" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 ketakutan Aya
.............
Zain serta rombongan nya memasuki rumah kosong dimana Nicholas musuh bebuyutan Zain sudah disekap oleh anak buahnya setelah misi besar Mereka berhasil dan Nicholas masuk kedalam jebakan mereka .
" Akhirnya Aku mendapatkan mu" senyum penuh kepuasan Zain menatap pria jahat yang sering berbuat kerusakan bahkan selalu merampas hak orang lain itu .
" Lepaskan Aku " teriak pria yang seluruh tubuhnya sudah diikat dengan tali itu .
" Apa lepaskan ? Apa Kau lupa atas apa yang telah kau lakukan Bajiangan tidak punya hati nurani" teriak Zain dengan emosi menendang Nicholas yang duduk di atas kursi depan tubuh terikat itu sampai jatuh tersungkur.
" Aku sudah memberimu kesempatan untuk berubah dan mengakhiri ambisi jahat dalam dirimu yang tidak pernah peduli pada perasaan serta rasa sakit orang lain , Tapi kau sama sekali tidak berubah bahkan semakin menjadi-jadi menyiksa banyak orang sehingga sekarang lebih baik kau yang mati agar penderitaan mereka semua usai " ucap Zain berjongkok di depan Nicholas yang sudah tersungkur itu .
" Atau sebelum kematian mu kau ingin membuat vidio singkat permintaan maaf pada orang-orang yang pernah kau sakiti?" tanya Zain berbaik hati .
" Humm seorang Nicholas tak akan pernah meminta maaf apalagi menundukkan kepalanya " ucap Nicholas dengan angkuh nya .
Dor.
pistol yang dipegang Zain membidik tepat telapak tangan Nicholas sampai pria itu berteriak histeris kesakitan.
" Benar-benar manusia Angkuh " ucap Zain menatap miris Nicholas yang sama sekali tidak bisa berubah karena keangkuhan dalam hatinya, untuk itulah Zain memilih melenyapkan nya karena dia tidak akan pernah berubah .
..............
Sementara itu Aya bersama Marvell juga diam-diam menyelinap masuk kerumah kosong itu saat para bodyguard Zain sibuk mengurus persenjataan dan beberapa juga berkumpul menyaksikan hal yang sedang Zain lakukan bersama teman-temannya.
" Siapa kalian " ucap Bodyguard itu langsung menyekap Marvell begitu mereka berdua ketahuan karena bodyguard Zain datang dari Arah yang sama sekali tak mereka duga .
Marvell memang langsung disekap namun tidak dengan Aya tak ada satupun dari puluhan bodyguard itu berani menyentuh Aya setelah tau mereka barusan kecolongan hingga Aya dan Marvell bisa masuk .
Memang Zain membuat Aturan bahwa setiap bodyguard dan siapapun staf nya tidak ada yang boleh melakukan kekerasan pada Aya apapun yang Aya lakukan mereka cukup memantau Asal tidak berbahaya untuk Aya itupun mereka hanya bisa melaporkan saja pada Zian.
Namun kali ini ponsel Zain ketinggalan saking sibuk nya dia hari ini Zain sama sekali tak ingat dengan ponselnya sehingga tidak tau kalau bodyguard rahasia telah menelfon puluhan kali untuk mengabarkan bahwa Aya sedang memantau bahkan mengikuti Zain .
Aya yang tidak disentuh sama sekali oleh bodyguard itu langsung lari kearah sekumpulan orang di rumah kosong itu rasa penasaran membuatnya tak lagi memikirkan resiko yang penting dia tidak dilarang oleh bodyguard itu.
Deg .
Mata dan tubuh Aya langsung membeku bahkan Aya tak sanggup melanjutkan langkah nya melihat Zain yang di kelilingi oleh banyak orang tengah menyayat tangan seorang pria yang sudah berteriak histeris menggunakan belati .
Dor.
Tembakan terakhir yang Zain lakukan lepaskan membuat pria itu meregang nyawa seketika .
Tak ada lagi yang ingin Aya lakukan selain berlari dia benar-benar takut kalau Zain sampai tau Aya mengikuti nya .
Aya yang memutar langkah itu berjalan tak tau Arah saking Tremor dan ketakutan melihat apa yang baru saja dilihatnya.
Brak.
Kaki Aya tak sengaja menyenggol meja kecil disudut ruangan hingga Vas keramik diatas meja itu jatuh membuat semua orang langsung menatapnya.
" Aya" Zain melempar pistol nya ke sembarang arah lalu dengan cepat berlari mengejar Aya yang sudah lari ketakutan itu .
" akk, hiks. Ampun Daddy " kata Aya semakin ketakutan sampai tubuhnya bergetar begitu Zain memegang tangan nya agar tak lagi berlari .
" Dengerin Daddy dulu " ucap Zain yang tau kalau Aya sangat ketakutan setelah menyaksikan hal tadi .
" Enggak. enggak lepasin , hiks ,Daddy " Aya benar-benar memohon pada Zain agar melepaskan tangannya.
Zain langsung melepaskan tangan Aya saat sadar kalau tangan dan tubuh nya terkena cukup banyak bercak darah mungkin itu yang membuat Aya semakin ketakutan.
Begitu Zain melepas tangan nya Aya langsung lari membuat Zain langsung berteriak agar bodyguard nya dengan cepat menangkap Aya yang mencoba kabur itu , Zain bisa membaca pikiran Bocil itu.
Namun belum beberapa langkah Aya berlari pandangan nya mulai kabur dan tubuhnya goyah .
" Aya, Sayang " Zain dengan cepat menangkap tubuh lemah Aya yang perlahan hilang kesadaran.
" Zain sepertinya Aya terlalu ketakutan dan stress setelah melihat kejadian tadi maka nya dia pingsan tapi ini tidak berbahaya kok " ucap Daniel menatap Aya dalam gendongan Zain.
" Bawalah dia pulang , biar kami yang mengurus semua ini " ucap Ricardo yang diangguki Zain .
Di perjalanan.
Zain memeluk Aya Erat menatap kedepan dengan tatapan kosong menyesali kelalaian nya hingga akhirnya Aya malah tau semuanya dan yang lebih mengecewakan Aya tau bukan dari dirinya sendiri .
Zain tidak menyalahkan siapapun disini karena memang dia yang lalai hingga meninggalkan ponselnya yang sudah pasti bodyguard rahasia memberi kabar tentang Aya yang mengikuti nya dan Zain juga yang membuat peraturan kalau bodyguard tidak boleh menyentuh Aya hingga akhirnya mereka terpaksa membiarkan Aya menyaksikan kejadian tadi.
" Hikss, akk" Aya mengigau dalam tidurnya bahkan menangis ketakutan .
Zain sedikit mengayun Aya agar kembali tenang dalam tidur nya dan Zain juga bisa merasakan betapa ketakutan nya Aya melihat dia sekarang.
" Huftt" Zain menarik nafas kasar tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini .
Sesampai di apartemen Zain menidurkan Aya diatas ranjang lalu segera menyimpan ponsel Aya di tempat aman sebagai antisipasi dari respon Aya nanti setelah sadar yang mungkin akan mengadu pada orangtuanya.
Zain bergegas mandi bahkan membuang pakaian yang dipakainya agar Aya tak lagi melihat baju yang terkena bercak darah itu .
" Kita istirahat ya Sayang " ucap Zain memeluk bahkan mengecup kening Aya berulang kali sebelum tidur karena sadar kalau setelah ini Aya tak akan mau disentuh oleh nya .
Zain pun bingung harus menjelaskan bagaimana kepada Aya sekarang situasi nya sangat rumit sehingga Zain memilih melihat dulu seperti apa reaksi Aya .
Walaupun begitu jauh dari hati Zain dia tidak lah bisa membayangkan jika setelah Aya tau semua nya seperti sekarang justru itu yang akan membuat hubungan mereka merenggang apalagi kalau sampai Aya minta cerai padanya .
" Tidak . tidak apapun yang terjadi kamu adalah milik Daddy selama nya Aya" ucap Zain mengecup berkali-kali kening Aya lalu Zain mencium Aya dengan penuh kelembutan menyalurkan cinta nya lewat perlakuan lembut .
" Eng, nggak ,Aya takut Daddy, pergi " Teriak Aya yang langsung ketakutan begitu terbangun melihat wajah Zain .