NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Gadis Desa.

Menikah Dengan Gadis Desa.

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:22.7k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Tidak ingin menikah dengan pria yang usianya hampir dua kali lipat dengan usianya, Lisnawati atau gadis yang akrab di sapa Lilis memilih melarikan diri dari kampung halamannya. dan siapa sangka di saat tengah melarikan diri ke kota ia justru tertabrak mobil yang dikendarai oleh seorang pemuda kota yang tengah patah hati akibat ditinggal menikah oleh sang kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa begitu diinginkan.

Tidak dapat di pungkiri semua omongan Tari di kampus pagi tadi masih terngiang-ngiang di telinga Lilis meskipun ia sendiri tidak menginginkannya. tidak munafik, meskipun di depan Tari ia bersikap tenang bukan berarti semua omongan wanita itu hilang begitu saja dari ingatan Lilis.

"Lagi ngapain sendirian di sini, hm???." Shaka memeluk tubuh Lilis, membenamkan wajahnya di ceruk leher jenjang lilis ketika menyaksikan istrinya itu menyendiri di balkon kamar.

"Lagi cari angin, mas???." jawab Lilis seadanya.

"Udah dapat anginnya???." gurau Shaka.

Entah mengapa, Shaka merasa sikap istrinya itu tidak seperti biasanya. Jika biasanya ia bergurau seperti itu Lilis pasti akan mengerucutkan bibirnya dan itu membuat Shaka jadi gemas dibuatnya. tapi kali ini ekspresi Lilis biasa saja, memandang gelapnya malam menjadi pilihan Lilis ketimbang membalas gurauannya.

Shaka mengurai pelukannya, membalikkan tubuh Lilis menghadap ke arahnya. "Kamu kenapa, hm??." Shaka sedikit merunduk.

"Nggak papa." jawab Lilis, sebelum membawa diri ke pelukan Shaka. justru semakin Lilis mengatakan tidak ada apa-apa semakin Shaka yakin jika Istrinya itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Hanya ingin dipeluk kamu saja, mas." imbuhnya. Dengan mata terpejam Lilis menghirup aroma tubuh Shaka. Aroma yang mungkin akan sangat dirindukannya jika seandainya apa yang diucapkan Tari pagi tadi benar-benar menjadi kenyataan.

Jika hanya untuk menghadapi wanita sekelas Tari saja, jelas Lilis tidak akan pernah gentar. tetapi untuk menerima kenyataan Shaka akan membuangnya setelah merasa bosan, tentu saja terasa sangat menyakitkan bagi gadis itu. membayangkannya saja sudah membuat dada Lilis terasa sesak, ibarat terhimpit batu besar yang membuatnya kesulitan untuk bernapas.

Setelah beberapa saat kemudian Lilis pun melerai pelukannya. "Mas ngantuk, tidur yuk!!!!." Tari bergelayut di lengan kokoh Shaka.

Shaka mengangguk mengiyakan meski ia tahu betul jika saat ini istrinya itu sedang berdalih, untuk menghindari pertanyaan darinya.

"Kenapa aku merasa seperti ada seseorang yang mencoba mempengaruhi pikiran istriku." batin Shaka sambil mengelus lembut rambut Lilis yang tidur berbantal lengan kokohnya.

Sampai beberapa saat kemudian Lilis yang tadinya hanya berpura-pura tidur akhirnya benar-benar tertidur pulas. Terbukti dari hembusan napasnya yang mulai terdengar teratur.

Dengan gerakan hati-hati Shaka merebahkan kepala Lilis di atas bantal. untuk beberapa saat Shaka meregangkan otot lengannya yang terasa sedikit kram. pria itu beranjak turun dari tempat tidur, meraih ponselnya di atas nakas kemudian berlalu menuju balkon.

Dua kali berdering akhirnya panggilannya tersambung.

"Halo, selamat malam tuan." terdengar suara asisten Adi dari seberang sana.

"Coba selidiki, dengan siapa saja istriku bertemu hari ini????." titah Shaka tanpa basa-basi.

"Maaf jika pertanyaan saya sedikit lancang tuan, apa telah terjadi sesuatu dengan istri anda, tuan????." pertanyaan asisten Adi dari seberang sana membuat helaan napas Shaka terdengar berat.

"Tidak ada. tapi aku merasa ada yang aneh dengan sikap istriku hari ini." Shaka pun sedikit menceritakan tentang keanehan sikap istrinya pada asisten Adi.

"Baik tuan, besok saya akan mendatangi kampus, semoga saja bisa mendapat petunjuk dari sana."

"Terima kasih, maaf sudah mengganggu waktu istirahat kamu malam malam begini." seperti itulah Shaka, meskipun itu masih termasuk dalam tugas Asisten Adi, namun Shaka tidak pernah lupa mengucapkan kata terima kasih. mungkin terdengar biasa saja tetapi memiliki makna yang dalam bagi seseorang yang menerimanya.

"Tidak tidak perlu berterima kasih tuan karena melayani anda di manapun dan kapanpun sudah menjadi tugas saya, lagi pula Saya sama sekali tidak merasa terganggu tuan." sama seperti Shaka, setiap kali mendapatkan ucapan terima kasih dari tuannya itu, assisten Adi pasti akan berkata demikian.

Setelahnya, Shaka pun mengakhiri panggilan teleponnya bersama asisten pribadinya itu.

Keesokan paginya.

Setelah bersiap dan juga sarapan bersama kedua orang tuanya, Shaka bersama Lilis segera berangkat. Di mana sebelum berangkat ke kantor ia terlebih dahulu mengantarkan istri tercintanya ke kampus.

Shaka yang sedang menyetir menoleh sejenak ke bangku samping, di mana saat ini Lilis tengah duduk dengan pandangan lurus ke depan. Entahlah....tapi menurut Shaka , istrinya itu seperti sedang melamun.

"Mas mungkin tidak tahu apa yang sedang mengganggu pikiran kamu saat ini. Tapi jujur, mas merasa sikap kamu semalam sangat aneh, sayang. Jika kamu masih belum siap berbagi cerita, mas tidak akan memaksa. Tapi kamu jangan lupa, mas juga bisa cari tau sendiri tentang semuanya." kalimat Shaka sekaligus menarik kesadaran Lilis dari lamunannya.

"Mas....." sembari menoleh ke arah suaminya, Lilis berseru.

"Apapun alasan sampai kita menikah, bukankah aku tetap istri kamu."

Kalimat apa itu??? Shaka semakin bingung dengan dengan keanehan sikap istrinya itu, namun Shaka masih diam saja tidak menyela, sadar jika Lilis masih ingin berbicara.

"Sebagai seorang istri bolehkah aku tetap mempertahankan keutuhan rumah tangga kita??? Dan juga, apakah sebagai istri kamu aku boleh menginginkan kebersamaan kita untuk selamanya???." lanjut ujar Lilis dengan tatapan nanar.

Shaka memilih menepikan mobilnya di tepi jalan yang tidak begitu ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang.

setelah mobilnya menepi Shaka menarik rem tangan mobilnya kemudian meraih kedua tangan Lilis untuk digenggam.

"Meski mas tidak tahu pasti kemana arah dan maksud dari semua ucapan kamu, tapi perlu mas tegaskan. sama seperti mas yang berhak sepenuhnya atas kamu sebagai istri mas, begitu pun denganmu, sayang. Kamu berhak sepenuhnya atas diri mas karena kamu istrinya mas. Dan satu lagi mas, jangan pernah lagi menyinggung tentang perpisahan karena mas tidak akan pernah mau berpisah dari kamu, kecuali_."

"Kecuali apa, mas???." sambar Lilis.

"Kecuali jika tuhan telah mengambil nyawa, mas."

Mendengar kalimat tersebut sontak saja Lilis memeluk tubuh Shaka. "Jangan bicara seperti itu, mas, aku tidak suka." tanpa sadar Lilis menangis di dalam pelukan Shaka. Air mata istrinya seakan menjadi bukti bagi Shaka, jika cintanya memang tidak bertepuk sebelah tangan, Lilis juga memiliki perasaan yang sama terhadap dirinya.

Perlahan Shaka melerai pelukannya, menyatukan bi_birnya dengan bi_bir sensual milik istrinya. Dengan mata terpejam keduanya menikmati ciu_man lembut tersebut. bahkan tangan besar Shaka pun mulai mengikuti naluri pemiliknya. Hingga beberapa saat kemudian, Lilis pun terdengar merengek.

"Ada apa, sayang???." perasaan Shaka kembali cemas melihat rengekan Lilis.

"Kalau begini bisa-bisa aku nggak jadi berangkat ke kampus, mas." tangannya melirik ke arah kemejanya, di mana dua buah kancing atasnya telah terbuka.

Saat mengikuti arah pandang istrinya, Shaka jadi tersenyum seperti orang bodoh. "Astaga....maaf sayang, sepertinya mas terlalu terbawa suasana." ucap Shaka sambil menggaruk tengkuknya, sebelum sesaat kemudian membantu mengancingkan kembali kemeja Lilis yang terbuka.

"Hem." hanya itu yang terucap dari bibir mungil Lilis, meski kenyataannya hatinya terasa berbunga-bunga. bagaimana tidak, setiap sentuhan Shaka seolah pria itu begitu menginginkannya.

Shaka membutuhkan waktu beberapa saat untuk menetralkan perasaannya yang mulai terpancing karena adegan mereka tadi, sebelum kembali melanjutkan perjalanan menuju kampus Lilis.

Semua ucapan Tari kemarin pagi seakan sirna begitu saja dari benak dan pikiran Lilis. Tapi tidak dengan Shaka, pria itu tetap ingin mencari tahu apa sebenarnya yang telah menyebabkan istrinya sampai bersikap aneh semalam.

Untuk mendukung karya receh ku Jangan lupa like, koment, vote, give, and, subscribe ya sayang sayangku....😘😘😘🥰🥰🥰🥰😍😍😍😍😍 dan jangan lupa untuk memberikan ulasan.....!!!!

1
Eva Maulia
lagii
Badelan
bisa kena tikung nih shaka
Nofita Sari
bagus
Ani
😃😃😃😃😃😃😃 bahagianya diriku melihat dirimu terkalahkan oleh gadis desa.. menantu mama Vivi harus strong lah. dan gak plin plan
secret
good lika, sahabat yg baik
s n d i
jadi bucin kan shaka
Ani
bukan istirahat tapi tuan mu lagi olahraga biar cepat dapet momongan 😊😊😊😊😊
Selvia: 😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅
total 1 replies
secret
next Thor 💪🏻
Selvia: 💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪
total 1 replies
dalen maharini
Lanjuuut yg byk! thor
KOPKAR 3G
seru
Lovely_88
Biar berjalan'y waktu Shaka bs ngebuktiin cinta'y ama lilis dan kesetiaan'y jgn sampai ada pelakor2 y thor
secret
baguuss, semangat thoorrr
secret
geramnya sm si taro
Lovely_88
Shaka harus ngeyakinin perasaan'y tulus jg cinta ama lilis donk kalau mau lilis percaya g ragu2.
Fadhil
mantap shaka tunjukan keseriusan kamu/Good//Good//Good/
secret
next thor, semangat
Fadhil
sabar lis es balok pasti akan mencair
Marlina Armaghan
lanjut thor
Ani
semoga ibunya Tari lebih bijak dengan melaporkan niat jahat dari suami dan anaknya 😥😥😥😥😥
Marlina Armaghan
sweet banget shaka..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!