NovelToon NovelToon
Don'T Take My Baby

Don'T Take My Baby

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: kenz....567

Yara Vianca tak sengaja mendapati buku nikah suaminya dengan wanita lain. Tentunya, dia merasa di khianati. Hatinya terlampau sakit dan perih, saat tahu jika ada wanita lain yang menjadi madunya. Namun, penjelasan sang suami membuat Yara tambah di buat terkejut.

"Benar, aku juga menikah dengan wanita lain. Dia Dayana, istri pertamaku." Penjelasan suaminya membuat dunia Yara serasa runtuh. Ternyata, ia adalah istri kedua suaminya.

Setelah Yara bertemu dengan istri pertama suaminya, di sanalah Yara tahu tentang rencana suami dan madunya. Tujuan Alva Elgard menikah dengan Yara agar dia mendapat kan anak. Sebab, Dayana tak dapat hamil karena wanita itu tak memiliki rahim. Tuntutan keluarga, membuat Dayana meminta suaminya untuk menikah lagi.

Alva tidak mengetahui jika saat itu ternyata Yara sudah mengandung. Karena takut bayinya di ambil oleh suami dan madunya setelah dirinya di ceraikan, ia memilih untuk pergi dan melepaskan suaminya.

5 tahun Kemudian.

"Om Alpa, ada indomaletna nda?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan buat Bunda menangis, Ayah

Dokter sedang memeriksa kondisi Alva, dia memastikan jika Alva sudah dalam kondisi baik. Karena sedari tadi, pasiennya itu terus mengatakan jika dirinya ingin pulang. Yara juga sudah menyerah membujuk Alva, pria itu sangat keras kepala.

"Saya akan mengizinkan anda pulang, tapi ingat. Kurangi minum kopi dan begadang, anda memiliki keadaan lambung yang buruk." Peringat dokter itu.

Alva mengangguk puas, akhirnya dia bisa keluar dari rumah sakit yang sangat membosankan untuknya. Setelah dokter pamit kembali, Yara berjalan mendekati pria yang masih berstatus suaminya itu. Alva tersenyum pada Yara, seakan dia lupa akan kedatangan Yara kesini.

"Sore nanti, kamu sudah bisa pulang. Kalau begitu, aku akan meminta Azka untuk menjemput kami sore nanti." Ujar Yara yang mana membuat senyuman Alva luntur seketika.

"Kamu akan pulang?" Tanya Alva dengan tatapan membulat sempurna.

"Tentu saja, aku kesini hanya untuk memenuhi janjimu pada Vara. Lain kali, jangan berjanji padanya. Anak itu tidak bisa di janjikan, sebab dia akan terus menagihnya." Peringat Yara.

Alva menundukkan kepalanya, dia merasa kecewa. Namun, pria itu tak bisa berbuat apapun. Dia sadar akan kesalahannya yang membuat hati Yara merasa sakit. Tentunya, tak susah untuk Yara melewati hari-hari yang menyakitkan untuknya. Alva menyesal, tapi semuanya sudah terjadi.

"Apa kamu tidak mempertimbangkan lagi? Bagaimana dengan si kembar? Apa kamu tidak memikirkan mereka? Keduanya butuh orang tua yang lengkap bukan?" Ujar Alva mencoba membujuk istrinya itu.

Yara menarik satu sudut bibirnya, "Lima tahun mereka tumbuh dengan baik tanpa mu mas, aku rasa ... tak ada bedanya jika kita bercerai." ucap Yara dengan mengalihkan pandangannya dari tatapan sang suami. Alva diam, dia tak lagi bersuara. Matanya beralih menatap Jovan yang ternyata sedang menatap mereka berdua.

"Aku ke kamar mandi sebentar." Pamit yara dan langsung beranjak pergi dari sana.

Sepeninggalan Yara, kini hanya ada Alva dan Jovan. Keduanya saling tatap, tanpa ekspresi apapun. Alva, ingin sekali memeluk tubuh putranya itu. Sayangnya, Jovan telah mengibarkan bendera permusuhan untuknya. pria kecil itu tak menyukainya, Alva menyadari hal itu.

"Jovan, kemari. Ayah ingin bicara denganmu." Pinta Alva pada putranya.

Awalnya Jovan enggan, tetapi melihat tatapan penuh permohonan sang ayah akhirnya dia mau mendekat pada ayahnya itu. Dengan ragu, Jovan berdiri di sisi brankar Alva, memandang pria yang sedang sakit itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Jovan, Ayah tahu kamu tidak menyukai kehadiran ayah. Tapi, bolehkan Ayah minta satu hal denganmu? Tolong, jangan benci Ayah. Kamu Putra Ayah, darah daging Ayah. Besar nanti, kamu yang akan menggantikan ayah. Pasti selama ini Jovan sudah menjaga Bunda dan adik Vara kan? Terima kasih atas penjagaan Jovan selama Ayah tidak ada bersama kalian." Perkataan Alva membuat hati Jovan terasa terketuk.

Jovan mengalihkan pandangannya, anak itu menundukkan kepalanya dengan menyembunyikan matanya yang kini sudah terlihat berkaca-kaca. Ada sesuatu yang Jovan ingin katakan, tetapi anak itu lebih memilih memendamnya. Hal itu, membuat d4d4nya terasa sangat sesak.

Tak di sangka, Alva mengangkat tangannya dan mendaratkannya di atas kepala sang putra. Dia mengelus lembut rambut kepala anak itu tang masih menundukkan kepalanya. Alva tersenyum, kehangatan menjalar di hatinya. Sebab, kali ini Jovan tak menolak akan sentuhannya.

"Jika Bunda dan Ayah jadi bercerai, Ayah titip adikmu yah. Jika ayah tirimu nanti galak padanya, bilang pada Ayah hm. Ayah akan selalu ada untuk kalian, anak-anak ayah." Lirih Alva.

Jovan mengangkat pandangannya, mata nya bersitatap dengan mata sang ayah. Kedua pria berbeda usia itu saling menatap dengan mata berkaca-kaca. "Kenapa ayah terus buat Bunda menangis? Kenapa Ayah buat Bunda kecewa? Bunda selalu menangis, jangan buat Bunda menangis lagi Ayah." Ujar Jovan dengan suara bergetar.

Alva menggeleng, "Ayah tidak akan membuat Bundamu menangis lagi Jovan. Ayah, janji padamu." Ujar Alva dengan memberikan senyum terpaksa nya.

Jovan mengusap matanya yang terasa berair, anak itu menyodorkan jari kelingkingnya pada Alva. Dengan bingung, Alva menatap putranya dengan tatapan heran. "Berjanjilah, setelah ini Ayah tak akan lagi membuat Bunda menangis." Pinta Jovan.

Alva tersenyum, dia menyambut kelingking putranya dengan tangan bergetar. Matanya memandang wajah tampan putranya dengan tatapan sendu. Di balik senyumnya, Alva tengah menahan kesedihan yang sangat mendalam. "Kesedihan Bundamu berasal dari Ayah nak. Jika perpisahan membuat Bundamu bahagia, maka ayah akan melakukannya. Ayah, sudah berjanji padamu." Batin Alva.

.

.

.

Logan datang kembali ke rumah sakit bersama dengan dua orang bodyguardnya. Dia akan menjemput Alva yang memang sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Kedatangannya, langsung di sambut baik oleh Yara. Pria paruh naya itu tertegun sejenak saat melihat Jovan yang sedang mengobrol santai dengan Alva.

"Alva kasih apa pada Jovan? Kok anak itu mau mengobrol sama dia?" Tanya Logan pada Yara dengan tatapan heran.

"Yara juga enggak tahu Dad, mereka tiba-tiba akrab." Jawab Yara yang juga heran. Jovan jadi terbuka dengan Alva, bahkan tak segan anak menggemaskan itu menceritakan tentang kesehariannya dulu.

"Dad, sekalian Yara dan si kembar pamit kembali ke bandung yah." Pinta Yara.

Logan menggelengkan kepalanya, "Sudah sore, Azka pasti akan sampai malam. Bagaimana kalau besok aja? Daddy dan Mommy yang akan mengantarmu dan si kembar kembali?" Saran Logan.

Yara terdiam, benar juga apa yang mertuanya itu katakan. Kasihan jika si kembar kembali di ajak perjalanan malam, pasti keduanya akan lelah dan berujung sakit. Akhirnya, Yara menurut. Dia ikut Alva pulang ke kediaman Elgard karena tak ada pilihan lain. Apalagi, putrinya masih berada di sana.

Di mobil, sepanjang jalan Yara dan yang lainnya sama sekali tak membuka suara. Posisi Yara duduk, bersebelahan dengan Alva. Sementara Jovan, berada di sebelah kiri Yara dekat dengan jendela. Suasana canggung menyelimuti sepasang suami istri yang sudah terpisah lama itu. Apalagi, keduanya kini duduk dengan saling berdampingan.

"Apa Jovan sudah tidur?" Tanya Alva dengan nada pelan.

Yara melirik ke sebelahnya, dimana putranya tengah bersandar di lengannya dengan kata yang terpejam. "Ya, dia suka sekali tidur di perjalanan." Jawab Yara.

"Ada satu hal yang Jovan minta padaku tadi," ujar Alva dengan memandang lurus kedepan.

Yara menoleh menatap pria itu dengan tatapan bertanya. Dia penasaran, apa permintaan putranya pada Alva. Hingga membuat raut wajah Alva terlihat sangat sedih sekarang.

"Jovan ingin aku tak lagi membuatmu menangis." Ujar Alva dengan lirih.

Yara terkejut, dia tak pernah menyangka jika permintaan itu yang putranya minta dari sang ayah. Yara pikir, Jovan akan meminta mainan atau yang semacamnya. Ternyata, anaknya justru meminta hal yang menurutnya tak pernah ia pikirkan sebelumnya.

"Setelah ini, Aku tak akan lagi membuat mu menangis Yara." Ujar Alva seraya menatap lekat wanita di sebelahnya itu.

"Kenapa Mas Alva menatapku seperti itu? Aneh." Batin Yara dengan mengalihkan pandangannya, dia tak ingin terperangkap dengan tatapan dalam milik pria itu.

Di saat asik memandang jendela mobil, tiba-tiba Yara merasakan tangannya di sentuh oleh seseorang. Dia langsung menatap tangannya, tak di sangka ternyata Alva sedang memasangkan sesuatu di jari manisnya.

"Ini cincin yang kamu tinggalkan, kamu masih berhak memakainya. Aku selalu membawanya di dompetku, kini aku kembalikan padamu." ucap Alva dengan suara yang pelan. Melihat cincin pernikahan mereka kembali terpasang cantik di jari manis sang istri, membuat Alva tersenyum tenang. Dia meraih tangan Yara dan menc1um punggung tangannya seraya memejamkan matanya.

Yara menatap lekat apa uang suaminya lakukan, mata cantiknya terlihat berkaca-kaca. Dia jadi teringat saat pernikahan mereka dulu, Alva melakukan hal yang sama persis dengan saat ini. Namun, saat teringat akan kenangan pahit yang dirinya lalui, membuat Yara langsung menarik tangannya secara tak sadar.

"Ma-maaf." Lirih Yara seraya membuang pandangannya ke jendela.

Alva tersenyum, hatinya terasa mencelos di buatnya. Namun, dia mencoba memahami perasaan Yara yang terluka karena perbuatannya. "Jika tak ada kesempatan, setidaknya aku bisa memasangkan cincin itu kedua kalinya di jari manismu, Yara." Batin Alva memandang lembut ke arah wanita yang masih sah menjadi istrinya itu.

1
Truely Jm Manoppo
lanjut thor
awesome moment
kelamaan c. jd ktauan dwh. aturan td lgs pergi
𝕙𝕚𝕜𝕞𝕒𝕙
lanjutkan thorrr💞💞
oca rm
lanjut kak
Neulis Saja
pantas dan tdk pantas karena kamu yg menilai tapi kalau kamu punya niat yg ikhlas dan ingin membuktikan atas kesalahan yg diberikan kpd istrimu kemudian ingin memperbaiki you show it with your attention and good attitude, i sure you can it ✊
Ami Kerto Surat
ngambil akta KK dll kok kakek bukan kembali mau jadi cucu kamu...tenang Yara bisa d ajak hidup sederhana kok lek...udah gpp simpan saja harta kekayaanmu itu Alva gak butuh
Ismi Anah
seharusnya kamu jgn egois alva.yara menyembunyikan kehamilan karena ulah kamu sendiri jadi plis deh jgn menyalahkan Yara. introspeksi dong.
Neulis Saja
emang waktu nikah gak pernah dibeliin Yara ko ngomongnya gitu?
Ami Kerto Surat
secara GK sadar ngatain diri kamu sendiri vala haha
Neulis Saja
27 hari selalu bertemu apakah yakin hatimu tdk goyah dgn perlakukan suamimu yg manis, menunjukkan diri sbg suami yg bertanggung jawab dan menjadi ayah idaman utk anaknya? i feel like i'm not sure
Ami Kerto Surat
sekali setelah puasa tapi berkali2 keluarnya hahahaha
Neulis Saja
Azka, kamu berusaha mencegah utk tak rujuk kembali tapi kalau keduanya ada keinginan utk rujuk maks usahamu yah gagal
Ami Kerto Surat
minum obat anti depresi ya kek hehehe
Ami Kerto Surat
absurd bgt ya nangisnya hahaha
Ami Kerto Surat
jadi ketawa kan bacanya haga
Ami Kerto Surat
kakek kakek gimana si??
Anonymous
seru thor cerita nya
Julia Juliawati
ini aki2 udh peot pun bknya sadar huuuuh bikin kesel knpa g di bkin metong aj dia Thor. ✌✌
Dahwi Khusnia
ayo kak up lagi
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
si tua Bangka dikira kali Alva hanya molor kerjanya selama memimpin perusahaan hadeuww..main blokir aje. emng perusahaan situ tambah maju karena siape? heran deh sama si tua Bangka satu ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!