Masa lalu Arneta yang begitu kelam, karena diceraikan dalam keadaan hamil anak dari pria lain. Membuat wanita itu memutuskan kembali ke Indonesia dan membesarkan anaknya seorang diri.
Wanita itu ingin mengubah masa lalunya yang penuh dengan dosa, dengan menjadi seorang Ibu yang baik bagi putri kecilnya. Tapi apa jadinya jika mantan pria yang membuatnya hamil itu justru menjadi atasannya di tempat Arneta bekerja?
Akankah pria itu mengetahui jika perbuatan semalam mereka telah membuat hadirnya seorang putri kecil yang begitu cantik? Dan akankah Arneta memberitahu kebenaran tersebut, di saat sang pria telah memiliki seorang istri.
Ini kisah Arneta, lanjutan dari You're Mine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Keesokan harinya.
Arneta pun mulai bersiap mengepak semua pakaiannya dan pakaian Ivy ke dalam koper, dengan dibantu oleh Sasha. Ya, rencananya sore ini Arneta akan pergi ke Bali terlebih dahulu untuk menghindari Lio, sambil mencari negara mana yang cocok untuk ia tinggali bersama Ivy yang sesuai dengan isi tabungannya.
Untuk urusan sekolah Ivy dan penjualan rumah beserta isinya akan ia percayakan pada Sasha untuk mengurusnya. Dan untuk pekerjaannya sendiri ia memilih keluar dengan menitipkan surat pengunduran dirinya nanti pada Nadine, dengan menanggung segala resikonya termasuk penalti yang harus dibayar Arneta. Tapi tak mengapa, yang penting bagi Arneta saat ini adalah pergi jauh dari Lio sebelum pria itu menyadari jika Ivy adalah putri pria tersebut.
"Mommy kita mau pergi kemana?" tanya Ivy yang sejak tadi menatap kesibukan Mommy dan aunty Sasha yang memasukkan semua pakaian dan barang-barang ke dalam koper.
"Kita akan pergi berlibur sayang," jawab Arneta sambil mengusap rambut Ivy dengan penuh sayang.
"Asik kita akan berlibur..." Ivy tertawa senang sambil menggendong boneka kesayangannya.
Arneta pun ikut tertawa melihat keceriaan putri kecilnya yang sudah membaik pasca di rawat karena alergi.
"Aunty Sasha ikut juga bukan?"
Arneta menatap Sasha, begitu pun sebaliknya.
"Tidak sayang, kita hanya pergi berdua," jawab Arneta yang mendapatkan ekspresi kekecewaan di raut wajah putrinya.
"Yah.., kenapa Aunty tidak ikut?" tanya Ivy dengan sendu, karena sudah membayangkan akan bermain di pantai bersama Aunty kesayangannya.
"Aunty sibuk sayang, tapi nanti jika sudah tidak sibuk Aunty pasti akan menyusul Ivy ke Bali," jawab Sasha dengan sedikit berbohong, karena ia sendiri tidak tahu kapan akan bertemu kembali dengan Ivy.
Tadinya Sasha pikir pembicaraan kak Arneta yang mengatakan akan pindah ke luar kota hanya iseng belaka. Namun setelah semalam mereka bicara, akhirnya Sasha tahu keputusan kak Arneta untuk pindah rumah tidak main-main. Terlebih setelah mendengar alasan kepindahan mereka karena keberadaan ayah kandung Ivy, yang ternyata pria yang pernah ia temui beberapa waktu yang lalu.
"Janji..." Ivy mengulurkan jari kelingkingnya.
"Aunty janji." Sasha menautkan jari kelingkingnya dengan jari mungil Ivy, lalu memeluk gadis kecil itu dengan sayang.
Sungguh Sasha pasti akan sangat merindukan gadis kecilnya itu, karena sudah cukup lama ia membantu mengasuh Ivy.
Arneta sendiri hanya bisa menatap haru pada Ivy yang memeluk Sasha erat, begitu pun sebaliknya. Ya, putrinya memang sangat dekat dengan Sasha, mengingat kesibukannya selama ini membuat Ivy lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Sasha.
"Sudah-sudah berpelukannya, nanti Aunty nangis loh..." canda Sasha sambil melepas pelukannya pada Ivy.
Ketiganya pun saling berpandangan lalu tertawa sampai akhirnya tawa itu terhenti saat mendengar suara bel pintu dari luar.
"Biar aku saja Kak," ucap Sasha saat melihat Arneta yang hendak keluar dari kamar.
Arneta pun menganggukkan kepalanya dengan membiarkan Sasha untuk melihat siapa tamu yang datang. Ia pun kembali sibuk mengepak sisa pakaian yang harus dibawanya, sampai tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya.
"Mau kemana kau?"
Deg.
Arneta yang hapal betul siapa pemilik suara itu langsung membalik badan, dan begitu terkejut saat mendapati sosok yang ingin dijauhinya kini berdiri di hadapannya dengan beberapa orang di belakang yang tengah membekap mulut Sasha.