lama sekali Pa. Hasa kangen Mama"
Rendi menatap Hasa sendu. Tidak dipungkiri Rendi pun merindukan Cyra. Wanita yang begitu dicintainya.
Rendi sudah mencarinya kemana-mana sudah meminta bantuan pak Husnan, Yudi, Ahmad, pak Kades dan semua perangkat desa. Tapi sampai sekarang belum ada kabar juga.
Kepihak berwajib Rendi pun sudah melapor, tapi entah lah sampai sekarang juga masih anteng-anteng saja. Tidak ada kabar sama sekali.
"Hasa, Papa janji akan meminta Mama pulang secepatnya. Tapi Hasa jangan menangis lagi ya, kalau Hasa sedih nanti Papa jadi ikut sedih. Nanti tidak ada yang jualan diwarung, terus Papa tidak punya uang untuk sekolah Hasa, gimana dong Nak?"
Rendi memeluk Hasa yang masih saja menangis. Rendi pun sama menangis batin.
"Cyra kau dimana sayank? Aku dan Hasa merindukanmu. Pulanglah istriku, jangan tinggalkan kami" Batin Rendi.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Rendi dari dapur.
"Nak, ada pembeli tunggu disini sebentar ya?" Rendi mengurai pelukan.
Hasa mengangguk mengusap air matanya. Menatap punggung papanya yang menjauh.
Krucuk krucuk !
Krucuk krucuk !
Perut Hasa berbunyi dan Hasa juga tahu kalau perutnya lapar. Hasa meraih piring dan minumnya, dengan lahapnya Hasa menghabiskannya.
"Alhamdulilah perut Hasa sudah kenyang sekali" Hasa membawa piring kotor bekasnya kewastafel.
Setelah itu Hasa berbaring dikursi panjang terbuat dari kayu.
Rendi muncul dari pintu dapur dan ternyata pak rt yang berkunjung. "Pak Husnan, silahkan Pak"
"Terima kasih" Pak Husnan duduk berhadapan dengan Rendi berhalang meja panjang.
"Pak Husnan ada perlu apa? Apaka---"
"Maaf Mas Rendi, saya dan pak kades belum mengetahui apapun, kami sudah berusaha keras tapi tak ada hasil. Kami menyerah untuk mencarinya Mas" Jelas Pak Husnan.
Rendi menunduk menetralisir kesedihan yang menggerogoti hati. Penyesalan memang selalu datang diakhir.
"Iya Pak, tidak papa. Saya berterima kasih karena bapak dan tim sudah mau saya repotkan" Ucap Rendi.
Pak Husnan menghela, mengusap bahu Rendi sejenak. "Sabar ya Mas, saya permisi dulu. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Rendi menatap kepergian pak rt dengan mobilnya.
Mata Rendi memanas di rasa ingin menangis meraung-raung meratapi kebodohan dan kemalangan nasibnya. Wanita yang selama ini setia mendampinginya setia menerima dalam keadaan susah maupun senang pergi meninggalkannya entah kemana.
"Arrrggghhh !" Rendi menjambak rambutnya melampiaskan kekesalan.
Hasa yang mendengar papanya mengerang muncul di ambang pintu. "Papa kenapa?"
Rendi menoleh menghampiri memeluk Hasa yang tidak tahu apa-apa. "Maafkan Papa Nak. Mama pergi karena kesalahan Papa" Rendi tidak bisa menahan tangisnya lagi.
Tidak bisa berpura-pura kuat lagi kini Rendi benar-benar rapuh. Butuh pelampiasan untuk mengurangi segala kesedihan ketakutan dan penyesalan. Rendi menangis di balik punggung Hasa.
"Memangnya Papa melakukan apa?" Tanya Hasa polos.
"Papa tidak sengaja membentak Mama,Nak. Mama marah dan pergi meninggalkan Papa" Rendi rasanya tidak sanggup melanjutkan hidup tanpa Cyra.
"Papa membentak Mama?"
Rendi mengurai pelukannya menatap wajah damai Hasa yang polos. "Maafkan Papa ya Nak. Pa---"
"Jawab Hasa Pa! Mama beneran di bentak Papa makanya Mama pergi meninggalkan Hasa?" Sela bocah kecil ini.
Rendi mengangguk lesu.
"Papa jahat ! Papa tidak sayank Mama, Hasa mau cari Mama!"
"Hasa !" Mata Rendi membulat, Hasa berlari keluar dari warung.
"Papa jahat Papa buat Mama pergi!" Seru Hasa sembari berlari ke sembarang arah.
Yang ada dalam pikirannya hanya menemui Mama mencari mamanya.
Rendi mengejar Hasa yang berlari cepat ke jalan Raya. "Hasa ! Jangan lari Nak. Dengarkan Papa dulu !"
Hasa tak menghiraukan ia terus berlari tanpa melihat banyaknya kendaraan yang terkejut akan aksinya. Hasa menyebrang jalan raya dan berlari ke seberang jalan.
Melihat itu Rendi takut Hasa kenapa-napa. Rendi dan Hasa jaraknya lumayan jauh sekarang. Rendi menyebrang tanpa melihat kanan kirinya.
Tiiiiiiiiinnnnnn !
"Hasa !"
"Awaaasss !"
Ciiiiiittttt !
Brakkk !
"Papa !"
hihihi