Perjuangan dan kesabaran seorang Langit Maheswara, berakhir sia-sia. Wanita yang selalu dia puja, lebih memilih orang baru. Niat hati ingin memberikan kejutan dengan sebuah cicncin dan juga buket bunga, malah dirinya yang dibuat terkejut saat sebuah pemandangan menusuk rongga dadanya. sekuat tenaga menahan tangisnya yang ingin berteriak di hadapan sang kekasih, dia tahan agar tidak terlihat lemah.
Langit memberikan bunga yang di bawanya sebagai kado pernikahan untuk kekasihnya itu, tak banyak kata yang terucap, bahkan ia mengulas senyum terbaiknya agar tak merusak momen sakral yang memang seharusnya di liputi kebahagiaan.
Jika, dulu Ibunya yang di khianati oleh ayahnya. maka kini, Langit merasakan bagaimana rasanya menjadi ibunya di masa lalu. sakit, perih, hancur, semua luka di dapatkan secara bersamaan.
Ini lanjutan dari kisah "Luka dan Pembalasan" yang belum baca, yuk baca dulu 🤗🥰🥰
jangan lupa dukungannya biar Authornya semangat ya 🙏🤗🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amukan Kavindra
Kavi menampar wajah Syifa sampai meninggalkan bekas di pipinya, sudut pipinya mengeluarkan darah karena saking kerasnya. Wajah Syifa menoleh lengkap dengan cairan bening turun melewati pipinya, di berbalik menatap kearah Kavi yang di balut emosi.
"K-Kamu nampar aku, Kav?" Syifa begitu tak percaya dengan apa yang sudah menimpanya saat ini, Kavi yang dia anggap bodoh menamparnya sampai sakitnya menusuk ke dalam dada.
Kavi kembali mencengkram dagu Syifa dan menempelkannya ke tembok, sorot mata tajam seakan ingi menelan Syifa begitu terlihat jelas dan membuat Syifa bergetar ketakutan.
"Loe bohongin gue?!" Bentak Kavi dengan berapi-api.
"Kavi, sakit." Rintih Syifa.
Tak peduli dengan rintihan Syifa, Kavi malah seperti orang kesurupan yang tak terkendali. Tangannya menjambak rambut Syifa dengan kuat, menyeretnya keluar dari dalam kamar mandi, kemudian mendorong tubuhnya ke atas ranjang.
Niat hati ingin menghabiskan malam pertama dengan suaminya, malah berujung mendapat kekerasan dari Kavi sendiri.
"Siapa ayah dari anak itu?!" Tanya Kavi dengan dingin dan penuh penekanan.
Tidak ada jawaban sama sekali dari Syifa, justru hal itu membuat Kavi semakin meradang.
Pranggg...
Sebuah kaca di meja rias Kavi lempar ke lantai sampai berserakan, dia benar-benar frustasi mendapati kenyataan yang sangat mengerikan. Dia juga merutuki kebodohannya karena sudah melepas Kejora begitu saja, walaupun Kejora pernah di lecehkan, setidaknya dia masih Virgin dan begitu menjaga dirinya sendiri. Kenapa Kavi tahu? Karena setelah kejadian pelecehan itu, Ayra membawa Kejora ke rumah sakit karena kondisinya begitu memprihatinkan, diam-diam juga Kavi meminta salah satu kenalannya untuk memeriksa semua bagian tubuh Kejora. Kejora di buat tak sadarkan diri, Ayra juga pergi mengurus administrasi dan Dokter yang Kavi mintai bantuan pun melakukan pemeriksaan.
Awalnya Kavi marah dan Kecewa saat mendapat potret Kejora, pun dengan keluarganya yang langsung menghakimi Kejora tanpa belas kasih. Ucapan yang tidak seharusnya keluar pun, semuanya meletus begitu saja.
Mengapa Kavindra bisa bersama Syifa, selain waktu Kejora yang terbatas karena selalu sibuk bekerja. Eva dan juga Syifa menjebaknya, mereka membuat drama seakan Kejora lah yang paling buruk. Saat itu juga, Kavi terbuai dengan kata manis dan juga perlakuan Syifa sehingga pada saat Kejora ada di rumah, dia mendapati Kavi dan Syifa bertukar saliva di kamar. Kejora tentu saja kecewa, disaat dia sibuk mempersiapkan pernikahan dengan segala perjuangan yang tak mudah, dimana dia harus berjuang meyakinkan Kavi dan juga keluarganya kalau dirinya tidak seburuk yang mereka pikirkan. Tapi, lagi-lagi semua usaha Kejora sia-sia, ayahnya dan Ibunya meminta Kavi menikahi Kakaknya sendiri lantaran Syifa pernah gagal nikah sebelumnya, hal itu membuat kedua orangtuanya memperjuangkan kemauan kakaknya walaupun harus merebut Kavi dari Kejora. Apapaun yang Kejora miliki, Syifa menginginkannya termasuk Kavi sendiri.
"JAWAB!" Desak Kavi dengan suara menggelegar.
"A-Aldi." Jawab Syifa gemetar.
Kavi mengepalkan tinjunya, dia kembali menampar Syifa dan menanyakan siapa sosok Aldi. Bak di sambar petir di siang bolong, ternyata Aldi temannya sendiri yang sudah menghamili Syifa, terlebih lagi Aldi adalah si pemain wanita.
"Aarrgghhhh....!" Kavi semakin frustasi, pil pahit di kehidupannya kini baru ia rasakan dan semuanya terasa memuakkan.
Semua barang yang ada diatas kasur, meja sampai meja rias Kavi banting bak orang gila yang tak punya kesadaran penuh akan apa yang di lakukannya. Syifa menangis sesenggukkan dan meremas perutnya yang terasa keram, dia memohon kepada Kavi agar membantunya untuk pergi ke rumah sakit, akan tetapi Kavi tak memperdulikannya. Dia lebih memilih pergi dari kamar pengantinnya sendiri, langkah kakinya membawanya keluar meninggalkan gedung tinggi menggunakan kendraan roda empatnya.
"Kejora, maafkan aku." Lirih Kavi sambil meremas kemudinya.
Kavi bertekad ingin membawa Kejora kembali ke pelukannya, hanya Kejora lah wanita sempurna, meskipun hidupnya menderita. Dan Kavi tahu itu.
******
Usai cairan infus sudah habis, Kejora mulai merasa tubuhnya lebih baik dari sebelumnya. Langit sudah berganti pakaian, dia memakai pakaian casual yanga mena membuat para wanita di dalam sana terpesona.
"Kenapa pada liatin gue kayak gitu? Gue akuin sih, emang gue ganteng dari orok dan sampai saat ini kegantengannya masih melekat di wajah gue." Ucap Langit dengan percaya dirinya.
"Kata siapa ganteng? Liatin bukan berarti suka, terpesona atau semacamnya. Lain kali kepedeannya di kurangin dikit, orang gue heran aja ada dugong kok bisa nyasar ke apart." Celetuk Raja, seperti biasanya. Raja ketika diluar keberaniannya cukup besar, beda halnya jika di kantor karena Langit memiliki tahta tertinggi disana.
"Sorry ye, anak pungut gak diajak." Cuek Langit.
Sementara Kejora terkekeh mendengar pembicaraan Langit dan Raja, mereka selalu berdebat dalam hal kecil apapun. Semua orang menoleh kearah Kejora, mereka seakan tak percaya melihat Kejora yang sering murung dan juga sedih kini tertawa.
"Loh, kenapa sekarang malah balik liatin gue?" Heran Kejora.
"Loe Ketawa, Ra?" Ayra mendekat kearah Kejora yang sedang merubah posisinya dari berbaring menjadi duduk, Ayra pula membantunya.
"Emang gak boleh? Keliatan aneh gitu?" Tanya Kejora lagi.
"Ya gimana gak aneh, sejak ketemu loe tuh liatnya sad mulu, Njirrr." Seru Raja.
"Ya, sebenernya sih kita seneng liat kamu senyum, Ra. Kalau bisa setiap hari kamu senyum dan perlihatkan sama mereka kalau kamu tuh berhak bahagia." Ucap Meta.
Lain halnya dengan Langit yang tetap mengunci rapat mulutnya, tetapi pandangannya tak lepas menatap Kejora.
'Cantik banget, gila! Kalo kayak gini mah, gue rela kehilangan seribu si jajarija.' Batin Langit.
Sebelum pulang, Langit mentraktir mereka makanana dari restoran milik ibunya sendiri yang sudah tersebar dimana-mana. Si kembar ikut mengelolanya, perlu di ketahui bahwa anak-anak Laras dan Aiman itu mandiri dan cerdas, mereka semua ingin orangtuanya menikmati masa tuanya tanpa harus memikirkan pekerjaan. Meski begitu, si kembar juga tetap bisa mengatur waktu mana untuk bekerja dan mana untuk belajar/sekolah.
Mereka semua tertawa, bercanda ria dan selalu tergelak mendengar perdebatan antara Langit dan Raja, meskipun mereka tak terlalu mengenal satu sama lain. Tapi mereka semua terlihat klop dan akrab ,sehingga tidak ada kecanggungan sama sekali.
Seburuk apapun kita menilai takdir, di balik itu semua Tuhan pasti menyiapkan hal yang indah. Tuhan maha membolak-balikan hati manusia, dari yang tidak mungkin saja bisa menjadi mungkin jika kita memintanya dengan sungguh-sungguh.
Kejora seperti orang kelaparan, dia makan dengan begitu lahapnya sampai membuat yang lainnya kesusahan untuk menelan makanannya sendiri. Ada rasa iba melihat Kejora, disaat Langit dan yang lainnya bisa makan sesuka hati tanpa harus memikirkan hari esok bagaimana. Ada Kejora yang selalu bingung mengatur uangnya, hasil kerjanya tak seberapa dan uang yang dia punya pula seringkali diambil paksa kakaknya atau Ibunya untuk sekedar makan-makan tanpa dirinya.
Upnya satu, besok aku double up ya. Lagi sibuk di dunia nyata 🙏🤭