Kecelakaan sang kakak membuat dirinya tidak punya pilihan lain selain menikahi calon kakak iparnya sendiri.Pernikahan tanpa cinta yang dia jalani ternyata harus melatih kesabarannya.Dan itulah yang harus dia lakukan.Ali bin Abi Thalib pernah berkata:"Yakinlah,ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani,yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit."
Azalea itulah namanya,wanita berkerudung panjang dengan kecantikan luar biasa yang dia sembunyikan dari balik cadarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2 : Dilema
"Dokter tampan ini adalah calon kakak ipar mu,dan ini pertemuan pertama kalian bukan?"Papa Zaid tersenyum ke arah Azalea.Dan Adam pun terlihat risih.
"Namanya Azalea Karissa.Kamu bisa memanggilnya Lea."Lanjut papa Zaid.
"Dia adik kandung Lily."Melihat wajah bingung Adam,Papa Zaid mulai menjelaskan kalau selama ini lebih tepatnya sejak baru lahir,Azalea sudah di ambil oleh orangtuanya,hidup bersama di pondok pesantren di pinggiran kota.
Adam akhirnya paham,karena selama dia menjalin kasih dengan Lily,dia tidak pernah melihat keberadaan Azalea di rumah besar itu.Lily pun tidak pernah bercerita kalau dia punya seorang adik perempuan.Namun masih banyak pertanyaan yang memenuhi kepala Adam,kenapa keluarga Arisandy,keluarga yang mampu bahkan sangat mampu menghidupi kedua anaknya dengan limpahan harta kekayaan,justru dengan sukarela memberikan anak kedua mereka pada kakek dan nenek dari pihak keluarga besar papa Zaid?
"Apa ada perkembangan hari ini Pa?"Adam menghampiri Lily,mulai memeriksa keadaan sang calon istri.
"Aku baru datang,nak Adam tanyakan saja langsung pada Lea,dia yang menjaga sebelum papa datang."
Terlihat ragu,Adam menatap wanita bercadar yang berdiri di belakang papa Zaid."Selama kamu menjaga nya tadi,apa ada pergerakan yang di lakukan Lily?"
"Tidak ada dok."Lea berkata lembut dengan kepala yang ikut menggeleng dan jangan lupakan pandangannya yang hanya menatap lantai putih rumah sakit.
"Jangan terlalu sungkan,dia calon kakak iparmu,panggil mas saja,seperti mbak mu memanggilnya."Kata papa Zaid.
Adam terkesima sesaat, ini pertama kali ia mendengar suara halus nan lembut Azalea yang sungguh sangat menenangkan.Namun dengan cepat dia menepis rasa kekagumannya,kembali sibuk memeriksa kondisi sang pujaan hati,mengecek dari atas sampai ke bawah tubuh Lilyana,dan setelah melakukan semua pemeriksaan,helaan napas berat terdengar menandakan kalau tidak ada perkembangan mendasar dari keadaan calon istrinya itu.
"Pa,aku harus memanggil beberapa dokter yang menangani Lily."
"Apa kondisinya buruk nak Adam?"
"Saya akan memastikan setelah dokter yang lain memeriksa Lily Pa."
Beberapa saat menunggu,dokter yang terlibat untuk penyembuhan Lily kini sudah berkumpul di dalam ruangan dan satu kesimpulan yang di dapat bahwa Lilyana Putri Arisandy saat ini sedang koma.
Mama Irene yang baru datang syok dan mulai menangis,Papa Zaid mencoba tegar,namun jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa sangat terpukul,Lea yang berdiri di sudut ruangan tak kuasa menahan tangis,menangis dalam diam.İngin dia menghampiri sang mama untuk sekedar berbagi kesedihan dan memeluk wanita rapuh itu,namun tidak dia lakukan.Dia hanya terpaku menatap sang kakak.Meskipun Lea dan Lily tidak terlalu dekat,namun tetap saja, mereka adalah saudara.
Sebenarnya yang paling terluka di sini adalah sosok pria dengan jas putih yang sedang menatap sendu wanita yang sangat di cintainya.Pernikahan tinggal dua minggu lagi dan sang calon mempelai wanita tentu tidak bisa untuk duduk bersanding dengannya.Wajah pucat dengan banyak selang yang menempel di tubuhnya adalah bukti kalau Lily sedang tidak dalam keadaan baik baik saja.
Bagaimana nasib pernikahannya?Entahlah.Dan kira kira,jalan apa yang akan mereka tempuh untuk menangani permasalahan ini? ratusan undangan sudah di sebar,mulai dari kerabat hingga rekan bisnis papa Farid.
"Pa,apa yang harus kita lakukan?Lily pa..Mama tidak akan sanggup kehilangan anak kita."Mama Irene histeris.
"Lily akan baik baik saja,mama tenang saja."Papa Zaid mencoba menenangkan,padahal dia pun tidak yakin dengan kondisi sang anak.
Adam melepas jas dokter setelah tim dokter yang menangani Lily keluar.Meletakkan di sandaran kursi kemudian duduk di samping Lily,memegang lembut tangan kekasihnya itu.
"Cepatlah sadar sayang,aku sangat merindukan tawamu." Batin nya.
***
Tidak berselang lama,mama Aisyah dan papa Farid datang,tidak ketinggalan putri bungsu keluarga Arkananta pun ikut menjenguk sang calon kakak ipar setelah mendapat kabar dari Adam beberapa saat lalu.
"Assalamualaikum."Salam keluarga Arkananta.
"Waalaikumsalam."Balas semua yang ada di kamar perawatan Lily.
"Bagaimana kondisi Lily,Adam?"Papa Farid bertanya pada sang anak.
"Seperti yang Adam katakan di telpon tadi pa."
"Kamu harus banyak berdoa nak,semoga Lily bisa sembuh seperti dulu lagi."
"Aamiin,itu harapan Adam pak."
Di tengah perbincangan,mama Aisyah merasa jikalau ada seseorang di antara mereka yang terlihat asing di matanya.Wanita berjilbab itu terus menatap seorang wanita bercadar biru yang duduk tersisih di pojokan.
"Mbak Irene,dia siapa?"
Mama Irene menoleh ke arah yang di maksud calon besan nya.
"Oooo,,maaf mbak Ais,kami memang belum pernah mengenal kan Lea pada keluarga kalian.Lea,sini nak."
Lea mendekat.
"Perkenalkan dirimu."
Karena mama Aisyah dan papa Farid duduk di kursi,Lea bersimpuh di hadapan mereka sebagai penghargaan untuk yang lebih tua.
"Azalea tante,saya adiknya mbak Lily."Ujarnya lalu mencium dengan takzim tangan mama Aisyah,namun tidak dengan papa Farid,Lea menangkupkan tangan di dada dan kembali menyebutkan namanya.Papa Farid tidak tersinggung dengan perlakuan berbeda yang dia dapatkan dari Azalea,karena dia paham,pada dasarnya mereka bukan mahram jadi haram hukumnya untuk bersentuhan,meskipun itu hanya sekedar berjabat tangan.
Aqila,adik semata wayang dokter Adam pun takjub dengan perlakuan Lea pada kedua orang tuanya,bukan membandingkan,namun adik dari calon iparnya ini ternyata punya attitude di atas rata rata,meskipun pakaian yang dia kenakan hampir menutupi seluruh tubuhnya namun tetap terlihat berkelas,tapi tak di pungkiri Aqila,kalau di mata keluarganya mbak Lily pun juga wanita yang baik.
Azalea kembali duduk di tempat semula,dan segala gerak geriknya tak luput dari pandangan mama Aisyah.
"Ya Allah,dia anggun sekali." Batin mama Aisyah.
"Ma, Adam keliling dulu, hari ini belum ketemu pasien." Pamit Adam.
"Iya nak."
Setelah kepergian Adam,kedua keluarga itu mulai mengobrol ringan.Membicarakan perusahaan masing masing.
Aqila yang merasa tidak punya kepentingan dalam pembicaraan internal kedua orangtuanya lebih memilih menghampiri Lea.
"Assalamualaikum mbak."
Lea menjawab salam Aqila dan mempersilahkan gadis cantik itu duduk di sampingnya.
"Aku Aqila mbak,adiknya mas Adam."Qila memperkenalkan diri.
"Aku Lea,adiknya mbak Lily."
Perkenalan lucu di antara keduanya sontak membuat mereka cekikikan.Aqila tidak menyangka,dari penampilan Lea tentu saja dia berpikir kalau gadis yang lebih tua tiga tahun darinya itu punya humor of sense yang lumayan juga.Qila mengira kalau Lea hanya tau mengaji saja.
Ini pertemuan pertama mereka dan tak di sangka,Aqila bisa akrab secepat itu dengan Lea.
"Mbak,apa tinggal di pesantren itu enak?"
"Tentu saja,buktinya mbak betah."
"Qila suka loh liat wanita yang memakai kerudung panjang,gimana ya,aura kecantikannya itu langsung keluar,apalagi yang menutup sebagian wajahnya seperti mbak."Puji Aqila.
"Benarkah?"Ujar Lea pada gadis cantik berjilbab yang duduk di sebelahnya.
Qila mengangguk cepat.
"Entahlah mbak,tapi yang jelas di mata Qila, wanita yang bercadar itu pasti cantik,tidak terkecuali mbak Lea."
"Kamu itu bisa saja."
Keakraban Lea dan Qila tak luput dari perhatian mama Aisyah.Ini pemandangan yang sangat unik menurutnya,karena bertahun tahun Adam menjalin kasih dengan Lily,Qila baru bisa mengakrabkan diri dengan calon kakak iparnya belum lama ini,padahal Qila itu tipikal gadis yang humble alias gampang bergaul.
Menjelang sore,keluarga Arkananta pamit,begitupun dengan Adam,dia berencana kembali ke rumah sakit setelah mandi dan berganti pakaian.
***
Kediaman Arkananta
"Apa yang akan kamu lakukan sekarang nak? Papa Farid bertanya pada Adam yang kini duduk di depannya.
Kebiasaan setelah makan malam,meskipun itu sebentar, mereka menyempatkan untuk sekedar ngobrol bersama di ruang keluarga.
"Maksud papa tentang pernikahan Adam?"
"Iya, apa yang akan kamu lakukan?Undangan sudah di sebar tapi kondisi Lily..." Lanjut papa Farid.
Mama Aisyah dan Aqila hanya menjadi pendengar yang baik untuk perbincangan kedua orang terkasih mereka, bahkan Aqila yang sangat cuek hanya sibuk mengunyah buah yang sudah di kupas bersih bibi yang bekerja di rumah mewah itu.
"Entahlah pa,aku juga pusing."Ujar Adam lalu menyandarkan tubuhnya di sofa panjang tempatnya duduk.
Jika tidak menikah dengan Lily,dia akan kehilangan cintanya,namun dengan menikahi sang pujaan hati yang masih betah berada di tempat tidur tentu saja akan menyakiti hati kedua orang tuanya.
Meskipun dia bisa menerima,tapi belum tentu dengan mama Aisyah dan Papa Farid.Bagaimanapun,tujuan mereka menikahkan Adam adalah untuk menyempurnakan ibadahnya.Adam juga tidak ingin memaksakan kehendak.
...****************...
.selamat berjuang adam menemukan istrimu kembali
bagus, aku suka