Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
'' Roseline ''
Roseline membalikkan badannya sembari tersenyum menatap William.
'' Hai suamiku '' sapa Roseline melambaikan tangannya.
'' Apa yang kamu,,,, ''
Perkataan William terpotong oleh gerakan Roseline yang tiba tiba memeluknya.
Bugh
Roseline menendang pria yang hendak memukul William dari belakang, yang mana membuat pria itu jatuh tersungkur.
Akhhh
Pria itu berguling di tanah sembari meringis kesakitan, karna Roseline menendang tepat bagian bawah pusarnya.
Sedangkan William masih berdiri dengan tubuh yang kaku, karna ini pertama kalinya dirinya berpelukan dengan Roseline, namun anehnya dirinya tidak menolak saat Roseline memeluknya tanpa izin.
'' Huh '' desah Roseline melepaskan pelukannya dari tubuh kekar William, yang mana membuat kesadaran William juga ikut kembali.
Tak jauh dari mereka asisten Hans di buat melongo, saat melihat bagaimana Roseline ketika menghajar musuh, dan itu membuatnya terpesona.
Asisten Hans segera menghampiri Tuan dan Nona Mudanya, setelah mengalahkan enam pria sorang diri, karna William masih di bantu oleh Roseline, meskipun sebenarnya Tuannya bisa melawan mereka seorang diri.
'' Tuan, Nona ''
William dan Roseline serempak menoleh ke arah asisten Hans yang berjalan ke arah mereka.
Kini mereka bertiga melihat tiga belas pria yang terkapar di jalan, dan salah satu dari mereka ada yang pinsan.
'' Hans, apa kamu sudah melakukan tugasmu '' ujar William dengan suara datarnya.
'' Sudah Tuan '' sahut asisten Hans.
Dan tak berselang lama tiga mobil van putih datang, dan ada beberapa orang pria berbadan besar keluar dari dalam mobil itu.
'' Tuan '' sapa mereka membungkuk sopan.
'' Bawa mereka ke markas '' perintah William.
'' Baik Tuan '' sahut mereka kompak, dan langsung memasukkan tiga belas pria itu ke dalam mobil van putih dengan cara terpisah.
Sedangkan Roseline yang mendengar William menyebut kata markas sektika membuat tubuhnya merinding, karna dia sudah berfikir jika markas yang di sebut oleh William, bukan markas pada umumnya, melainkan penjara bawah tanah misalnya.
Roseline terus menatap mobil van putih, yang perlahan pergi membawa tiga belas pria yang mengeroyok William dan asisten Hans, dia yakin pasti setelah ini keadaan tiga belas pria itu tidak baik baik saja.
'' Ehem ''
Roseline tersentak dan langsung menoleh ke samping, yang mana tatapannya langsung bertemu dengan tatapan mata elang milik William.
'' Apa yang kamu lakukan di sini ?'' tanya William dengan raut datarnya.
Roseline seketika tersenyum saat mengingat kenapa dia bisa berada di sini . '' Aku mau minta uang cash sama kamu '' jawab Roseline dengan takut takut.
William mengerutkan dahinya, bukannya dirinya sudah memberikan kartu hitamnya pada Roseline, tapi kenapa masih minta uang cash pikirnya.
'' Untuk apa ?'' tanya William kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya.
'' Em,, tadi aku jalan jalan, terus aku lihat ada kedai yang berjualan makanan khas negara Indonesia di pinggiran sana '' jawab Roseline.
'' Terus ''
'' Aku ingin mencoba menunya, tapi aku tidak punya uang cash, masak iya aku bayar pakai kartu hitam milikmu, mana bisa, jadi tadi aku berniat mau pulang ke mansion untuk pinjam dulu uang cash pada pelayan, eh gak taunya aku melihatmu di sini sedang kelahi, jadi sekalian aja aku bantuin kamu sama mau minta uang cash '' ujar Roseline menjelaskan panjang kali lebar, yang mana membuat asisten Hans hampir menyemburkan tawanya.
" Nona Muda, anda benar benar aneh, bantuin Tuan berkelahi, karna mau minta uang, jadi intinya anda ingin perkelahiannya cepat selesai karna keburu minta uang " batin asisten Hans menggelengkan kepalanya.
Begitu juga dengan William, dia tanpa sadar menyunggingkan senyumnya sangat tipis, yang mana tidak di sadari oleh Roseline maupun asisten Hans, namun sedetik kemudian senyuman itu lenyap saat teringat akan sesuatu.
'' Sejak kapan kamu bisa bela diri?'' tanya William.
Roseline langsung di buat gelagapan, dia lupa kalau Roseline asli tidak bisa bela diri.
'' Aku dari dulu memang bisa bela diri, apa kamu tidak tahu ?'' tanya Roseline balik dengan berusaha menutupi rasa gugupnya, dia baru ingat kalau William masih mengira dirinya amnesia, dan kini dirinya akan memanfaatkannya.
Sedangkan William yang mendengar pertanyaan Roseline seketika bungkam, karna selama ini dirinya memang tidak tahu apa apa tentang Roseline, lebih tepatnya tidak ingin tahu.
'' Sudahlah, tidak usah di pusingkan, sekarang mana uang cashnya, aku sudah tidak sabar untuk mencicipi menu negara Indonesia itu '' ujar Roseline dengan tangan menengadah.
William merogoh saku celananya untuk mengambil dompet kulitnya, lalu dia membukanya dan menarik semua uang kertas dari dalam dompetnya dan di berikan pada Roseline.
'' Ini, pakai saja semua '' ucap William.
Roseline langsung mengambil uang pemberian William dengan wajah berbinar.
'' Terima kasih ya '' ucap Roseline dan langsung melenggang pergi begitu saja, sembari memperhatikan beberapa lembar uang kertas pemberian William.
Sedangkan William dan Asisten Hans di buat tercengang, saat melihat Roseline menunggangi motor sport hitam milik William dulu.
'' Tuan, saya tidak salah lihat kan, itu Nona Muda sungguhan pakai motor anda '' ujar asisten Hans yang masih sulit percaya, begitu juga dengan William yang juga tidak percaya, jika Roseline bisa menaiki motor miliknya.
Mereka berdua kembali di buat tercengang, saat melihat Roseline melajukan motor sport milik William layaknya pembalap.
'' Semenjak amnesia Nona Muda benar benar berubah '' gumam Asisten Hans menatap kagum Roseline yang sudah hampir tidak terlihat.
'' Ayo ke markas '' ucap William ketus, yang mana membuat kesadaran asisten Hans langsung kembali.
'' Ah, baik Tuan ''
Di kedai pinggiran jalan, Roseline begitu menikmati makanan khas negaranya, Roseline memesan bakso, sate kambing, mi ayam, dan masih banyak lagi menu Negaranya yang ia pesan.
'' Ahh,,, akhirnya aku bisa makan makanan negaraku '' gumam Roseline lalu melahap satu tusuk sate ke dalam mulut mungilnya.
Setelah puas melahap semua makanan yang ia pesan, Roseline masih memesan lagi untuk di bungkus untuk ia bawa pulang ke mansion.
'' Pak, ini uangnya '' ucap Roseline menyodorkan semua uang kertas yang di berikan oleh William tadi.
'' Ah,, Nona, ini kebanyakan '' tukas si penjual.
'' Tidak apa apa, ambil saja '' sahut Roseline.
'' Terimakasih Nona '' ucap si penjual dengan wajah yang amat sangat bahagia.
'' Sama sama '' balas Roseline ikut tersenyum.
Dan kini Roseline pulang ke mansion dengan membawa beberapa bungkus bakso dan mi ayam.
Roseline tiba di mansion bersamaan dengan mobil William yang juga baru masuk ke halaman mansion.
William yang baru keluar dari dalam mobil mengerutkan dahinya, melihat Roseline yang menenteng kresek di tangan kanan dan kirinya.
'' Apa itu ?'' tanya William menghentikan langkah Roseline yang hendak masuk ke dalam mansion.
'' Ini makanan khas negara Indonesai, yang tadi aku katakan padamu '' jawan Roseline mengangkat kresek yang di tentengnya.
'' Oh ''
'' Tuan Muda, ada Nona Anna di dalam '' ucap pelayan Robert yang berdiri di ambang pintu.
'' Anna, mau apa kesini '' gumam William.
Sedangkan Roseline hanya acuh tak acuh saat mendengar jika Anna ada di dalam, dia langsung melenggang masuk ke dalam mansion, bahkan Roseline juga tidak memperdulikan keberadaan Anna yang duduk di ruang keluarga, Roseline hanya melewatinya tanpa menyapanya, dan segera pergi ke dapur untuk meletakkan makanan yang di belinya ke dalam lemari pendingin agar tidak basi.