Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Sayang...." ujar Edo saat Malika sedang berdandan cantik di meja rias di dalam kamar mereka.
"Hmmm... Ada apa mas...?" tanya Malika dengan suara lembutnya.
"Mas mau ikut berobat ke dokter lagi" ujar Refandi dengan wajah sungguh sungguh, dia mulai yakin kakinya akan kembali bisa di jalankan secara normal, melihat respon respon kakinya selama ini dia kembali bersemangat, apa lagi sang istri yang tidak pernah menyerah menginginkan dia sembuh, memberikan ramuan ramuan, memijat kakinya, dan juga tak pantang menyerah menyuruh Refandi berlatih berdiri dan melangkah setapak demi setapak.
"Ha.... Serius mas!!" pekik Malika dengan wajah berseri seri dan menghampiri Refandi, untuk meyakinkan pendengarannya.
"Hmmm.... Serius, masa mas bohong, mas sudah fikirkan hal ini dari beberapa hari yang lalu, jadi mas putuskan kembali periksa ke dokter" jawab Refandi membelai rambut panjang sebahu sang istri, yang sedang berjongkok di depannya.
"Aaakkkggg.... Aku senang!!" ujar Malika memeluk sang suami, dan menghujani dengan banyak banyak kecupan di pipi suaminya itu, yang tanpa sadar Malika sudah duduk di pangkuan sang suami.
Refandi hanya terkekeh melihat tingkah menggemaskan istri kecilnya itu.
"Ehhh... Maaf...." ujar Malika malu dengan kelakuannya sendiri, dan berusaha turun dari pangkuan sang suami dengan wajah yang sudah merah merona karena malu, tapi sayang Refandi tidak mau melepaskan pelukannya.
"Duduk di sini aja, ngak usah turun" ujar Refandi dengan wajah penuh senyum manis menatap istri cantik nya itu.
"Tapi kan, berat mas..." rengek Malika malu malu meong.
"Ngak apa, kapan lagi mas bisa pangku kamu, klau kamu lagi ngak khilaf, ngak mungkin kan kamu mau duduk di pangkuan mas kaya gini" kekeh Refandi.
"Mas..." rengek Malika yang di goda sang suami.
Refandi hanya terkekeh melihat wajah istrinya itu, sungguh dia beruntung bisa menikah dengan gadis kecil yang sudah sah menjadi istrinya itu, namun masih perawan karena dirinya yang belum mampu memberi nafkah batin terhadap sang istri.
"Terimakasih....Telah mau menjadi pendamping mas yang tidak sempurna ini, Terimakasih sudah mau merawat mas hingga mas punya semangat untuk sembuh kembali, Terimakasih sudah mau hidup dalam kurungan di apartemen ini, tanpa kamu kenal dengan banyak orang, jarang pergi bersenag senang bersama teman teman mu, yang seharusnya kamu masih menghabiskan hari hari di luar sana tapi kamu malah merawat laki laki cacat ini" ujar Refandi sendu menatap mata cantik sang istri.
"Mas jangan terimakasih terus, sudah sepantasnya kan Lika merawat suami Lika sendiri, Lika juga tidak pernah merasa di kurung di sini, bisa saja kan Lika main di luar sana bersama teman teman Lika sepulang dari kampus, tapi Lika sendiri yang tidak mau mas, Lika hanya ingin bersama mas di sini, bukan sama teman teman yang suka huru hara di luar sana, ini pilihan Lika, bukan paksaan dari mas, walau pun Lika dulu di paksa menikah dengan mas, Lika ikhlas kok, mungkin sudah jodoh Lika bersama mas, jadi... mas jangan bilang terimakasih lagi ya, sudah kewajiban Lika membantu mas ok" ujar Malika memeluk leher sang suami dengan kedua tangannya, dan tangan Refandi juga memeluk mesra pinggang sang istri, dan jangan lupa jari jari Refandi tak henti hentinya mengusap usap sayang pinggang Malika.
"Akhh... Istri mas ini kok bisa se dewasa ini sih, beruntungnya mas di pasa nikah sama kamu sayang, coba mas nikah sama yang lain, mungkin mas ngak akan bisa sebagia ini" ujar Refa di memeluk erat tubuh Malika.
"Lika juga sayang sama mas" ujar Malika dalam dekapan sang suami.
"Mas, tapi Lika ngak bisa anter mas hari ini, soalnya Lika kan mulai ujian" sesal Malika tidak bisa mengantar kan suaminya itu ke rumah sakit.
"Ngak apa apa, jangan pikirkan itu, nanti ada Sandi sama Tomy datang ke sini, dia yang akan menemani mas, dan mas sudah bikin janji kok sama dokternya" ujar Refandi.
"Maaf ya mas..." ujar Malika sendu, tidak bisa menemani suaminya itu.
Cup.....
Satu kecupan manis sudah di daratkan oleh Refandi di bibir cemberut sang istri.
"Di bilangin ngak apa apa juga, bikin gemes deh, pengen di kekepin apa ya" ujar Refandi.
Malika hanya terkekeh dengan kekesalan sang suami.
"Sudah sana berangkat kuliah, nanti terlambat loh" ujar Refandi.
"Ok, Lika berangkat ya mas" ujar Malika tidak semangat.
Bersambung....