Karina mengusap airmatanya yang sejak tadi dia tahan tangisan Karina pecah saat mendengar Dipta suami yang dia cintai tidak menginginkan keturunannya lahir dari rahim Karina.
Selama ini Karina dibohongi dengan kata manis Dipta yang menyuruh Karina menunda kehamilannya karena dia masih ingin menikmati kebersamaan dengan Karina.
Kenyataan yang Karina lihat hari ini Dipta suaminya sangat bahagia dengan kehamilan istri keduanya..Hati karina benar benar hancur melihat semua ini.
Dan yang lebih menyakitkan dengan lantangnya Gina istri muda Dipta mengatakan kalau Dipta tidak menginginkan anak yang lahir dari Karina didepan tamu undangan yang hadir.
Akankah Karina sanggup melanjutkan pernikahan yang sudah ternoda ini?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 Keputusan Yuda
Karina dan Yuda terus membicarakan rencana mereka yang akan dilakukan dengan asset Karina yang saat ini sudah milyaran.
“kak memang mantan suaminya nggak tau sama sekali kalau kakak melakukan pekerjaan ini”. tanya Yuda yang masih penasaran, Karina menggelengkan kepalanya.
“kakak sengaja menyimpan rahasia ini karena ingat pesan ayah sebelum meninggal, sekarang kakak
mengerti apa maksud dari pes an ayah dulu”. Karina menarik nafas panjang sambil matanya melihat kearah langit dari jendela kaca yang ada didepan mereka.
“Yuda akan menjaga kakak dan anak kakak yang akan lahir nanti, kakak jangan takut masih ada aku dan ibuk yang selalu mendukung kakak, kita akan balas perbuatan mereka yang sudah membuang kakak dengan cara yang sangat jahat”. tegas yuda sambil mengepalkan tangannya dia ikut geram setelah mendengar semua cerita Karina.
“kakak tidak menyangka kalau mas Dipta akan tega berbuat begini, dia tidak mau punya anak dari kakak karena kami tidak sederajat dengan mereka”. Karina mengungkapkan rasa sakit hatinya yang terpendam.
Rahang Yuda mengeras mendengar semua yang diungkapkan karina, ingin rasanya Yuda menghajar orang yang telah menghina kakaknya. Yuda menatap iba karina yang sekarang sedang termenung.
“ayo semangat kak, kita akan buat mereka menyesal”. tegas yuda memberikan semangat pada Karina. setelah itu mereka terlibat pembicaraan soal pekerjaan yang akan mereka lakukan dalam 1 bulan ini. Karena kehamilan karina baru memasuki 8 minggu jadi selama 4 minggu ini karina harus di sini dulu, setelah trimester kedua dari kehamilannya baru berangkat ke Singapore.
Semua akan diurus yuda sesuai rencana mereka, sampai mencari tempat tinggal yang nyaman untuk kakak dan ibuknya disingapore nanti.
Sudah satu jam berlalu akhirnya bu titi memanggil kedua anaknya untuk makan siang, Karina dan Yuda berjalan kearah meja makan selanjutnya mereka makan siang dengan lahap.
“nanti untuk kediaman kakak yang di Singapore biar aku yang cariin, aku punya beberapa teman yang bisa membantu untuk mencarinya”. Ucap yuda setelah mereka selesai makan Karina setuju dengan usulan Yuda karena dia juga nggak tahu dengan Negara yang akan ditinggali sementara.
“ya sudah kamu nduk istirahat siang dari pagi belum istirahat”. perintah bu titi pada karina begitupun Yuda juga disuruh istirahat oleh ibunya.
Mereka berdua pun berjalan memasuki kamar masing masing untuk beristirahat. Buk titi melihat kepergian kedua anaknya tersebut dengan tatapan sendu.
“lihat pak anak kita ada dua sekarang, Yuda sudah besar dan sangat tampan dia juga sangat pintar kenapa kamu terlalu cepat meninggalkan kami”. gumam buk titi dalam hatinya.
Semenjak suaminya meninggal dia bekerja dan tinggal bersama Karina karena anaknya yuda pergi bekerja keluar negeri setelah tamat kuliah. suami buk titi baru 2 tahun ini pergi meninggalkannya, dari pada tinggal di kontrakan sendiri Karina menawarkan pada buk titi untuk ikut tinggal dikediamannya.
Bu titi selesai membereskan pekerjaanya dan berjalan masuk kedalam kamar nya untuk beristirahat.
Yuda yang berada dikamarnya mengirimkan pesan pada sahabatnya untuk bertemu, Banyak hal yang dikerjakan yuda dikamarnya, diperusahaan yang sekarang Yuda mendapatkan posisi yang cukup bagus karena kepintarannya dalam menganalisa data.
Yuda sudah memutuskan akan membantu dan menjaga Karina dari ulah orang yang akan menyakiti Karina terutama keluarga Darmawan, Yuda tidak akan membiarkan mereka berbuat seenaknya lagi pada kakak nya itu.
Kemaren malam Yuda meminta tolong pada temannya untuk melihat kediaman Karina, ternyata Dipta datang kesana, hanya sebentar dan dia datang seorang diri. Yuda ingin memberitahukan kedatangan Dipta yang mencari Karina, tapi dia putuskan untuk tidak memberitahukan untuk saat ini.
Yuda tidak mau nanti jadi beban pikiran kakaknya, Dan hari pun mulai sore setelah cukup beristirahat Karina berjalan ke arah dapur. “buk karina mau makan siomay yang di dekat rumah sakit tadi”. ucap karina sambil duduk dikursi.
“Nanti biar Yuda yang beli kesana nduk, jangan kamu sudah mau malam”. Imbuh si’mbok sambil memberikan minuman hangat pada karina.
“mau beli apa buk?“. Sela yuda yang baru keluar dari kamar mendengar pembicaran ibuknya dengan Karina. “kakakmu pengen makan siomay yang ada di deket klinik kandungan tadi pagi”. Terang bu titi.
“kakak mau makan siomay disana?”. Yuda menatap kearah kakaknya itu Karina mengangguk “tapi nggak boleh keluar udah mau magrib, kamu aja yang kesana beliin untuk kakak Yud”. Imbuh karina.
Karina membayangkan siomay yang akan dia makan, melihat muka karina yang sangat menginginkan makan siomay Yuda langsung berjalan kekamarnya mengambil kunci mobil.
“selain siomay kakak mau apa lagi? disana mienya juga enak”. terang yuda memberi alternatif lain pada Karina.
“kamu sering makan disana ya dek sampai tau ada mie yang enak, mencurigakan jangan jangan sering kesana buat ketemu dokter Nadine ya”. Karina tersenyum jahil melihat kearah Yuda yang saat ini hanya bisa nyengir karena tebakan Karina.
“dulu kak, sekarang sudah jarang”. jawab yuda
“ntar samperin dokter Nadine aja dek, ajak main kesini”. usul Karina sambil mengulas senyumannya. Yuda hanya bisa ketawa kecil menanggapi kemauan kakaknya itu.
“kapan kapan deh kak diajak kesini kalau urusan kita sudah selesai?”. terang Yuda setelah itu dia berjalan keluar pergi membeli makanan buat karina.
Setelah Yuda pergi tiba tiba Karina ingat sesuatu.
“buk, karina baru ingat kemaren sempat beli tespack tapi belum dipakai, Karina berharap Dipta jangan sampai tau”. ucap Karina dia merasa was was kalau Dipta melihat ada benda tersebut dilaci nakasnya.
“semalam Yuda cerita temennya yang disuruh untuk cek situasi disana, Dipta datang malam malam sendiri, kurang 1 jam dia sudah pergi lagi dari sana mudah mudahan dia tidak melihatnya”. cerita bu titi mengenai kedatangan Dipta mencari Karina.
“kenapa senyum senyum sendiri nduk? Apa yang kamu pikirkan”. Tanya mbok ti yang heran melihat karina senyum senyum sendiri.
“kebayang nggak buk kalau Dipta melihat benda tersebut pasti dia akan bingung ada alat tes kehamilan disana, dan dia sedang berfikir tentang ini semua. Dipta pasti tidak menyangka Karina hamil buk”. Karina sampai ketawa membayangkan kepanikan yang akan dirasakan Dipta.
“Jadi pengen tau reaksinya dia saat anak Karina sudah lahir dan tumbuh besar”. Ucap Karina
“nggak usah dipikirin bagaimana reaksinya nduk biarkan saja dia dengan pikirannya, sekarang tugas karina menjaga agar cucu ibuk lahir sehat dan selamat”. Nasehat bu titi pada karina yang duduk disebelahnya.
“iya buk, buat apa mikirin orang yang nggak tau terima kasih sangat menjengkelkan, karina yang bodoh selama ini buk dibutakan oleh cinta, bersukur Karina mengikuti nasehat ayah untuk tetap bekerja, lagi hamil dicerai suami menyedihkan sekali”. Bu titi yang melihat raut sedih karina hanya bisa mengelus punggung anak angkatnya itu dengan lembut.