Kisah Nyata : Adakalanya cinta itu memang harus dilepas, bukan karena jika bersama akan saling menyakiti, Namun...jika terus bersama, akan ada banyak hati yg tersakiti.
Diangkat dari kisah nyata, Adeeva seorang guru honorer yang di buat jatuh cinta oleh Adrian, seorang pria berprofesi sebagai polisi. Kegigihan Adrian membuat Adeeva luluh dan menerimanya.
Namun masalah demi masalah pun mulai bermunculan. Membuat Adeeva ingin menyerah dan berhenti. Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan yang ada? Akankah mereka bisa bersatu atau justru harus saling merelakan?
Temukan jawabannya di novel ini. Yang akan membuatmu masuk ke dalam kisah percintaan yang mengharukan.
Note : Demi menjaga privasi tokoh sebenarnya, semua nama dan lokasi kejadian sudah di rahasiakan.
follo saya di
Fb : Cut elvi anita
Ig : cut_elvi_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LV Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIM cinta
Tak terasa sudah mau masuk lagi tahun ajaran baru. Aku sudah mulai kembali mempersiapkan berkas-beras untuk pendaftaran kuliah lagi. Kali ini, aku akan kuliah di kota saja. Dikota juga banyak kampus-kampus yang bagus. Tidak harus keluar daerah.
" Bikin SIM.. nanti disana sering ada razia. " Kata bang Arman
"Okeh bos. " Jawabku.
"Nanti sekalian bikin SKCK. Mana tau kampusnya minta. " Sambung bang Arman.
"Emangnya buat apa sih kampus minta SKCK segala? Mantan koruptor aja boleh nyalon lagi. " Aku menggerutu.
"Itulah bedanya, kita ini udalah ngabisin duit untuk kuliah, malah harus ada SKCK lagi, lah mereka disana udah dapat duit eh bebas tanpa SKCK. " Bang Arman tampak kesal.
"Namanya juga kita cuma rakyat bang. " Balasku.
"Uda cukup tuh bahas SKCK nya, pendaftarannya gimana? Uda liat kapan? " Tanya ibu.
"Uda bu.. masih lama kok. Masih ada waktu Dua bulan lagi. "
"Sekarang mau ngurus SIM? Pergi terus...Kalau perlu minta tolong sama Adrian." Ibu memberi saran.
"Apaan sih bu. Nggak boleh ada nepotisme tau...Itu namanya curang. " Kataku yang tidak setuju buat SIM jalur ordal alias orang dalam
"Bukan nepotisme, tapi minta tolong di arahin, kan boleh? " Tambah ibu.
"Ah, ngggak mau bu.. Nanti satu polres tau lagi, kalau Adeeva ini pacar Adrian. Malu lah bu. enggak... enggak... " Aku menolak usul ibu.
"Kamu ini, semua orang di desa ini emang uda tau kamu dan Adrian itu pacaran. Mau ditutupin, gimana pun percuma. " Jelas ibu.
"Tiap hari juga jalan... masih nggak mau ngakuin." Bang Arman malah ikut-Ikutan.
"Ih bang Arman lagi, ikut-Ikutan. Udah lah Adeeva pergi dulu. " Kataku sambil mengambil kunci motor.
Aku lalu pergi menuju polres. Ini adalah kali pertamanya aku bikin SIM. Kira-kira sulit nggak ya? apa nanti ada tes drive-nya? Aku bertanya-tanya.
Sampai di polres, aku langsung memarkirkan motorku. Ramai sekali di sini. Banyak polisi dan polwan.
"Ngapain disini? " Aku terkejut tiba-tiba ada yang menegurku dari belakang.
"Astaghfirullah... " aku sampai nyebut.
"Maaf, kaget ya...? " Tanyanya.
"Ya jelas kaget lah, tau nanyak... " Aku sedikit marah.
"Sorry... Masih ingat kan? " Tanyanya.
"Enggak... " Aku cengingisan. Sambil membuka helm dan meletakkannya di atas motor.
"Gilang, masa lupa... " Dia memperkenalkan diri.
aku memperhatikan polisi berseragam polantas itu. Memang sepertinya aku pernah lihat. Tapi dimana ya?
"Pasti lupa. Pas kamu ditilang. Sama Si Rudi...Dipos lantas simpang. " Jelasnya agar aku ingat.
"Oh.... iya... ingat." Kataku penuh semangat.
"Alhamdulillah... Ngapain disini? tanyanya.
" Ini, saya mau bikin SIM. " Kataku sambil melihat-lihat dimana ruangan pembuatan SIM.
"Nggak ngajar lagi? " Tanyanya.
"Loh kok tau? " Aku balik tanya
"Sering liat soalnya. Yuk saya antar ke ruang tesnya. " Ajak polisi lalu lintas bernama Gilang dirgantara itu. Tahu, soalnya baca di bajunya DIRGANTARA heh..
"Susah nggak ujiannya.? " Tanyaku.
"Enggak kok... gampang. " Jawab Gilang.
"Kalau nggak lulus gimana? " Tanyaku.
"Yah... ulang lagi. " katanya.
"Kalau tetap nggak lulus? " Tanyaku lagi
"Ulang lagi sampai lulus. " Jawabnya lagi
"Kalau emang nggak lulus-lulus nih..? " Aku kembali bertanya.
"Kita tembak...! " jawabnya.
"Hah?? masa ditembak? Mati dong.! Serem amat disini. " Kataku ketakutan
" Maksudnya, bayar... " Jawabnya setengah berbisik.
"Owh... " Ada banyak jalan menuju roma ternyata.
Kami sudah sampai di ruangan ujian. Gilang langsung mengarahkanku. Dia meminta KTP ku untuk di data.
"Eh, si polisi Rudi gila itu disini nggak? " Tanyaku.
"Tuh, dia di ruang sebelah.. " Jawab Gilang.
"Ssstt... jangan bilang-bilang ya... Kalau aku disini. " Pintaku setengah berbisik. Gilang cuma tertawa melihat aku ketakutan.
"Aman... Fokus aja ujiannya ya. Nih, soalnya. Nanti kalau uda selesai panggil aja. Nanti ada petugas yang bagian pemeriksaan nilai. " Jelas Gilang. Aku hanya memberikan isyarat 'OK' padanya.
Aku pun mulai menjawab soal-soal yang begitu banyak. Aduh, pusing ngeliat gambar-gambar jalan ini kataku dalam hati.
Saat aku sedang berpusing riya membaca soal, pintu tiba-tiba ada yang buka.
Astaga, polisi motor capcay itu datang kemari.. Aku menutup wajah ku dengan kertas soal. Mudah-mudahan dia nggak ngeliat aku. Aku menurunkan kertas soal perlahan untuk mengintip apakah dia sudah pergi. Dan...
"Uda selesai?" Dia sudah berdiri tepat didepanku.
"Belum.Soalnya susah... " Aku meletakkan kertas soal.
"Dijawab aja dulu, kan pilihan ganda. Nggak tau tinggal silang aja. Masa guru itu aja nggak tau? " Katanya sinis.
Ini polisi, kalau saja aku tidak butuh SIM, sudah kujambak rambutnya yang keriting itu.
"Uda selesai... " Kataku sambil memberikan kertas jawaban padanya.
"Saya cek dulu. " Dia lalu meletakkan kertas jawabanku dimeja. kemudian mengambil selembar plastik yang sudah ada lubang-lubang kecil dan meletakkannya diatas kertas jawabanku.
"50:50... Ulang lagi.. " Katanya singkat.
"Kok cepat banget tau salah nggaknya? liat dari mana? " Tanyaku
"Dari sini. Lubang2 ini adalah jawab yang benarnya. Jadi kalau pilihan ganda yang kamu silang nggak ada masuk dilubang-lubang ini berarti jawaban kamu salah. " Dia lalu meletakkan kembali lembar kunci jawaban diatas jawabku.
"Apaan ini. Mungkin ini untuk soal yang lain... " Aku tidak terima.
"ya terserah... " Dia lalu memberikanku kertas jawaban yang baru
"Ya Tuhan, ceritanya nggak bakal pulang-pulang aku dari sini. " Kataku sambil berjalan kembali duduk di kursi ujian.
Aku mengulangi ujian. Mudah-mudahan kali ini berhasil. Tiba-tiba ponselku berbunyi. aku membukanya Ada pesan dari Adrian.
"Lagi ngapain? " tanyanya di sms. Kebetulan dia SMS. hihi
"Adek lagi di ruang lantas. polres." Balasku
Hanya butuh 10 detik dia sudah sampai didepan pintu ruangan ujian SIM.
"Ngapain? " Tanyanya.
"Ujian... tapi nggak lulus-lulus. " aku memasang wajah sedih. Malaikat penolongku akhirnya datang juga. hihi
"Uda-uda... ngapain ujian-ujian. Nanti abang urus. " Kata Adrian.
"Nggak bisa bang, nanti kita ditegur... " Kata polisi lalu lintas yang berjaga di ruangan ini.
"Siapa negur. Istriku ini... " Bantah Adrian.
Jlep... dia bilang aku istrinya. Ah aku jadi tersanjung. Adrian pun membereskan semua kertas-kertas soal diatas meja ujian ku.
"Yuk... udah tinggalin aja. Besok datang ambil SIM-nya. " Dia lalu memegang tanganku. menarikku keluar ruangan.
Diluar, aku berpapasan dengan polantas capcay bernama Rudi itu. Aku pun menaikkan alisku saat melewatinya. Bye... kataku tapi dalam hati.
***
"Langsung pulang ya... " Adrian memakaikanku helm dan mengancingnya.
"Iya.. makasih ya uda bantuin? " Kataku yang merasa tertolong olehnya.
"Untuk apa makasih? Kayak sama orang aja." Kata Adrian.
"Kan uda dibantuin harus bilang makasih dong! " Jelasku.
"Istri sendiri juga... " Sambungnya mulai lagi khayalannya.
"Istri apanya... " Aku memukulnya dengan tas sampingku.
"Ih sakit... punya hobi baru sekarang mukulin abang ya.. " katanya sambil mengelus lengannya.
Aku hanya tertawa melihat tingkah lucu Adrian. Kenapa sih, dia harus se cute itu Arunika? Bagaimana bisa aku berpaling darinya? Sementara kehadirannya telah memberi warna pada pelangiku yang dulu pudar.
kawen aja truss sama pak Edward udah beress.. gak banyak kali abis episode..