Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Empat
Cecil akhirnya memutuskan untuk menjual salah satu motor miliknya. Kalau menjual mobil dan dia memakai mobil yang lain, pasti mamanya akan curiga dan bertanya ke mana perginya. Sedangkan motor jarang di gunakan dan hampir tak pernah terlihat. Berada di dekat gudang.
Cecil melihat cincin di jari manisnya. Pemberian sahabatnya saat ulang tahun. Dia juga mungkin akan menjual sebagai penambah uangnya.
Setelah mendapatkan jalan keluar, Cecil akhirnya bisa memejamkan mata.
Saat Tante Tari dan Athalla telah pergi, mama Nicky masuk ke kamar putrinya. Melihat Cecil telah terlelap dia mendekatinya. Duduk di tepi ranjang, menatap wajah putrinya.
"Maafkan Mama, Nak. Semua ini juga salah mama. Kau jadi kurang perhatian, dan mencarinya ke tempat lain. Tapi kau salah memilih orang. Mama tak memandang hartanya, mama hanya ingin kamu mendapatkan pria yang menyayangi kamu dengan tulus, tidak seperti Kevin itu. Mama bisa melihat jika dia hanya memanfaatkan kamu, bukan karena Cinta," ucap Mama Nicky.
Nicky mengecup dahi putrinya. Dan menyelimuti tubuhnya. Setelah itu mematikan lampu kamar digantikan dengan lampu tidur.
***
Jam tujuh pagi, Cecil terbangun. Dia langsung mandi dan setelah rapi segera turun ke lantai bawah menuju ruang makan. Di meja makan telah duduk sang mama.
Cecil menarik kursi dan langsung duduk. Dia melihat ada nasi goreng lengkap dengan lauk tambahan. Ada telur dadar, telur mata sapi dan ayam goreng.
Tanpa menegur mamanya, gadis itu langsung makan. Keheningan terasa di antara keduanya. Mama Nicky diam-diam melirik putrinya.
"Apa uang kuliah sudah kamu bayar?" tanya Mama Nicky.
Seminggu yang lalu, dia mentransfer uang untuk pembayaran biaya kuliah putrinya itu. Entah kenapa, sejak melihat Cecil mencari perhiasan miliknya yang pernah dibelikan sang papa, wanita itu jadi berpikiran jelek.
Nicky selalu berprasangka sang putri ingin menjual untuk memenuhi kebutuhan kekasihnya. Dia telah berulangkali mendengar dari seseorang jika melihat sang putri membelikan barang atau memberikan uang.
"Uang kuliah ...?" Cecil balik bertanya. Hal itu membuat Mama Nicky cukup terkejut. Kenapa sang putri justru balik bertanya?
"Apa belum kamu bayar? Jangan bilang kalau kamu pakai uang itu buat kekasihmu!" seru Mama Nicky.
Mendengar sang mama membawa kekasihnya, Cecil tak bisa terima, dia lalu membanting sendok ke piring, hingga nasi berserakan ke meja. Mama Nicky tampak terkejut melihat reaksi sang putri yang di luar dugaan.
"Jangan bawa-bawa nama Kevin! Mama kalau tak suka denganku, bisa menamparku atau kalau perlu membunuhku saja, tak apa. Tapi jangan pernah menjelekan Kevin!" teriak Cecil.
Cecil lalu berdiri dari duduknya. Dia telah kehilangan napsu makan karena mendengar ucapan mamanya.
"Kenapa kamu harus marah begitu? Jika memang bukan untuk Kevin, kamu tinggal jelaskan saja!' seru Mama Nicky.
"Aku lupa bayarnya. Aku pasti akan bayar. Mama tak perlu menuduh Kevin!"
"Baiklah ... jika memang kamu belum bayar. Bisa kamu transfer kembali uangnya, biar mama yang bayarkan," ucap Mama Nicky.
Cecil tampak menarik napas dalam. Dia terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Uang itu telah dia gunakan untuk membayar sewa apartemen yang saat ini ditempati kekasihnya.
"Mama tak percaya denganku?" tanya Cecil.
Cecil harus bisa membuat mamanya tak jadi meminta uang itu kembali. Untuk Kevin pulang kampung saja, belum dia dapatkan uangnya. Kemana dia mencari uang kuliah yang terpakai itu?
"Kamu yang tau jawabannya, apa pantas kamu di percaya atau tidak?" Mama Nicky balik bertanya.
"Aku akan transfer uang mama secepatnya! Aku tak.mau mama menuduh Kevin yang menggunakan uang itu!" seru Cecil.
Nicky tertawa mendengar jawaban dari putrinya. Dia semakin yakin jika uang kuliah sudah dipakai Cecil. Dalam hatinya ingin berteriak, memarahi anaknya itu. Tapi sadar jika kekerasan tak akan menyelesaikan masalah. Anaknya akan semakin jauh darinya.
"Kenapa bukan sekarang saja? Bukankah kamu ada aplikasi m-banking. Tinggal transfer saja. Itu pun jika uang itu masih ada di rekeningmu," ucap Mama Nicky.
"Uangnya sudah aku pakai buat bayar hutang. Aku akan dapatkan segera," balas Cecil.
"Dapat dari mana? Kekasihmu itu? Tak mungkin, dia aja pengangguran yang hanya menggantungkan hidupnya denganmu saja!" ucap Mama Nicky sedikit keras. Mungkin sudah mulai terbawa emosi.
"Cukup, Ma ...! Mama selalu saja menghinanya. Apa Mama pikir Kevin tak ada kerjaan. Kemarin dia baru di PHK. Dia juga ada jual barang secara online! Roda ini berputar, tak selamanya Kevin begini. Aku tak tau apa yang menyebabkan mama tak suka dengannya. Apa karena dia bukan dari kalangan atas? Jangan memandang seseorang dari hartanya saja, Ma!" seru Cecil dengan suara besar.
"Kamu telah di butakan oleh cinta. Entah apa yang Kevin berikan sehingga kamu jadi gila begini. Suatu saat kamu akan mengerti, kenapa mama tak pernah setuju kamu pacaran dengannya. Bukan karena dia miskin atau tak punya. Lebih dari itu, dia itu miskin akhlak. Hanya ingin porotin kamu saja. Setelah kamu tau siapa dia, mama harap kamu gak akan menyesal!" balas Mama Nicky.
Mama Nicky lalu bangun dari duduknya. Jika dia masih bertahan, takutnya emosinya tak terkendali. Lebih baik dia menghindar.
"Mama tunggu transferan darimu! Apa kau pikir mama tak tau jika kau juga tak pernah ke kampus lagi. Waktumu hanya di habiskan dengan pria itu saja. Mama tunggu penyesalanmu dan kembali ke pelukan mama sambil berkata jika kamu menyesal pernah mengenal pria seperti Kevin!" ucap Mama Nicky.
Setelah mengucapkan itu tanpa menunggu jawaban dari gadisnya, Mama Nicky berjalan keluar dari rumah. Dalam hatinya selalu berdoa jika dibukakan pintu hati Cecil dan sadar jika pria yang dia cintai saat ini tak pantas untuknya.
tp gmn kl emg dh sifat dy begitu..
ya tergantung qt aja sbgai istri yg menyikapinya...
ya qt jg hrs ekstra lbh sabar mnghdapinya...