Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Pembeli lahan
Lastri menunggu hari hari nya yang sepi dengan di temani alkohol, Sudah lima tahun anak yang ia benci menghilang, Dalam hati nya ada kerinduan untuk Nara. Teringat saat dia sedang terluka, Hanya Nara yang paling cepat bergerak mengambil kan obat atau apa pun itu untuk menolong nya. Kini Lastri lebih banyak sendirian menghabiskan waktu dengan bosan, Kadang dia jalan jalan keluar kota untuk menghibur diri nya, Dia usia yang sudah mulai tua. Lastri sama sekali tidak mendapat kebahagian dari suami dan juga kedua anak nya, Mereka sibuk dengan urusan masing masing, Apa lagi kembar sudah berumah tangga dan tinggal di kota, Paling hanya satu bulan sekali mereka datang untuk menjenguk.
Selebih nya Lastri hanya sendiri saja, Suami yang akan menemani masa tua nya pun tak bisa di harapkan. Tono sudah menikah dengan Vina dan mendapat anak laki laki berusia tiga tahun, Padahal usia Tono sudah tidak muda lagi. Namun masih kekeh ingin punya anak bersama istri baru nya yang cantik jelita, Walau bila di bandingkan dengan Lastri sangat kalah jauh. Lastri sangat cantik, Hanya suami nya saja yang tidak bersyukur memiliki diri nya, Masih suka jalang bersama gadis gadis muda yang sangat segar demi kepuasan birahi dan nafsu setan nya.
Rumah besar yang dulu di huni oleh banyak orang, Kini hanya ada Lastri dan pembantu nya saja. Vina sudah di buat kan rumah oleh Tono rumah sendiri, Walau tidak sebesar milik nya Lastri, Saat itu sudah terjadi konflik karena Vina bersikeras ingin rumah yang ini saja dan Lastri lah yang harus nya pindah kerumah yang baru Tono buat ini, Namun karena Lastri bersikeras dan anak anak juga turun tangan. Maka Vina kalah dan terpaksa tinggal di rumah baru nya yang agak kecil, Walau hati nya sangat kesal karena rumah milik nya lebih kecil di bandingkan dengan milik istri tua, Vina adalah tipe istri muda yang sangat tidak tahu diri sekali.
"Dik, Mas mau jual lahan sawit kita yangg sepuluh hektar itu." Tono datang memberitahu Lastri.
"Terserah kau saja! Mau kepala mu kau jual pun aku tidak peduli." Lastri menjawab ketus.
"Nanti uang nya mau ku buka kan usaha untuk Arhan, Dia masih kecil dan aku sudah tua." Tono masih betah mengajak istri tua nya bicara.
Lastri tertawa sumbang mendengar Tono yang begitu perhatian kepada putra nya, Ingatan Lastri langsung pada Nara. Walau selama ini dia juga tidak baik pada Nara, Namun bukan sepenuh nya salah Lastri juga karena dia memendam perasaan sakit, Justru harus nya Tono lah yang berbuat baik pada putri yang sudah tidak punya Ibu.
"Perhatian sekali kau dengan nasib anak mu yang ini, Kenapa kau memperlakukan anak Marda sehina itu?!" Lastri menatap suami nya.
"Jangan ungkit gadis itu lagi, Dia sudah mati." Geram Tono.
"Mau mati atau tidak, Nara tetap anak mu dan tidak mengubah fakta bahwa kau begitu benci kepada nya! Padahal bukan salah Nara bila Marda mati, Bisa jadi itu adalah karma untuk nya." Geram Lastri tak kalah garang.
"Aku datang hanya untuk memberitahu mu saja, Tapi kau malah mengajak ku debat tentang masalah anak itu!" Bentak Tono.
"Memang nya kenapa kalau aku mengajak mu debat masalah Nara?" Tantang Lastri.
Tono menggeram marah dan kesal sekali rasa nya karena Lastri begitu berambisi ingin membahas masalah Nara, Sedangkan Tono sudah malas mau di ajak bicara masalah itu. Bagi dia Nara sudah mati dan sudah sepantas nya Nara mati saja dari pada hanya membuat dia susah, Tono merasa kesal setiap kali melihat wajah Nara yang sangat mirip dengan Marda, Gara gara Nara dia harus kehilangan selingkuhan yang amat ia cintai. Inti nya Toni melimpahkan semua masalah kepada Nara dan gadis itu yang harus bertanggung jawab atas semua ini.
...****************...
Tono keluar dari mobil bersama dengan Vina yang menggendong putra nya, Dia ingin menemui pembeli lahan sawit nya yang sepuluh hektar, Bahkan bila perlu akan di jual juga yang dua puluh lima hektar itu. Dia ingin membuka usaha lain yaitu investasi pada usaha perumahan yang mau di bangun, Dengan uang segitu dia bisa mendapat keuntungan berkali lipat bila rumah nya laku semua. Lagi pula sekarang setiap orang pasti butuh rumah, Jadi Tono ingin mengembang kan usaha nya di bidang perumahan saja dari pada kebun sawit yang kadang kala ada masa tak panen nya karena buah sudah habis dan usia sawit sudah tua.
Karena Vina ingin tampil cantik di hadapan para pembeli, Dia mendudukan Arhan di kursu plastik yang memang selalu di bawa kemana mana di dalam mobil nya. Berjalan jalan meninggalkan putra nya karena Vina ingin siaran langsung di chanel media online nya agar semua orang tahu bahwa dia sedang menjual kebun dan membuka usaha baru, Vina tak berhenti mengoceh untuk menjelaskan semua nya kepada para penonton yang sedang melihat siaran dia.
"Arhan di dalam mobil ya?" Tono mendekati istri nya.
"Enggak, Itu ku dudukan di kursi plastik." Tunjuk Vina.
"Mana? Dia tak ada di sana." Kaget Tono.
Vina juga kaget karena putra nya sudah tidak ada lagi di kursi, Kursi itu kosong tak ada penghuni. Padahal tadi Arhan ia dudukan di sini. Namun bagai mana mungkin bisa hilang entah kemana, Bingung sekali rasa nya Vina karena sang putra mendadak hilang.
"Arhaaaan! Di mmmana kamu, Nak?!" Pekik Vina gemetaran.
"Arhaaan, Sayang." Tono juga memanggil anak nya.
"Bagai mana ini, Mas? Arhan hilang kemana." Panik Vina.
Tono segera berlarian menyuruh penjaga kebun sawit nya mencari Arhan yang hilang secara tiba tiba, Hilang nya Arhan sangat misterius karena Vina baru meletakan di kursi dan hilang tak lama setelah itu, Berulang kali Vina memutar ulang video nya untuk melihat kemana sang anak pergi.
Namun dalam video sama sekali tak melihat penampakan ada nya orang yang menculik putra nya, Tapi Arhan juga tidak turun dari kursi untuk berjalan pergi. Sungguh aneh sekali hilang nya Arhan, Tepat saat itu pula pembeli yang punya janji datang. Mereka datang dengan dua mobil berwarna hitam, Seorang wanita berkaca mata hitam turun dari mobil bersama bodyguard yang menjaga nya.
"Mereka yang akan membeli ya, Mas?" Tanya Vina kagum dengan kecantikan si gadis.
"Ku rasa iya, Kamu pergi lah cari Arhan dan aku akan menemui dia." Suruh Tono.
Vina segera berlari mencari putra nya lagi, Sedangkan Tono menemui pembeli yang baru datang ini, Di lihat dari gaya nya yang sangat elegan, Dia pasti lah orang kaya di kota.
😆
Tapi bagus sih, berani nulis kyk gini
sadis sih,,tp tetep aja dendam tetap menyala,,kalo ga ada edwin nara tinggallah nama..