Anak kecil ber usia 5 tahun itu asik merasakan sejuk dan dinginnya air pegunungan yang merendam tubuhnya, mereka adalah Regan dan Regi anak kembar laki - laki dari pasangan Putra Mahardika dan Rosintiani.
Setiap akhir pekan Putra akan mengajak keluarganya ini untuk berlibur seperti weekend kali ini ia mengajak anak dan istrinya itu ke sebuah Air Terjun di mana Air Terjun itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah.
Canda tawa pun selalu menghiasi wajah mereka, Regan kecil tampak begitu menikmati bermain air bersama kakaknya sedangkan Putra dan Rosi mengawasi dari Gazebo yang tak jauh dari sana....
langsung aja masuk keceritanya...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mars Is Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 4
Sepulang sekolah Regan tak langsung kembali ke rumah, ia
akan kembali ke rumah jika petang datang.
Baginya ada dirinya atau tidak itu sama saja, kedua orang
tuanya juga tidak akan mencarinya.
"Kuat juga pukulan si Bobby." Gumam Regan sambil
memegang sudut bibirnya yang lebam akibat pukulan dari Boby, hingga ia pun di
kejutkan oleh suara tangisan seorang wanita. Saat ini memang ia sedang berada
di sebuah danau yang tak jauh dari rumahnya, setiap hari ia akan mengunjungi
Danau itu berharap seseorang yang mengisi hatinya kembali padanya.
"Huuu... Jahat ihh huaaa..."
"Kok gue jadi horor gini ya? Seumur umur baru kali ini
di danau ada orang nangis."
Ucap Regan kemudian beranjak dari duduknya dan mencoba
mencari suara itu.
Hingga ia pun menemukan seorang wanita yang tak asing lagi
baginya. Ya wanita itu adalah Citra manusia yang selalu saja mengganggunya
Entah kenapa Regan pun tak tahu ia begitu malas bertemu Citra menurutnya gadis
itu sangat berlebihan.
"Dasar cewe aneh!"
Regan kemudian memutar arahnya berniat untuk kembali pulang
ke rumahnya karna perutnya kini mulai terasa lapar.
***
"Regan pulang.."
Ia langsung masuk ke dalam rumah kemudian mendapati Regi
sedang asik menonton Televisi.
"Kenapa muka lu?" Tanya Regi namun tetap fokus
pada tontonannya.
"Biasa laki."
"Hh.. dasar badboy!"
Regan pun tak menghiraukan ucapan Regi, ia langsung menaiki
anak tangga kemudian masuk ke dalam kamar tidurnya.
Sesampainya di kamar Regan langsung merebahkan tubuhnya.
"Ya allah Aim cape beud ini.. badan Aim rontok ya
allah." Ujarnya sambil menggeliatkan tubuhnya, hingga tak lama rasa kantuk
pun datang membuat Regan pun perlahan lahan memejamkan matanya dan terlelap
tidur.
Jam dinding pun sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB.
Saat itu pula Regan terbangun dari tidurnya karna mendengar
suara Regi dari balik pintu kamarnya.
"Woy! Bangun mau makan gak lu?" Ucap Regi sambil
mengetuk pintu kamar Regan kemudian membukanya. Ia melihat Regan masih
mengenakan pakaian seragamnya dan baru saja bangun dari tidurnya.
"Dari siang lu belum mandi Gan?" Tanya Regi heran
pada adiknya itu.
"Belum.. gue cape."
"Muka lu kenapa sih?"
"Kepo lu!"
"Ish.. adek durhaka lu!" Regi langsung berlalu
pergi meninggalkan kamar Regan, dan Regan hanya tertawa melihat kakaknya itu
kesal karna ulahnya. Walau bagaimana pun kehidupan keluarganya Regan tetap
menyayangi Regi dan juga kedua orang tuanya.
***
Makan malam pun tiba Regan duduk di samping Regi, menu makan
malam ini adalah menu kesukaan Regi yaitu Soto Padang. Regi langsung
menyantapnya dengan sangat lahap membuat Rosi begitu senang.
"Makan yang banyak ya sayang.."
"Regan! Wajah kamu kenapa?" Tanya Putra
memperhatikan wajah anaknya yang lebam, Regan pun bingung akan menjawab apa
tapi sebisa mungkin ia akan menyembunyikan perihal apa yang terjadi dalam
hidupnya.
"Kamu berkelahi lagi?" Tanya nya penuh selidik.
"Enggak pah.."
"Jangan mempermalukan mama dan papa Regan.. kamu sudah
dewasa, lihat Regi ia selalu menurut apa yang mama dan papa katakan."
Kata - kata itu yang Regan benci, ia pasti akan selalu saja
di bandingkan dengan Regi.
"Iya mah Regan tau."
Regan yang belum menyentuh sama sekali makanannya itu pun
berniat bangkit dari duduknya namun Regi mengetahuinya, ia segera menahan Regan
agar tetap berada di sana.
"Habisin dulu makan lu." Bisik Regi pada Regan dan
ia pun hanya menurutinya karna ia malas berdebat dengan Regi.
Setelah selesai makan malam, Regan langsung kembali ke
kamarnya ia membuka jendela kamarnya mencoba menghirup udara malam yang dingin.
Semilir angin pun mulai menerpa kulitnya menemani kesendirian nya.
"Gue gak tau lagi harus nunggu lu sampai kapan, gue
berharap lu segera kembali.." Gumam Regan menatap langit - langit yang di
penuhi gemerlap bintang di malam ini.
Hatinya masih sama seperti 1 tahun yang lalu di mana saat
itu walau hidup nya berantakan, kasih sayang dari keluarga tak pernah ia
dapatkan namun kehadiran satu wanita mampu merubahnya.
Regan membiarkan jendela kamarnya terbuka, ia beranjak
menuju tempat tidurnya kemudian berusaha memejamkan matanya berharap semua ini
hanya mimpi yang terjadi dalam hidupnya.
next...