NovelToon NovelToon
SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Media film

Johan seorang pemuda tampan yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, ia selalu di marahi oleh bos nya karena suka ngomong ceplas ceplos, suatu saat tumbuhlah benih-benih cinta di antara mereka, namun adik tiri dari pemilik perusahaan itu mempunyai niat jahat kepada kakak tirinya itu.

ikuti kisah romantis mereka dalam cerita yang berjudul ''sekertaris yang menggemaskan''

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Media film, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana jahat

Mery senang melihat sikap Geby yang selalu perhatian, namun menurut Geby sikap itu hanya untuk mengelabui kakaknya, bukan dari hati yang tulus.

‘’Tenang aja! Tuh kakak sudah punya sekertaris baru’’ kata Mery sambil menatap Johan.

‘’Don! Bantuin dong?’’ ucap Geby pada Doni untuk membantu Mery berdiri dan berjalan, karena tubuh Mey masih lemas.

‘’Han! Saya mau langsung pulang saja. Kamu juga boleh pulang sekarang.’’ Kata Mery kepada Johan.

‘’Iya, Bu’’ jawab Johan sambil mengangguk paham.

Mereka pun keluar setelah menyelesaikan administrasi. Sampai di dalam mobil, Mery baru ingat kalau jas milik johan ada padanya dan masih di pegang untuk menutupi paha mulusnya karena ia hanya memakai mini drees. Mery senyum sendiri, ( rupanya dia baik juga ) batin Mery.

Sampai di rumah Mery langsung masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. Ia ingat betul bagaimana wajah Johan saat dirinya hampir pingsan tadi. Johan dengan sigap menolongnya dan membantu membawa ke rumah sakit.

Mery teringat dengan teriakan Johan yang membuat para karyawan menepi untuk memberi jalan. Johan bahkan sangat cepat membopongnya dan tanpa risih untuk teriak-teriak seperti orang di pasar saja.

‘’Dia itu lucu, terkadang sok pinter, pecicilan dan buat aku kesal. Kalau aku bisa jadi pawang buat dia seru mungkin hidupku!.’’ Mery berbicara pada dirinya sendiri sambil senyum-senyum.

‘’Hah! aku tadi ngomong apa? sehari saja aku sudah ketularan dia, pawang apaan? Emangnya Johan itu ular apa!? hehehe...’’ kata Mery lagi masih berbicara pada dirinya sendiri.

Mery berusaha memejamkan matanya berusaha untuk tidur. Pagi harinya Johan datang ke kantor dengan semangat dan pede sekali. Ia berharap bisa bekerja sebagai sekertaris beneran.

‘’Semoga aja hari ini aku kerjaanku seperti normalnya menjadi sekertaris, yang gak di suruh inilah, itulah, beli obat ini, beli alat ini, kayak pembantu saja’’ gumamnya pada diri sendiri.

Johan mengenakan kemeja saja karena jas satu-satunya masih berada di tangan Mery. Ia berjalan santai memasuki lorong-lorong di perusahaan tersebut, sebelum akhirnya ke ruang kerjanya.

Johan terlihat lumayan formal, ia memakai dasi dan mengaturnya supaya kelihatan keren sebelum ia masuk ke dalam ruang kerjanya, padahal di dalam tidak ada siapa-siap selain dirinya yang bekerja di ruangan tersebut.

‘’Aku rasa meski gak pakai jas, tapi aku masih keren! Meski gak pakai parfum mahal kemejaku masih wangi walaupun hanya memakai pewangi pakaian saja. Sempurna!’’ celoteh Johan pada dirinya sendiri berharap hari ini akan baik-baik saja tanpa ada halangan.

Johan duduk di kursi yang empuk sambil berputar-putar seperti bos bocil. Sedangkan Mery baru sampai dan langsung di sapa oleh karyawannya yang berpapasan saat berjalan.

Setiap mata yang melihatnya pagi ini pasti mengatakan perempuan itu semakin cantik, itulah Mery yang selalu di puji oleh karyawannya setiap hari.

Sampai di ruangannya ia menatap setumpuk berkas yang sudah berada di atas meja kerjanya, ia penasaran berkas apa itu? karena seingat dia kemarin tidak ada berkas tersebut.

‘’Perasaan kemarin gak ada berkas ini deh?’’ ucap Mery sambil meraih salah satu berkas tersebut.

‘’Kayaknya ini berkas yang harus di kerjakan si Johan deh? Terus kenapa ada di sini?’’ tanya Mery pada dirinya sendiri, ia lalu menghubungi sekertarisnya.

‘’Iya halo! Ada pa, Bu?’’ tanya Johan di sambungan telefon.

‘’Ke ruangan saya sekarang! Cepat gak pake lama!’’ balas Mery.

Setelah panggilan di tutup, Johan langsung bergegas menuju ke ruangan bosnya, setelah mengetuk pintu dan di suruh masuk, Johan baru melangkah satu kaki langsung melhat Mery menunjuk setumpuk berkas yang ada di atas mejanya.

‘’Ini apa!?’’ tanya Mery agak kesal sedikit.

‘’Waduh...iya Bu! itu..eh anu..harus bilang apa?’’ ucap Johan lirih.

‘’Iya Bu, kemarin aku mau tanya itu berkas ada di meja saya, harus di apakan atau gimana ya ngomongnya?’’ kata Johan sambil bertanya.

‘’Ya buat kamu kerjakan lah Haann! Masa buat sesajen sih! Terus jadwal saya hari ini apa?’’ sahut Mery sambil menghela nafas panjang.

‘’Oh, jadwal hari ini!’’ Johan membuka ponselnya karena ia sudah mencatat hal-hal penting mengenai jadwal bosnya.

‘’Hari ini ada rapat dua kali ya bu! kalau tiga kali itu resep minum obat Bu!’’ kata Johan menerangkan.

‘’Pusing deh! Aku cuma tanya jadwal ku hari ini saja Han!. Udah sarapan belum sih kamu?’’ kata Mery sambil menggelengkan kepalanya.

Johan tersenyum, rasanya ia ingin jawab jujur namun sungkan. Kalau jawab sudah makan itu namanya berbohong dan itu dosa, Johan gak mau dosanya bertambah lagi.

‘’Belum Bu!’’ akhirnya ia terus terang sambil cengengesan.

‘’Hmmm..’’ sahut Mery.

‘’Loh kok cuma, hmmm sih Bu?’’ kata Johan.

‘’Lah terus kamu maunya apa?’’ tanya Mery.

‘’Kirain mau ngajak sarapan, eh cuma ngajak hmmm saja’’ balas Johan.

‘’Nih kamu sarapan dokumen ini, bawa ke meja kamu berkas ini semua. Setelah selesai kamu rekap bawa lagi ke sini biar saya tanda tangani yang penting!’’ ucap Mery sambil menunjuk tumpukan berkas tersebut.

‘’Iya Bu.’’ Johan nampak lesu sambil menunduk, ia berjalan lalu mengambil tumpukan berkas tersebut dan membawa ke ruang kerjanya.

Sedangkan jauh di sana Geby dan Doni sedang sarapan sandwich di meja makan, kalau tak ada Mery ia menjadi adik yang menyebalkan sekali.

‘’Mery itu pelit sama aku. aku minta duit buat buka usaha aja dia gak kasih. Kenapa kamu minta setengah milyar langsung di kasih? Kenapa gak minta satu milyar aja sih?’’ kata Geby menggerutu.

‘’Aku maunya gitu sih, tapi kakakmu kasih aku batasan, soalnya hutang yang tahun lalu belum aku bayar!’’ jawab Doni.

‘’Apa si Mery nagih? Kayak duitnya mau habis aja!’’ sahut Geby.

‘’Iya, padahal kita tahu kalau dia uangnya banyak’’ balas Doni.

‘’Kamu minta lagi aja buat urusan yang lainnya?’’ kata Geby.

‘’Gak bisa sayang!’’ sahut Doni.

‘’Si Mery itu memang perlu di singkirkan, apa kita sewa pembunuh bayaran saja Don!?’’ kata Geby.

‘’Kalau sampai ketahuan gimana?’’ balas Doni.

‘’Kita sewa saja preman buat merampok dia, atau kita suruh buat begal si Mery itu?’’ Geby menyarankan lagi ide buruknya.

Doni hanya terdiam dan berfikir dengan tatapan mata yang datar, beda dengan Geby yang kelihatan sudah muak sekali dengan kakak tirinya itu.

‘’Kelamaan mikirnya, mending kamu cari orang buat mengerjakan rencana kita ini, kalau berhasil gak cuma setengah milyar saja namun bermilyar-milyar yang bakal kita miliki, auto kaya kita Don!?’’ kata Geby sambil tersenyum membayangkan kalau rencananya berhasil.

Sedangkan di ruang kerjanya Johan lagi ngambek dan berbicara sendiri.

‘’Mentang-mentang bos, main suruh aja! Berkas sebanyak ini mau sampai kapan selesaianya!? Apa aku harus kerja lembur supaya cepat selesai?’’ ucapnya lirih pada dirinya sendiri.

‘’Benar juga aku harus lembur, kalau bisa sekalian nginap di sini aja, lumayan kan aku gak perlu bayar uang sewa bulanan!’’ Johan menimbang-nimbang pemikirannya sendiri.

Johan melirik jam, ternyata sudah waktunya makan siang. Ia juga ingat kalau usai makan siang ada meeting di luar kantor.

BERSAMBUNG...

1
Media rekor Slawi
novel sangat menarik ceritanya bikin greget dan ketagihan
Media rekor Slawi
ini novel keren banget, lanjut thour semangat terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!