Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 - Dimana Istriku?
Violet sungguh merasa haru dengan kebaikan putrinya. Dia merasa sedikit bersalah karena di umur putrinya yang masih sangat muda, putrinya itu harus merasakan sulitnya kehidupan dengan mencari uang untuk membantu dirinya.
"Maafkan Ibu ya nak. Karena bukannya memberikan kehidupan yang layak buat kamu, Ibu justru merepotkan kamu." Kata Violet tak enak hati.
Kepala Viera menggeleng. Dia merasa tidak suka sang ibu berkata demikian kepada dirinya. "Sudah menjadi tugas Viera untuk membantu Ibu. Jadi Ibu jangan sungkan seperti ini ya." Kata Viera.
Violet mengangguk seraya tersenyum. Dipeluknya tubuh putrinya itu seraya mengucapkan kata terima kasih pada Viera.
Di tempat berbeda, Raffi terlihat sedang berdiri di samping mobil miliknya. Rencananya, malam ini pria itu akan berangkat ke kota kelahirannya setelah cukup lama menetap di kota Malang.
"Kenapa hatiku terasa berat sekali untuk meninggalkan kota ini ya?" Gumam Raffi. Ada rasa yang tak biasa yang ia rasakan saat ini karena harus pergi meninggalkan kota tersebut.
Di tengah kegalauan yang sedang melanda, pandangan Raffi tertuju pada sosok Teddy yang baru saja datang menghampirinya setelah berbicara lewat sambungan telefon dengan seseorang.
"Teddy, kapan kita memiliki jadwal kembali ke kota ini?" Tanya Raffi. Belum saja pergi meninggalkan kota tersebut, Raffi sudah mempertanyakan jadwal akan kembali.
"Untuk beberapa bulan ke depan belum ada jadwalnya, Tuan. Tapi kalau Tuan mau datang ke sini hanya untuk sekedar berkunjung, tidak masalah." Balas Teddy.
Raffi menganggukkan kepala. Di saat bersamaan, dia jadi ikut teringat dengan sosok istrinya yang telah pergi entah kemana.
"Teddy, apa sampai saat ini kau belum mendapatkan kabar tentang keberadaan istriku?" Tanya Raffi.
Teddy menggelengkan kepala. Beberapa orang kepercayaannya yang telah ia tugaskan untuk mencari keberadaan Violet di luar negeri sampai saat ini belum memberikan kabar baik tentang dimana keberadaan Violet saat ini.
Helaan napas Raffi terasa berat. Sudah belasan tahun lamanya istrinya itu pergi meninggalkannya karena kesalahannya yang tidak mempercayai istrinya saat itu. Dan sampai saat ini, istri yang masih sangat dicintainya itu belum menunjukkan tanda-tanda akan kembali atau ditemukan.
"Satu minggu lagi, kosongkan semua jadwalku bekerja di perusahaan. Aku ingin berangkat ke luar negeri mencari keberadaan istriku di sana." Kata Raffi.
Teddy mengangguk patuh. Sudah menjadi hal yang biasa untuknya mendapatkan perintah demikian dari Raffi sebab selama belasan tahun belakangan ini Raffi acap kali keluar negeri untuk turun tangan langsung mencari keberadaan sang istri.
Ya, sampai saat ini Raffi masih berpikir jika istrinya yang telah menghilang itu pergi ke luar negeri karena informasi yang ia dapatkan dari orang suruhannya mengatakan jika Violet pergi ke luar negeri di hari ia menghilang dari rumah mereka.
"Violet, aku harap kedatanganku ke London besok membuahkan hasil yang baik." Harap Raffi. Tidak ada rasa lelah dan menyerah yang Raffi rasakan walau sudah belasan tahun lamanya kehilangan sosok sang istri. Dia akan terus mencari Violet tanpa peduli jika nantinya dia akan mendapatkan kenyataan pahit jika Violet sudah menikah dengan pria lain mengingat sudah cukup lama mereka berpisah.
"Tuan, apa anda baik-baik saja?" Tanya Teddy setelah melihat wajah Raffi yang nampak sendu.
"Ya. Saya baik-baik saja." Balas Raffi berdusta.
Teddy memilih mengangguk seakan percaya dengan perkataan Raffi. Di dalam hati Teddy berdoa agar keberangkatan Raffi ke London minggu depan mendapatkan hasil yang baik dimana Raffi dapat menemukam Violet.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗