Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
transferan
"Bukannya semua siswi udah ada datanya ya?"
"Ada tapi data yang lama. Dan bukankah dia baru saja pindah kostan ya?"
"Nggak baru sih, udah lumayan lama juga. Ya udah, pulang nanti ikut aku aja. sekalian mau bawain makan siang buat dia" ajaknya
"Boleh!!" Pak Natan setuju, dengan antusias, akhirnya bisa ke tempat Vika dan melihat keadaannya
"oke!"
***
Sepulang kuliah mereka sama-sama menuju kostan Vika dengan kendaraan masing-masing. Tidak lupa juga di perjalanan membelikan makan siang untuknya, Pak Natan juga membawa buah tangan yaitu sekeranjang buah-buahan, berharap Vika akan tersentuh dengan perhatiannya yang tidak seberapa itu
Sesampainya di kosan terlihat Gadis itu sedang mengutak-atik ponselnya, entah pesan dari siapa yang jelas sangat sibuk sampai tidak sadar kalau Rara dan dosennya kini sudah ada dihadapannya
"Hei.! Kamu pura-pura sakit ya?" Rara mengejutkannya
"Loh Pak Natan?" Mata Vika langsung tertuju pada pria yang tidak disangka. Dosen itu tersenyum melihat penampilan Vika yang apa adanya dengan kaos yang menutupi lehernya dan celana pendek diatas lutut
"Aku yang panggil kamu!. Kenapa yang di sapa cuma Pak Natan aja?" Rara cemberut sambil Meletakkan makanan itu di meja
"Kenapa? kamu cemburu,?, kita kan baru ketemu tadi pagi" Vika membujuknya
"Tau ah" Rara duduk di sebelahnya
"Bagaimana keadaanmu? "Pak Natan memberikan buah-buahan itu pada Vika
"Udah membaik Pak, terima kasih atas perhatiannya" Vika sedikit canggung karena ini pertama kalinya mereka berkomunikasi secara pribadi
"Bohong" tiba-tiba Rara menyela pembicaraan keduanya "coba aku periksa" lalu Gadis itu meletakkan punggung tangannya di kening Vika
"Tuh kan masih panas!"
"Kita ke rumah sakit ya" Pak Nathan menatap Vika dengan kekhawatiran
"Jangan!" Vika setengah mengejutkan dua orang yang ada di hadapannya
Rara dan Pak Nathan langsung terkejut dengan sikapnya yang tiba-tiba seperti ada sesuatu yang dia takutkan
"M..Maksud aku, gimana kalau dokter bawa jarum yang gede" Alasannya dibuat-buat agar mereka percaya kalau Vika tidak ingin ke rumah sakit karena takut disuntik
"Ya ampun Vika, aku pikir kamu ini punya penyakit yang serius dan enggak mau kita tahu, ternyata cuma karena jarum suntik kamu setakut ini?" Rara kemudian tertawa melihat temannya lalu memeluk dengan erat
"gimana kalau kamu ngerasain jarum hidup yang lebih besar nanti" Rara berbisik menggodanya
Reflek Vika menutup telinganya karena langsung terbayang kejadian malam kemarin dengan Arya "kamu gila ya"
"Haha.." Rara tertawa bahagia melihat ekspresi wajah temannya
"Baiklah Mungkin kamu perlu banyak istirahat dan jangan lupa minum air yang cukup" Nathan terlihat jelas sangat peduli pada Vika, dari sorotan matanya saja sudah terlukiskan kalau dia memang ada rasa pada muridnya. Namun jika dilihat dari sikap Vika sendiri, dia nampak biasa saja, bahkan memang selama ini belum ada pria yang mendekatinya hanya dengan alasan percintaan yang tidak jelas, yang akan membuat dirinya tersiksa kecuali orang itu benar-benar bisa menghidupinya
"Sebenarnya kepala aku sedikit pusing shi!" Vika lalu memijat kening dengan jemarinya
"Kok bisa?" Rara langsung beralih pada Vika dan ikut membantu memijatnya, namun gadis itu mengedipkan sebelah mata pada Rara memberikan kode kalau akan ada pertunjukan seru yang dibuatnya
"Nggak tau nih, aku emang suka pusing kayak gini, tapi biasanya kalau makan yang pedes-pedes kayak bakso, atau apalah itu, bisa bikin aku semangat lagi deh" Rara mengerutkan kedua alisnya lalu mengerti kalau Vika ingin mengerjai Nathan
"Oh iya. Kenapa aku jadi lupa, itu kan emang kebiasaan kamu. Nanti deh aku pesan online aja." Rara pun ikut berlaga
"Nggak perlu! Biarkan saya yang membelinya" Nathan menawarkan diri
"gak perlu pak" tolaknya pura-pura "biar Rara aja yang beli, bapak kan tamu di sini," luar biasa akting Vika seperti aktris profesional
"tidak apa, sekarang kalian ngobrol aja dulu". Natan lalu pergi meninggalkan kedua gadis yang luar biasa jahilnya, terutama Vika, dia tidak betah kalau tidak mengambil keuntungan dari siapapun yang bersamanya.
"Gila kamu Vi!!, dosen sendiri dikerjain kayak gitu" Rara memukul bahu Vika dengan perlahan sambil terbahak
"Nggak apa-apa lah. Lagian mustahil dong aku minta uang sama dia hahaha, lumayan kan jajan tanpa nguras kantong" akhirnya mereka berdua tertawa bahagia karena sukses mengambil keuntungan dari Nathan
Tak lama kemudian ada notifikasi di ponsel Vika dari m-banking. Sekarang belum saatnya gajihan, tapi notifikasi itu bertuliskan kalau ada transferan dari orang lain untuknya. Perlahan Vika menggeser layar ponselnya, lalu melihat kalau benar-benar Ada yang mengirim uang. Di saat seperti ini walau tubuhnya tidak berdaya Vika pasti langsung vit kalau tiba-uang mengalir di rekeningnya. Dan benar saja, betapa terkejutnya dia dengan nominal luar biasa banyaknya.
Namun tak sengaja Rara mencondongkan kepalanya mengintip sedikit
"Ini ada orang salah transfer mungkin ya?" Vika juga menunjukkan kepada Rara nominalnya
"Kamu lagi nggak salah ngasih nomor rekening ke Om-om kan?" Rara juga ikut bingung
"Gak lah. Mungkin bisa jadi ada orang yang salah transfer. Ini sih aku bisa beli mobil"
Namun setelah di cermati lagi ternyata si pengirimnya atas nama Arya Mahesa. Dan Rara pun tahu itu, karena dia sudah tak asing melihat ID si pengirim
"Lho kenapa kak Arya kirim uang sebanyak ini?" Rara bertanya pada Vika yang terlihat wajahnya sudah pucat takut ketahuan
"Aku.. aku nggak tahu Ra. Ini mungkin salah kirim!" Vika terlihat sangat gugup
Jangan-jangan, apa yang Chef Arya katakan kalau dia akan ganti kerugian itu benar. Dan sekarang memang ditranfer sebanyak ini ternyata, tapi aku harus bilang apa sama Rara
"Kenapa jadi gugup kayak gitu, aku nggak masalah kok dia mau ngasih kamu apa. Toh ini juga kan untuk calon istrinya" Rara malah berbalik mengejek Vika yang sudah gemetar
"Apa sih Ra, aku nih syok lihat uang sebanyak ini, kamu malah komedi"
"Please ya vi, aku bener-bener pengen banget tau, kamu jadi kakak ipar aku. ini serius loh. sama sekali enggak main-main, pokoknya sampai darah penghabisan, aku mau Comblangin kamu sama Kak Arya"
"Terserah kamu, kalau aku sukanya sama Pak Natan gimana?" tantangannya
"Aku bakalan rayu Pak Nathan biar dia jatuh cinta sama aku, jadi nggak ada kesempatan buat kamu jadian sama dia" Rara masih terus bersikeras ingin sekali Vika menjadi kakak iparnya
Percakapan mereka akhirnya terhenti ketika Nathan sudah sampai di kosan Vika kembali. Tentu saja dengan membawa beberapa kantong bakso, entah apa yang ada di dalam pikiran pria itu, padahal jika ingin makan bersama pun hanya membutuhkan tiga kantong saja, tapi dia malah membawa hampir sepuluh kantong. yang pada akhirnya Vika membagikannya kepada ibu kos juga teman-teman seatap nya
langit sudah mulai berubah menjadi warna jingga, menandakan kalau matahari sebentar lagi akan menghilang di bagian kota tersebut, kini waktunya Rara dan Nathan berpamitan. Untung saja dia sudah izin akan masuk kerja terlambat, kalau tidak Arya tidak peduli Mau adik atau karyawan, baginya kedisiplinan pegawai harus diutamakan demi kemajuan restoran Mahesa.
Setelah sahabat dan dosennya pergi Vika membaringkan tubuhnya di kasur. hari ini benar-benar sangat kenyang ditambah lagi transferan dari Arya membuat otaknya seperti terisi full. Dia tidak menyangka kalau pria itu akan membayar hal yang paling berharga dalam hidupnya dengan sepadan. Jadi mulai hari ini apa yang telah terjadi dia tidak akan terbebani lagi