Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Hari ini di SMA GANESHA guru guru mengadakan rapat untuk membahas persiapan serangkaian ujian yang akan dilaksanakan oleh kelas XII, para murid pun dipulangkan lebih awal.
dan entah apa yang memasuki pikiran ke 5 remaja yang kini tengah duduk anteng dikafe itu, sejak kapan mereka menjadi dekat, entahlah semua berjalan begitu saja.
mungkin sejak mereka terlibat kerja kelompok dan terbiasa bertemu jadi mereka bisa jadi akrab seperti saat ini.
sifat mereka yang kadang absurd dan kocak membuat mereka jadi bisa membaur, terkecuali Devon tentunya, tapi ternyata saat mereka cuma sebagai ber 5 Devon kadang juga bisa kocak juga.
"kita nonton yuk", ajak Disti tiba tiba,
"kuy lah gasskeun", seru putra,
"kalian enak pasangan lha gue masa sendiri, gak asik ah", ucap Leo,
"pasangan?", beo key,
"ya iyalah, loe sama Devon lah nih si cumi sama si cablak", ucap asal Leo yang mendapat tumpukan tisu dimukanya.
"siapa yang loe maksud si cablak", sungut Disti sambil berkacak pinggang,
"ehhhh bukan bukan, salah dengan kali loe dis", ucap Leo ketat ketir, menjadi teman sekelas selama 3 tahun menjadikan Leo tahu bagaimana bar barnya gadis itu kalau sedang marah.
"apaan gue denger Lo ngatain Disti cablak, dan ngatain gue cumi dasar loe cacing kremi", ucap putra semakin memanasi Disti,
"gak usah kompor loe cumi, gue gibeng loe", ucap Leo menatap tajam putra, lebih baik adi otot dengan putra daripada kena mauk Disti bisa dibuat botak kepalanya.
"kompor apaan, gue ngomong yang sebenarnya kok, loe tadi juga dengar kan key", ucap santai putra sambil bertanya pada key.
"kalau mau adu mulut diluar", ucap Devon yang membuat mereka kicep seketika.
"kita karaokean aja yuk", ajak Leo,
"gak salah loe, suara loe aja lebih enak suara kentut gue, malah sok Sokan ngajak karaoke", ucap putra yang Segera mendapat geplakan dari Leo,
Disti dan key seketika tertawa mendapat ucapan putra yang sedari tadi menistakan Leo, dua orang itu memang kalau sedang mode julid ada aja yang membuat mereka adu bacot.
"kalian kalau jadi pasangan kayaknya cocok deh", ucap asal key yang membuat Leo dan putra mendelik, reflek putra menggeplak bibir key, seketika Devon menatap putra tajam tapi putra pura pura tidak tahu saja.
"sekate Kate loe ngatain gue sama leo cocok, gue masih suka lobang ye", ucap sarkas putra yang membuat Disti seketika ngakak, Devon terkekeh pelan.
"hah suka lobang, lobang apan put?", tanya key polos, segera Disti menampol tangan putra,
"heh, cumi jangan Sampai loe ngotorin otak polos sahabat gue", ucap key berkacak pinggang.
putra, Leo dan Devon pun mengernyitkan dahi mereka, benarkah key tidak paham dengan apa yang putra katakan, oh ayolah, umur mereka saja sudah 18 tahun masa iya pembahasan seperti itu saja key tidak mengerti.
"key, loe gak paham maksud putra tadi?", tanya Leo memastikan,
"lha si kremi, malah ditanyain", kata Disti menepuk jidatnya,
"hah, apa an, putra suka lobang kan, emang lubang apa sih le?", key malah berbalik tanya yang seketika membuat tawa mereka pecah, key pun jadi semakin bingung dengan mereka semua.
"kok malah ketawa sih, ditanya erius juga", sungut key kesal.
"emang paling benar loe gak usah tahu key, sesat ni 3 orang emang", kata Disti di sela tawanya.
"lhe emang loe tahu dis?", tanya key pada Disti yang seketika membuat Disti menghentikan tawanya.
"emm emm ya gak tahu juga sih", ucapnya tersenyum kikuk, membuat ketiga laki laki itu tertawa.
"helle si markonah sok sok an gak tahu, padahal mah tontonannya begituan", ucap putra meledek,
"heh cumi jangan fitnah ya loe, gue gak pernah ya nonton yang kayak gitu", ucap Disti tak terima,
"emang nonton apaan sih, gue tanya putra suka lobang apa lha kenapa jadi bahas nonton begituan, emang nonton begituan apa,nonton lobang gitu?", tanya key polos membuat mereka malah ngakak.
oh,,, sungguh para lelaki itu benar benar tidak menyangka kalau key sepolos itu bahkan hal hal yang lumrah dibahas remaja seusia mereka sja key tak paham.
"ah kalian mah ngeselin, gue tanya beneran juga malah tertawa, gue pulang aja deh", sungut key kesal seraya berjalan meninggalkan mereka semua.
"lah si key ngambek", ucap Leo,
"ah kalian sih bikin dia kesal kan", kata Disti sambil bergegas menyusul key.
"key emang sepolos itu ternyata", kata putra,
"lucu", ucap Devon yang membuat Leo dan putra menatapnya horor.
Diluar Disti sudah bersama dengan key yang masih mengerucutkan bibirnya sebal. semakin membuat Disti ingin tertawa ngakak.
"apa... loe mau tertawa hah, tertawa sana sama mereka sana sana jauh jauh dari gue", ucap kesal key, Disti semakin dibuat tertawa.
" si markonah, kalau ngambek bibirnya gak usah maju maju in gitu, mau gue kuncir tuh bibir", ucap Disti menggoda key.
"tau ah kesel gue sama kalian", kata key sambil kembali berjalan meninggalkan Disti.
Disinilah mereka sekarang, didalam mobil Disti, Disti memang sudah mengetahui perihal key yang sudah tinggal di kediaman Bagaskara, dan Disti pun mendukung keputusan key, apalagi setelah kejadian key diserang tempo hari.
Sejak tinggal di kediaman bagaskara key pulang dan pergi kesekolah selalu diantar jemput sopir keluarga Bagaskara, tapi karena hari ini dia pulang lebih awal, dia tidak mengabari sopir yang biasa menjemputnya karena dari awal dia berencana pulang bersama Disti.
"key gimana perasaan loe terhadap Devon?", tanya Disti tiba tiba,
"maksud loe?", tanya key tak paham,
"ya perasaan loe, suka kah atau mungkin jatuh cinta?", tanya Disti lagi,
"gak usah aneh aneh deh dis pertanyaan loe", kata key menatap tajam Disti,
"loe nyaman gak saat sama dia?", tanya Disti lagi,
"biasa aja, sama kayak sama putra dan Leo", jawab key,
"emang loe tahu gimana itu suka dan jatuh cinta?", tanya Disti lagi, yang dijawab gelengan kepala oleh key,
"gue menganggap Devon tuh sama kayak putra dan Leo dis, hanya teman", jawab key sambil menatap jalan didepannya.
"tapi yang gue tangkap dari sikap Devon ke loe, dia kayaknya ada perasaan sama loe key, secara nih ya selama ini dia gak pernah mau dekat sama cewek tapi sama loe malah dia mau mau aja boncengin loe, dan juga dia nyaman dan santai ngobrol sama loe", jelas Disti,
"gak usah Ngadi Ngadi deh loe dis, kalau didengar fans beratnya Devon, bisa habis gue", sungut key.
Tak terasa mobil Disti sudah berada didepan gerbang kediaman Bagaskara, Disti akan mengantar key sampai disana saja gak berani masuk kedalam rumah mewah itu.
padahal jarak dari gerbang menuju pintu utama lumayan jauh tapi tidak malah bagi key, karena dia juga tidak enak kalau membawa Disti masuk kedalam rumah, dia sadar kalau dia disana pun hanya menumpang.
disepanjang jalan masuk ke pintu utama banyak ditumbuhi pohon rindang yang berjejer rapi, serta beberapa jenis tanaman dan bunga bunga indah yang sangat terawat, hingga membuat key betah memandangi mereka.