Lana harus rela menjadi istri kedua dari pengusaha kejam dan arogan demi menolong perusahaan keluarganya yang nyaris bangkrut . Sean Jayde Alexander nyatanya menikahinya hanya untuk pelampiasan hasratnya karena istri pertamanya adalah supermodel super sibuk yang bahkan tak pernah punya waktu untuk melayaninya ataupun merawat putra mereka .
Hidup Lana bagai berjalan diatas kerikil kerikil tajam , bahkan berkali kali ia berniat mengakhiri hidupnya . Tapi satu hal yang membuatnya bertahan yaitu seorang anak laki laki lumpuh berusia enam tahun yang sangat menyayanginya .
Akankah Lana akan bisa bertahan pada ikatan yang hanya dipenuhi kebencian ?? Ataukah ia akan menyerah dan akhirnya memilih untuk pergi !?
lni adalah kisah liku liku perjalanan rumah tangga yang mungkin akan membuat sedikit darting , jadi siapkan hati yang lapang untuk membacanya 🤭.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Satu jam kemudian mereka sampai di sebuah mansion megah bergaya Eropa . Dua pria dan dua orang maid tampak sudah berdiri menyambut mereka ketika mobil berhenti , hal yang menurut Lana adalah hal yang konyol dan sia sia karena Sean langsung melangkah masuk ke dalam mansion tanpa sedikitpun melirik pada ke empat orang yang berdiri dengan kepala tertunduk . Semua orang terlihat menghormatinya tapi monster itu tak sedikitpun memperlihatkan rasa menghargai para orang orang disekitarnya .
Dan yang membuat Lana kesal adalah tak ada seorangpun yang membantunya membawa koper baju yang lumayan berat miliknya , baik maid ataupun para penjaga di rumah ini sepertinya sudah terkena virus muka datar seperti Damian dan tentu saja asal muasal virus itu dari Tuan Besar mereka .
Sampai diruang tamu yang sangat luas Lana terlihat kebingungan karena ia tidak tahu kemana harus pergi . Dia tidak tahu letak kamarnya , tidak mungkin ia masuk ke salah satu kamar di tempat ini secara acak . Dan suara Damian di belakangnya membuat Lana berjingkat kaget , pria itu selalu saja sukses membuatnya terkejut .
" Kamar anda ada di ujung sana Nyonya .... "
Refleks Lana melihat ke arah dimana jari Damian menunjuk , matanya mengernyit melihat sebuah pintu besar yang tepat berada selurusan dengannya . Jika dilihat dari model dan ukuran pintu yang sangat besar sepertinya itu bukanlah sebuah kamar .
" Kamar anda ada di belakang ruang baca yang kini sedang anda lihat . Dengan beberapa pertimbangan Tuan Sean menempatkan anda di lantai bawah . Kamar utama atau kamar Tuan Sean Jayde ada di lantai tiga ... "
Persetan kata Lana di dalam hatinya , tidak masalah ia akan tidur di manapun . Yang penting baginya adalah semakin jauh dari monster itu maka akan semakin baik . Lana melangkah menuju kamar yang ditunjuk Damian bahkan sebelum pria itu menyelesaikan kata katanya . Yang dia inginkan sekarang adalah merebahkan tubuh dan memejamkan matanya yang sudah terlalu lelah .
" Jangan pergi dulu Nyonya , saya belum selesai bicara ... " ujar Damian dengan penuh penekanan ketika wanita yang masih mengenakan gaun pengantinnya itu melangkah pergi tanpa melihat ke arahnya, bahkan seperti tidak peduli pada suaranya .
BRRAAKKKK ...
Dengan tenaga yang masih tersisa Lana menutup pintu kamarnya kuat kuat . Tubuhnya luruh tepat di depan pintu tak peduli jika nantinya gaun putih yang dikenakannya akan kotor atau rusak sekalipun .
Ini adalah rumah suaminya , tapi ia datang pertamakali bagai seorang imigran gelap yang disusupkan kerumah itu . Tak ada yang peduli padanya ! Semua orang ditempat ini selalu saja berjalan dengan kepala tertunduk seolah tak ada kehormatan lagi dalam diri mereka .
Dengan masih menyandarkan punggung lelahnya di pintu Lana kemudian mengamati kamar yang ditunjuk Damian sebagai kamarnya . Hampir semua bagian kamar ini berwarna putih tentu saja kecuali perabot perabot yang semuanya terbuat dari kayu jati . Tak ada balkon atau jendela besar seperti kamar yang dia miliki dulu , yang ada hanyalah sepasang jendela kecil yang tertutup tirai putih .
Kamar yang cukup nyaman untuknya tapi tetap saja Lana masih canggung apalagi ketika mengingat jika malam ini adalah malam pertama pernikahannya . Sungguh , Lama berharap suaminya akan jatuh dengan kepala yang membentur sesuatu yang keras hingga Sean lupa jika malam ini adalah malam bersejarah mereka .
Merasa gerah dengan baju yang ia kenakan Lana segera berdiri bermaksud untuk membersihkan dirinya . Baru dua langkah berjalan tiba tiba saja pintu di buka oleh seseorang .
DEGGHHHHH ....
Dari aroma yang menguar di indera penciumannya Lana tahu siapa yang sedang berdiri di belakangnya . Ternyata monster itu tidak melupakan dirinya dan malam ini . Lana bisa mendengar langkah pria itu mendekat padanya , semakin dekat hingga tubuhnya terasa terkunci tak dapat di gerakkan .
" Aakkkkhhhh ... " pekik Lana ketika satu tangan kekar Sean menekan keras lehernya dan kemudian menghempaskan hingga tubuhnya terbanting kelantai .
" Baru sepuluh menit kau menginjakkan kakimu di rumah ini , tapi kau sudah berani menentang aturanku ... "
Lana tersengal dan terbatuk dengan tangan memegang lehernya yang terasa sakit . Sepertinya seluruh tubuhnya teras sakit akibat benturan keras di lantai . Walau begitu matanya nanar ke arah pria yang sedang berdiri menjulang di depannya .
" Aturan apa ?? Kau bahkan tidak pernah berbicara denganku ... "
" Kau membuatku terlalu lama menunggu diruang baca , dan sepertinya kau harus diajari untuk sedikit menurut ... " ujar Sean dengan melonggarkan dasi yang dikenakannya . Dan gerakan itu membuat Lana perlahan merangkak mundur dengan wajah khawatir .
Wanita itu kemudian ingat jika Damian tadi sempat memintanya untuk kembali karena ada yang belum pria itu katakan . Lana merutuki dirinya sendiri , mungkin saja Damian ingin mengatakan jika Sean sudah menunggunya di ruang baca .
" J-jangan mendekat ... mau apa kau !!!!? "