Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#3
Hari prom pun telah tiba. Davina terpaksa menjemput Lara ke apartemen kumuhnya sesuai dengan perintah sang ayah.
"Cepatlah!!" teriak Davina pada Lara yang menunggunya di pinggir jalan.
Lara cepat-cepat masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Davina.
"Ck ... Aku jijik duduk di sebelahmu. Pasti tubuhmu itu bau kecoa dan tikus. Nanti pulanglah sendiri. Aku tak sudi mobilku bau karenamu," ucap Davina yang selalu melontarkan kata-kata kasar pada Lara.
Lara hanya diam saja dan tak terlalu menggubris apapun makian Davina. Tetapi hal itu justru membuat Davina semakin kesal. Dengan tiba-tiba Davina menendang paha Lara.
"Aaaww," pekik Lara dan memegang pahanya yang ditendang oleh Davina.
"Akhirnya kau bisa berteriak juga. Kau tahu Lara? Aku sangat membencimu. Jadi jangan harap aku akan menyukaimu," geram Davina.
Lara menahan semua amarahnya di dalam hati saja. Sekali lagi dia menguatkan dirinya sendiri. Tak ada yang bisa menguatkannya kecuali dirinya sendiri. Dan itu yang membuat Lara bertahan sampai saat ini.
Davina tak suka melihat Lara yang begitu cantik. Padahal Lara hanya memakai baju bekas Davina yang menurutnya paling jelek. Mata Biru dan rambut coklat Lara tampak memukau meskipun dia memakai baju alakadarnya.
Bahkan pria yang disukai Davina, begitu tertarik pada Lara yang menurutnya tak sebanding dengannya.
"Kau hanya seorang kriminal dan anak haram, Lara. Ingat kedudukanmu itu. Jangan bermimpi terlalu tinggi jika kau tak ingin merasakan sakitnya terjatuh," kata Davina menghina.
Lara hanya diam seperti biasa. Mental Lara sudah sangat terlatih dengan dunia bully membully seperti ini. Dia akan mencapai tujuannya asal dia bisa kuat bertahan dalam situasi seperti ini.
Dulu ketika masih dipenjara, dia dipertemukan dengan seorang gadis cantik yang dianggapnya sebagai kakak. Dari dialah, Lara belajar untuk bisa bertahan dari kerasnya hidup meskipun ujian hidupnya lebih besar.
Lara dibekali dengan ilmu beladiri yang cukup mumpuni dan cara bertahan hidup dari hinaan dan cacian ketika di dalam penjara. Lara mempunyai ilmu pengendalian diri yang sangat baik dan tak mudah terprovokasi. Itu membuat dirinya selalu terlihat tenang dari luar. Tapi tak ada tahu apa yang dirasakan di dalam diri Lara yang tersiksa secara batin.
"Stop ... Berhentikan mobilnya. Aku tak ingin masuk bersamamu. Keluarlah!" bentak Davina pada Lara agar Lara keluar dari mobilnya.
Lara diturunkan di depan gerbang sekolah karena Davina tak sudi pergi bersama Lara ke dalam pesta prom itu. Lara turun dari mobil dan berjalan masuk ke gerbang sekolah.
Lalu ada mobil yang tiba-tiba berhenti di depan Lara.
"Lara, ayo ikut bersamaku. Jarak ke dalam lumayan jauh," panggil Giorgio, laki-laki yang disukai oleh Davina.
Lara menoleh ke arah pemuda tampan itu.
"Tidak, pergilah." jawab Lara dan berjalan kembali.
Giorgio tahu bahwa Lara tak mungkin mau menerima ajakannya. Jadi Giorgio memutuskan untuk turun dari mobilnya dan berjalan bersama Lara menuju ke gedung aula sekolah.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Lara ketus dan berjalan lebih cepat lagi.
"Aku akan menemanimu berjalan," jawab Giorgio.
"Jangan mendekatiku. Kau akan membuatku dalam masalah," kata Lara menjauhi Giorgio.
Giorgio tertawa pelan dan tetap mengikuti Lara berjalan di sampingnya.
"Kau cantik. Jadilah teman dansaku malam ini," ucap Giorgio tersenyum.
Lara tak menjawab dan tetap berjalan lurus ke depan tanpa mempedulikan Giorgio. Dan Giorgio hanya tersenyum karena sudah terbiasa sikap dingin dan ketus Lara padanya.
Sampai akhirnya mereka sampai di pintu aula dan Davina kesal melihat pemandangan itu.
"Lihatlah, berani sekali dia berjalan bersama Giorgio, Davina. Kita harus memberinya pelajaran sepertinya," ucap Lisa, teman Davina.
"Ayo masuk," kata Davina pada teman-temannya.
Davina tampak tersenyum licik karena akan merencanakan sesuatu yang buruk pada Lara. Dan teman-teman Davina tampak tertawa senang karena hal itu.
semoga bapakmu ga kena serangan jantung lagi
hancur kan kesombongan davina, biarkn jatuh miskin jd tau rasanya jd orng miskin.. biar ga songong
sabar Lara,,buat dirimu lulus dgn predikat nilai terbaik. dan lepas dr jerat orng busuk, lalu balas dendam😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
aku dukung onlen😁😁
susah liat org seneng dan seneng liat org susah 😀😂