"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan.
CARI INFO
"Kayla.. Kayla... bangun! Ya ampun nak... ini sudah siang kenapa kamu malah molor seperti ini!", kata Bu Ina sambil menarik tubuh Kayla hingga terduduk.
"Ah ibuuuu... mata ku ngantuk banget ini, nanti saja lah", jawab Kayla sambil merebahkan tubuhnya kembali.
"Iiih kamu ini, tuan Arya pasti sudah menunggu... sudah jam 7 ini kamu malah molor!", teriak Bu Ina dengan keras.
"Hah apa? jam 7? aduh gawat, waktu nya tuan minum obat", ucap Kayla sambil melompat dari kasur nya lalu bersiap siap.
"Tok... tok... tok tuan Arya ini Kayla", ucap Kayla saat mengetuk pintu kamar tuan Arya.
"Masuk lah Kayla!", sahut tuan Arya dari dalam kamar nya.
Kayla menatap tuan Arya dengan raut wajah yang gelisah karena ia merasa sudah melakukan kesalahan.
"Tumben sekali kamu terlambat? apa ada masalah?", tanya tuan Arya.
"Maaf tuan, tadi malam saya susah untuk tidur, jadi saya bangun kesiangan hari ini", jawab nya sambil menunduk.
"Tidak masalah Kayla, itu bukan kesalahan besar. Sekarang tersenyum lah! kalau kamu cemberut begitu bisa merusak suasana hati ku," kata tuan Arya.
Kayla pun tersenyum pada tuan Arya karena merasa senang tuan Arya tidak marah padanya. Tapi memang selama ini Kayla belum pernah melihat tuan Arya marah pada siapa pun.
"Kayla, seperti nya aku ingin jalan jalan disekitar kompleks sambil menikmati matahari pagi. Bisa kah kamu menemani?", kata tuan Arya.
"Tentu saja tuan, itu kan memang tugas saya. Baik lah mari!", jawab Kayla sambil mendorong kursi roda tuan Arya.
Lingkungan perumahan elit memang selalu sepi, karena kebanyakan yang tinggal di daerah ini adalah pengusaha, jadi dijam kerja seperti ini sangat jarang orang yang berlalu-lalang.
Kayla mendorong dengan hati hati sambil menikmati pemandangan sekitar. kicauan burung burung serta rerumputan ditepi jalan yang masih basah terkena embun pagi membuat suasana semakin damai.
"Kayla... tumben dari tadi kamu diam, apa ada yang mengganggu pikiran mu?", tanya tuan Arya.
"Sebenarnya ada, tapi tidak akan saya bahas bersama tuan", jawab Kayla.
apa harus aku bilang kalau sedang memikirkan putra anda...ah yang benar saja. bukan kah itu lancang. Tapi sebenarnya aku benar benar kepo tentang bagaimana tuan Reino bisa batal menikah karena di internet tidak dijelaskan secara rinci. Kalau saja aku bisa mencari informasi dari tuan Arya pasti aku tidak kepikiran lagi... tapi bagaimana aku mengawali obrolan tentang tuan Reino ya?, gumam Kayla dalam hatinya.
"Kata kan saja Kayla, kalau begini aku yang malah penasaran tentang apa yang mengganggu pikiran mu. ayolah cepat katakan..! kata nya kamu sudah menganggap ku seperti ayah mu?", desak tuan Arya.
"Sebenarnya... sa saya ingin tahu tentang tuan re...", Kayla terhenti tidak ingin melanjutkan. Namun tiba-tiba tuan Arya menebak nya
"Reino maksud kamu? hahaha...", tiba tiba tuan Arya tertawa dengan keras.
tuh...kan tuan Arya bisa menebak nya, malu sekali aku kalo gini rasa nya ingin menghilang dari bumi deh, gumam Kayla dalam hatinya.
Tuan Arya secara tiba tiba menoleh ke belakang membuat Kayla tersipu. Pipi Kayla tampak merah merona sehingga ia berhenti mendorong kursi roda tuan Arya karena ingin menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Tuan Arya jangan melihat saya seperti itu!", pinta Kayla.
"pft... kamu lucu sekali, pada hal aku cuma bertanya tapi kamu sesalting ini", kata tuan Arya.
"Baik lah karena kamu penasaran, aku akan menceritakan nya. Sekarang dorong aku ke sana!", kata tuan Arya sambil menunjuk ke arah taman kecil yang biasa digunakan orang orang untuk istirahat sejenak saat lari pagi.
....