"Kau tidak bisa pergi dariku, mana mungkin aku melepasmu setelah aku bisa merasakan hasratku bangkit, kau tidak bisa hanya datang karena ingin merasakan kepuasan! Selena Agatha." Lirih Bentley Leister.
Selena Bianca Agatha seorang mahasiswi cantik berumur (22 tahun) ia terkejut tat kala orang yang begitu ia kenal dan sudah beristri menanyakan hal dewasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya baik dia maupun pria tersebut.
Di samping itu keanehan terjadi pada pria tampan berkuasa yaitu Bentley Max Leister (32 tahun) dimana hasrat bercintanya malah membara ketika bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri yang seharusnya ia rasakan bersama sang istri.
.
.
Lantas bagaimana hubungan Bentley dan Selena ke depannya? dan apakah Ben mampu menahan gejolak pada dirinya yang ia anggap bermasalah?
SIMAK KISAH LENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3
"Tidak! sepertinya terjadi kesalahpahaman pak!." Potong Selena.
"Diamlah!."
Selena memaki dalam hati.
Benar saja mobil hitam itu berhenti di pelataran rumah besar yang begitu mewah dengan gaya modern yang memanjakan mata, namun Selena berhenti kagum mengingat situasinya sekarang.
Kabur, rencananya ia akan langsung kabur menyelinap dari sana dengan hati-hati.
Pintu mobil dibukakan dan satu persatu para wanita itu mulai turun, Selena dengan wajah tenang ikut turun. Ketika para bodyguard lengah ia pun langsung menggunakan kesempatan itu dan berhasil mengendap-endap lewat jalan yang gelap menuju gerbang.
Dirabanya saku celana mencari handphone, ternyata handphone Selena tertinggal di dalam tasnya di mobil. "Sial!."
Wanita cantik itu mempercepat langkahnya menuju gerbang, intinya dia harus keluar dulu. Perasaannya deg-degan karena sedikit ngeri juga dengan para bodyguard di sana yang bahkan ada dari Afrika hitam gelap. "Mama ya Tuhan, ayo sebentar lagi..."
Ketika tiga langkah lagi sampai di pintu gerbang...
"Stop!!." Ucap seseorang dari belakang.
Langkah kaki Selena terhenti ia mematung membisu saat dua penjaga gerbang ada di hadapannya.
Dua orang bodyguard menghampiri dan langsung menahan Selena.
"Mau kemana?."
"Saya bukan bagian dari mereka pak, saya tadi itu hanya numpang karena dikejar orang gila." Jawab lantang Selen. "Buktinya lihat penampilan saya yang berbeda dengan para tante-tante yang tadi."
Dua bodyguard itu saling tatap.
"Ikut dulu saja ke dalam!."
Selena menelan salivanya. "Mau ngapain pak!? sudah saya katakan dan itu jujur ya!."
"Ikut dulu!."
Selena berontak namun tenaganya tentunya kalah telak. "Jika bapak tidak percaya coba lihat list daftar para wanita tadi pasti tidak ada nama saya!."
"Jika nona masih berontak kami tidak akan mengeluarkan anda dari sini!." Ancamnya.
"Enak saja! saya bisa menuntut anda ya!."
Dua bodyguard itu tak mempedulikan ocehan Selena dan terus membawanya masuk ke dalam, di dalam rumah besar itu Selena berontak dan koar sehingga menyita perhatian yang ada di sana.
Selena dapat melihat para wanita tadi setelah masuk ke dalam sebuah ruangan, tidak lama mereka keluar lagi dan ada yang langsung pulang dengan wajah murung.
Terus saja seperti itu bergiliran hingga kini tinggal dirinya diantrian terakhir.
Seorang pria tampan aura maskulinnya yang begitu melekat keluar, Selena yang berontak seketika terdiam. "Siapa dia tampan sekali?." Batinnya.
"Silahkan masuk dulu nona." Suruh dua bodyguard.
"Tidak!." Selena tetap berontak.
Pria tampan itu mengerutkan keningnya menatap dua orang anak buah. "Masuk nona sekarang giliran anda."
"Tidak om! aku tidak ikutan makanya berontak." Potong Selena.
Pria tampan itu semakin kebingungan menatap intens anak buahnya.
"Tidak ada yang salah tuanku Joshua, dia sendiri ada di dalam mobil bersama para wanita tadi." Lapornya dengan sopan.
"Iya tapi kan sudah saya bilang itu salah paham!!." Kesal Selena. "Dengerin dulu."
"Bawa saja dulu masuk ke dalam, itu urusan belakangan nona!." Tegas Joshua.
"No no no no.......ooooo!."
Selena dibawa paksa masuk ke dalam yang bahkan ia sendiri tidak tahu dimasukkan ke sana untuk apa.
Sesampainya di sana Selena terdiam ketika melihat seorang pria duduk di kursi kebesaran dengan dikelilingi anak buahnya, Selena tak berkedip ketika adu tatap dengan pria tersebut.
Pria yang bernama Joshua yang tampan dan manly ternyata tidak ada apa-apanya dibanding dengan pria yang saat ini bertatapan dengan Selena.
"Aku ini sebenarnya sedang dimana?." Batin Selena.
"Aaargh!." Pekik pria itu membuat semua yang ada di sana panik.
"Ada apa?." Tanya Joshua.
"Ambilkan kain!."
Joshua dengan cepat mengambilnya lalu ia serahkan, Selena semakin kebingungan saat melihat pria itu menutupi bagian pahanya dengan kain tersebut.
Pria tampan itu sedikit mengatur nafasnya yang ngos-ngosan dengan tatapan matanya tak lepas dari wajah cantik Selena yang nampak kebingungan.
Joshua tak habis pikir dengan apa yang terjadi barusan. "Jadi apa maksudnya ini tuan Bentley?."
"Dia berhasil.." Bisik Bentley seraya menunjukkan area sel*angkang*nnya yang menonjol sempurna.
Joshua langsung menutup mulutnya saking bahagia bahkan ia beberapa kali membungkuk hormat pada Selena tanda ucapan terimakasih.
"Ada apa ini?." Batin Selena semakin tak paham.
"Jika sudah selesai tolong keluarkan saya lagi! saya ingin pulang om!." Lantang Selena.
Joshua mendekati Selena dan ia pun bicara dengan pelan. "Maaf nona sepertinya anda ke depannya akan terus bertemu dengan saya, anda telah berhasil membangkitkan sesuatu yang telah lama tidur pada diri tuan Bentley. Sekarang untuk memastikan lagi buka bajumu dan berdiri di hadapannya."
PLAKK!
Joshua terkejut tat kala sebuah tamparan keras mendarat pada pipinya, para anak buah hendak bertindak namun karena melihat kode dari Bentley mereka menunduk.
"Berani sekali anda bicara seperti itu! memangnya aku wanita apa? entah apa maksud kalian intinya saya tidak mau terlibat!." Tegas Selena dan langsung berjalan ke arah pintu keluar.
Saat Joshua ingin menahan..
"Biarkan saja!." Potong Bentley.
"Baiklah."
Selena dipersilahkan keluar, ia pun langsung berlari untuk pergi dari rumah besar itu dengan perasaan tak karuan.
Tak lama taksi lewat dan Selena langsung berlalu pergi, berharap hal seperti ini tidak terjadi lagi.
"Kau tahu tugas selanjutnya apa Jos, lakukan!." Ujar Bentley berdiri dari duduknya.
"Aaahh tamparannya pedas juga." Ringis Joshua. "Kau tenang saja."
Tanpa berucap lagi Bentley masuk ke dalam kamarnya ia melepas semua pakaiannya lalu berjalan menuju kamar mandi.
Di sana ia menyelesaikan apa yang harus diselesaikan, wajah cantik Selena masih terngiang-ngiang dan miliknya yang bagaikan lampu mati itu kini menyala sempurna hanya dengan melihat Selena saja bahkan tanpa wanita itu berpakaian ketat apalagi terbuka.
Sudut bibir Bentley terangkat entah apa isi pikirannya.
.
00.10 malam
Selena baru tiba di rumah, ia berjalan menuju kamarnya dengan lemas. Hari ini banyak kejadian yang membuat dirinya cukup lelah.
Brugh!
Wanita cantik itu melemparkan tubuhnya ke atas kasur, ia menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. "Galang sialan! kenapa harus lelaki???."
Air bening keluar dari sudut mata indah Selena, sekuat apapun ia tahan tentunya pasti sakit dan menyebalkan.
.
.
Tak terasa malam pun tergantikan dengan pagi..
Selena sudah siap dengan pakaian kantornya ia akan melupakan kejadian yang tak mengenakan dalam hidupnya.
Hari ini ada jadwal training di perusahaan sang papa yang akan dipandu langsung oleh kakaknya Ricky. Dengan kesibukan, Selena akan melupakan semuanya.
"Good morning sayang..." Sapa sang mama sambil mengecup pipi anak keduanya itu.
"Good morning mom."
Di meja makan itu hanya Selena dan mamanya.
"Kemana yang lain ma?." Selena celingak-celinguk, ia memicingkan matanya saat melihat ke arah luar rumah di sana terlihat ada mobil hitam yang tak dikenal.
"Kakak kesini?."
Mama mengikuti pandangan putrinya. "Iya sayang di sini sedang ada tamu juga makanya meja makan kosong, papa dan kakakmu sedang mengobrol dulu dengan tuan Leister."
Selena mengerutkan kening. "Leister?."
Entah kenapa nama itu terasa familiar bagi Selena.
Setelah makanan sudah siap tertata, mama mengajak Selena. "Ayo.."
"Kemana ma?."
"Temui tamu dulu kita sebagai tuan rumah, apalagi ini tamu penting." Ucapnya.
Mau tak mau Selena pun berdiri mengikuti langkah mamanya di belakang, ibu dan anak itu pun tiba di ruang tamu.
"Ah kau sudah tahu Ben ini istriku Vena dan itu putriku Selena." Tunjuk papa.
"Hallo Ben." Sapa mama.
Selena yang menunduk langsung melihat wajah tamu dari papanya itu.
DEGG!!
"Kau!??." Mata indah Selena hampir keluar setelah melihat siapa yang datang.
Semua yang ada di sana saling tatap, apalagi mama papa Selena yang setahu mereka putrinya itu belum pernah bertemu dengan Bentley Leister.
Ben yang mendapati itu hanya tersenyum sekilas, dan benar saja miliknya di bawah sana bereaksi hingga tampak menonjol hendak keluar. "Sial!." Umpatnya berusaha menutupi area paha.
"Kalian pernah bertemu??." Tanya papa.
"Ah itu..." Selena terbata mau menjawab apa, apalagi dengan tatapan mata Bentley yang tajam namun meneduhkan. "Dia sempurna tapi bagiku dia pria m*sum!."
"Selena asal kamu tahu dia itu pria yang tahun lalu ingin dijodohkan denganmu sayang." Ungkap sang mama.
"Apa!??." Selena maupun Bentley keduanya sama-sama terkejut.
.
TBC