NovelToon NovelToon
Xuan Ji (Season Dua)

Xuan Ji (Season Dua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / spiritual / dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:207.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Kaisar Iblis yang dikira telah tewas sepuluh tahun yang lalu ternyata masih hidup. Dia ternyata memiliki tubuh lain yang merupakan Ketua Aliansi Beladiri.

Semua orang terlena dengan kedamaian semu yang sengaja diciptakan oleh Ketua Aliansi Beladiri. Padahal dari balik bayang-bayang ia memperhatikan murid termuda Xuan Ji yang memiliki fisik Naga Surgawi Legendaris.

Xue Yao adalah bahan terakhir untuk menyempurnakan Seni Darah Iblisnya.

Dapatkah Kaisar Iblis menyempurnakan Seni Darah Iblisnya itu? Sementara ada Xuan Ji yang menjadi guru dan sosok yang dianggap Kakek oleh Xue Yao, apalagi Xuan Ji sudah pernah membunuh Kaisar Iblis. Bisakah Xuan Ji mengalahkan Kaisar Iblis untuk kedua kalinya?

Yuk, langsung dibaca dan jangan lupa baca dulu season satunya dengan judul yang sama: Xuan Ji.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Xuan Ji Season Dua: Kompetisi Beladiri XVIII

Wasit segera bersiap-siap untuk menyelamatkan siapa yang akan terkapar diantara keduanya dan mencegah peristiwa seperti Tian Qi hampir membunuh Duan Xiang.

Baik Duan Yue maupun Wan Yunsheng, serangan keduanya terlihat sangat berbahaya. Apalagi Wan Yunsheng tidak berniat menghindari racun yang keluar dari kepakan sayap Avatar Kupu-kupu.

“Kamu?” Duan Yue terkejut melihat Wan Yunsheng menerobos racun dan muncul di hadapannya.

Sudah terlambat untuk mengayunkan pedangnya, karena Wan Yunsheng melesat dengan cepat.

“Sudah kukatakan, aku akan membuat wajahmu seperti Bakpao!” ejek Wan Yunsheng sembari melayangkan tinju ke arah wajah Duan Yue.

“Akhhhhhhh!”

Duan Yue merasakan tinju yang terasa seperti palu menghantam wajah cantiknya. Tulang hidungnya patah, lima gigi bagian depan berhamburan keluar bersama seteguk darah.

“Pemenangnya adalah Wan Yunsheng!” seru Wasit.

Duan Yue merasakan sensasi rasa sakit di wajahnya, ia ingin segera balas dendam. Akan tetapi Wasit telah mengumumkan siapa pemenangnya dan sepertinya ia sudah berada di luar lapangan, karena di hadapannya saat ini adalah Pria tua yang sedang menggendong gadis kecil yang menatapnya dengan seringai lebar.

Dia kemudian menoleh ke arah Wan Yunsheng. “Bagaimana kamu tidak terpengaruh oleh racun dari Avatar Kupu-kupu?”

Itu adalah racun yang sangat mematikan walaupun hanya terhirup sedikit saja. Namun, Wan Yunsheng terlihat baik-baik saja saat menerobos racun tersebut.

“Itu mudah sekali, aku hanya berhenti bernafas saat menerobos racun itu,” jawabnya singkat dan segera menghampiri Xuan Ji sembari menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat. “Maaf Tetua Ji, tinjuanku terlalu kuat sehingga aku tidak bisa menyiksa anggota Klan Duan itu lebih lama lagi.”

Duan Yue merasa malu sekali dan merasa kekalahan ini seperti mimpi saja, bagaimana mungkin ia dikalahkan oleh murid dari Sekte tak dikenal. Padahal ia adalah murid langsung dari seorang Tetua Sekte Hongmeng dan juga berasal dari Klan besar.

“Saudari Yue, ayo kita segera ke tempat Tabib! Luka di wajahmu harus segera diobati,” kata seorang murid Wanita Sekte Hongmeng yang baru saja datang hendak menonton pertandingan rekannya itu, tetapi pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah Duan Yue babak belur dan gigi depannya sudah tak ada lagi.

Dia yakin pertandingan rekannya itu sangat brutal sekali, karena pihak lawan juga penuh dengan luka-luka goresan di wajahnya.

“Hahaha ... wajah kakak wanita bermulut kasar itu telah berubah menjadi Bakpao oleh tinju Kakak Yunsheng.” Xue Yao tertawa terkekeh-kekeh sembari memperagakan gerakan tinju mungilnya ke arah wajah Xuan Ji.

“Hmm?” Xuan Ji merasa pipinya berdenyut, tetapi ia tetap berpura-pura baik-baik saja atau mempertahankan penampilan sesepuh yang terlihat berwibawa. “Kamu sudah melakukan yang terbaik Wan Yunsheng. Segera telan Pil Penyembuhan agar luka di wajahmu segera sembuh, karena kamu akan bertanding lagi di babak 64 besar.”

“Baik Tetua Ji,” sahut Wan Yunsheng.

Di panggung lain, Yan Chung telah memenangkan pertandingannya, begitu juga dengan Wu Zhanhui.

Dari delapan murid Ranah Raja Sekte Pedang Abadi yang ikut kompetisi Beladiri itu, hanya Xue Yao, Wan Yunsheng, Wu Zhanhui, dan Yan Chung yang masih melaju hingga ke babak 64 besar.

Masih butuh dua pertandingan lagi agar lolos ke babak enam belas besar, dan terhindar dari permainan curang panitia pelaksana kompetisi yang bertindak tidak adil terhadap Sekte Pedang Abadi, karena ketua panitia itu berasal dari Klan Duan.

“Aku ngantuk sekali,” gumam Xue Yao sudah merasa bosan menonton pertandingan kompetisi Beladiri itu. “Kakek Ji, kita pulang saja. Aku mau tidur bersama Kakak Xiao Yue!”

“Apa kamu tidak ingin bertarung lagi?” sahut Xuan Ji sembari mengelus-elus kepala gadis kecil itu.

Sebenarnya setelah melihat Xue Yao bertarung, ia merasa Xue Yao lah yang kemungkinan besar mencapai babak enam belas besar. Namun, ia juga sedikit khawatir bila murid termudanya itu terluka karena Klan Duan terus membuat murid-muridnya melawan peserta terkuat.

Xue Yao tidak menanggapi pertanyaan Xuan Ji, karena ia sudah tertidur pulas di pangkuan guru yang sudah dianggapnya sebagai Kakeknya itu.

Wan Yunsheng tersenyum cerah saat mendengar Xue Yao ingin pulang ke penginapan. Dia yakin lawannya berikutnya adalah Xue Yao, karena siapa yang menang melawan anggota Klan Duan akan berakhir melawan junior termudanya itu.

“Aku akan kembali ke penginapan dan akan segera kembali lagi ke sini!” seru Xuan Ji.

Dia tidak bisa membiarkan murid-muridnya bertanding tanpa ada yang mendampingi, karena takut Klan Duan mencelakai mereka.

Setelah Xuan Ji pergi, Wan Yunsheng melihat daftar lawannya di babak berikutnya.

Dugaannya benar, lawannya adalah Xue Yao. Dia sangat beruntung karena akan lolos babak 64 besar tanpa harus bertanding.

Setelah wasit mengungkapkan bahwa dia pemenang babak 64 besar, ia segera menonton pertandingan Wu Zhanhui melawan murid Sekte Pedang Surgawi.

Nama lawan Wu Zhanhui adalah Gu Heng, yang berarti ia berasal dari Klan yang sama dengan Ketua Aliansi Beladiri.

Sepertinya panitia pelaksana kompetisi tidak mempertemukan murid-murid Sekte Pedang Abadi dengan murid yang berasal dari Klan Duan setelah mengalami kekalahan berturut-turut.

Kalau mereka terus memaksa murid dari Klan Duan melawan murid-murid Sekte Pedang Abadi, maka mungkin murid dari Klan Duan tidak akan mencapai babak enam belas besar. Itu akan mencoreng nama baik Klan Duan, bila untuk pertama kalinya tak ada murid dari Klan Duan yang mencapai babak enam belas besar serta gugur oleh murid Sekte tak dikenal.

Dari daftar nama-nama yang bertanding di babak 64 besar, hanya tersisa Dua nama bermarga Duan dan lawan mereka sekarang adalah murid dari Sekte tingkat menengah dari wilayah Utara.

Duan Li mengatur lawan yang mudah untuk Kedua murid dari Klan Duan itu agar keduanya lolos ke babak enam belas besar.

...***...

“Wu Zhanhui dari Sekte Pedang Abadi!”

Wu Zhanhui menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat pada Wasit dan lawan tandingnya.

Pemuda tampan yang menjadi lawan Wu Zhanhui juga menangkupkan tinju. Beberapa murid wanita yang telah kalah di babak sebelumnya segera bersorak mendukung Gu Heng.

“Kalahkan dia tuan muda Heng!”

“Bagaimana murid dari wilayah selatan itu lolos ke babak 64 besar? Apakah ia curang atau menyuap panitia sehingga selalu bertemu lawan yang mudah?”

“Mungkin saja, Sektenya saja tidak terkenal!”

“Cih, wajahnya pun biasa-biasa saja, tidak seperti tuan muda Heng yang tampan dan berwibawa.”

“Andai saja ia satu sekte denganku, tetapi ia malah memilih Sekte Pedang Surgawi yang dekat dari Klan Gu dari pada Sekte-Sekte besar di wilayah tengah.”

Wu Zhanhui mengerutkan keningnya, karena para gadis-gadis itu mencibirnya hanya karena Gu Heng lebih tampan darinya. Dia merasa perlakuan mereka tidak adil, karena berwajah tampan itu belum tentu baik seperti Zhou Fan yang berpura-pura menjadi murid Sekte Pedang Abadi agar bisa menyerang senior Xiao Yue-nya. Untung saja mereka memiliki guru yang baik walaupun wajahnya sudah berkeriput, tetapi hatinya sangat baik sekali.

1
Mur salim
dededede
Fadli Adel
lanjutkan Thor
Maz Tama
hahaha..pengemis terkaya minta di bayarin/Joyful/
Andbie
makasih updatenya
mee
disini q bingung, jadinya sapa yg mencari dan sapa yg dicari. fang han dan fang han😁
Usman Sija
good luck
Usman Sija
good job
Usman Sija
good luck
Usman Sija
good job
Efendi Siantar
fang han mencari fang han..., kok bisa?
Luthfi Afifzaidan
lanjut
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
up lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
lgi
Luthfi Afifzaidan
up lg
Luthfi Afifzaidan
up
saniscara patriawuha.
sejak tadi om fang yuan......
Sarmono 99
UP 10
Fatimatuzzahra Fatimah
babang tamvan kesayangan ane, crazy up dooonngg 😁😁💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!