Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 : Menantang Langit!
Jiang Xin merasa tubuhnya seperti akan terbelah, seolah-olah ribuan pisau menguliti setiap inci kulitnya. Membuat dia merasakan sakit yang tidak tertahankan.
Saat rasa sakit itu bekerja, darah segar seperti aliran air yang tumpah dari sudut bibir Jiang Xin. Membuat tanah di bawah berwarna merah darah.
"Jiang Xin, kamu harua bertahan sampai proses kebangkitan selesai!" seru Shen Jian.
Jiang Xin menggertakkan giginya, lalu dengan kejam. Dia menggigit bibir bawahnya hingga mengeluarkan darah, itu agar dia bisa tetap menjaga sedikit kesadaran yang tersisa.
Namun meski dia melakukan semua itu, rasa sakit yang di terimannya sangat tidak tertahankan. Sehingga sekuat apapun dia menjaga kesadaran, rasa lemah dan ngantuk perlahan menguasai kesadarannya.
Secara bertahap, penglihatan Jiang Xin juga mulai terganggu. Gambar yang sebelumnya terang dan jelas kini perlahan berubah menjadi buram dengan bintik-bintik hitam.
"Guru, aku sepertinya tidak bisa bertahan labih lama lagi!" kata Jiang Xin dengan lemah.
"Tidak, Jiang Xin. Jangan kehilangan tekad! Ingat tujuan awal mengapa kamu berada di sini? Semua untuk harga diri dan kehormatan ayahmu, untuk orang-orang yang kamu cintai. Untuk membuktikan bahwa kamu bukan sampah!" teriak Shen Jian.
Mendengar kata-kata Shen Jian, tiba-tiba bayangan ayahnya muncul di dalam pikirannya. Dalam gambar itu, Jiang Ruyin sedang menatap ke arahnya dengan senyuman di wajahnya. Kemudian gambar berganti menjadi hari upacara kebangkitan, di mana dia di ejek dan di cemooh oleh semua orang. Kemudian, gambar berpindah sekali lagi. Itu di dalam aula pertemuan.
Duduk di kursi pemimpin, Jiang Rao dengan dingin berkata. "Jiang Xin, kamu anak haram yang tidak berguna. Pergi dari klan Jiang!"
Begitu suara Jiang Rao jatuh, semua gambar tiba-tiba berubah menjadi gambar Ling Xue. Saat ini gadis itu sedang menatap ke arahnya dengan senyum mengejek, dan di samping Ling Xue. Bayangan Jiang Wusang tiba-tiba muncul.
"Jiang Xin, kamu sampah. Ling Xue telah menjadi wanitaku sekarang, jadi berhenti mengejarnya. Atau aku akan melumpuhkanmu di arena nanti!" ancam Jiang Wusang.
Mendengar semua itu, amarah di dalam diri Jiang Xin berkobar. Tekad yang belum pernah ada sebelumnya tiba-tiba muncul di dalam dirinya. Ya, dia tidak ingin mati. Dia ingin membalas dendam, dia ingin Ling Xue menyesal. Dia ingin ayahnya di hormati, dia tidak ingin di anggap sampah selamanya.
Dengan pemikiran ini, gambar di depannya seketika hancur berkeping-keping. Membuat Jiang Xin kembali ke dunia nyata.
"Aku ... Tidak ... Akan menyerah!" kata Jiang Xin sambil menggertakkan giginya.
Mendongak, Jiang Xin menatap awan hitam di langit sambil tertawa. "Hahahaha, tunjukan padaku apa yang kamu punya. Apa hanya ini kemampuanmu!"
Tawa Jiang Xin menggema menembus awan, membuat pusaran hitam di langit yang sebelumnya tenang tiba-tiba bergejolak. Suara-suara gemuruh guntur yang memekakkan telinga kembali terdengar saat kilatan petir menyambar ke segala arah, menciptakan kepanikan oleh di kota. Itu muncul seolah-olah itu sangat marah dengan tawa Jiang Xin
Shen Jian yang mengambang di samping juga terkejut dengan perubahan yang tiba-tiba dari pusaran hitam, dia lalu menatap Jiang Xin sambil berkata. "Jiang Xin, jangan memancing kemarahan langit!"
Namun Jiang Xin sama sekali tidak mendengarkan ucapan Shen Jian, tawanya yang sombong seperti lonceng yang berdering di langit. Membuat suara-suara guntur di langit semakin keras.
Beberapa saat kemudian, di bawah tatapan terkejut semua orang di kota. Sebuah cahaya berbentuk pedang yang ukurannya dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya perlahan muncul dari pusaran hitam, itu memancarkan cahaya putih terang yang menyilaukan. Membuat semua orang harus memalingkan mata atau mereka akan berakhir dengan kebutaan.
Melihat ini, Shen Jian berkata dengan ekspresi terkejut di wajahnya. "Cahaya baptisan lagi! Bagaimana mungkin?"
Pada saat ini, cahaya putih yang menyerupai pedang raksasa telah sepenuhnya keluar dari dalam pusaran hitam. Itu mengambang di langit dengan tenang, lalu beberapa saat kemudian. Cahaya putih berbentuk pedang tiba-tiba bergetar sebelum akhirnya melesat menuju puncak gunung dengan momentum yang mengerikan.
"Ini buruk, Jiang Xin tidak akan mampu menahan roh pedang sebanyak ini. Atau tubuhnya akan hancur!" kata Shen Jian dengan panik, kemudian. Dia mengulurkan telapak tangannya, dan saat telapak tangannya terbuka. Cahaya abu-abu terlihat berputar di atas telapak tangannya.
"Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada muridku, tidak di kehidupan ini!" tegasnya.
Namun saat dia akan melambaikan tangannya untuk menembakkan cahaya abu-abu di telapak tangannya, suara Jiang Xin tiba-tiba memasuki telinganya.
"Guru, jangan lakukan apapun! Biarkan aku menghadapi ini. Ini adalah takdirku!"
Shen Jian berbalik dan menatap Jiang Xin yang terlihat duduk dengan lemas di atas batu, menggelengkan kepalanya. Shen Jian dengan tegas berkata. "Tidak, kamu akan mati jika menerima roh pedang sebanyak itu. Tenang saja, kamu fokus memurnikan roh pedang yang ada di tubuhmu sementara aku menahan roh pedang yang datang!"
Meski saat ini dia sangat lemah dan kesakitan, Jiang Xin tetap mengulas senyum hangat. Lalu dengan sisa-sisa tenaganya, dia perlahan turun dari batu dan berdiri di samping Shen Jian.
Menatap cahaya berbentuk pedang yang semakin dekat, Jiang Xin dengan tenang berkata. "Guru, aku tidak akan mati! Apa kamu lupa bahwa aku memiliki Tubuh Takdir. Langit dan bumi akan memberi aku berkatnya, karena itu. Aku tidak akan mati!"
Mendengar ini, Shen Jian merasakan jantungnya berdetak kencang untuk pertama kalinya. Dan saat dia menatap wajah Jiang Xin, bayangan seorang pemuda berambut perak tiba-tiba muncul. Itu tumpang tindih dengan Jiang Xin, membuat pupil mata Shen Jian membesar karena terkejut.
Itu berlangsung selama beberapa menit sebelum bayangan itu menghilang, membuat penampilan Jiang Xin kembali seperti sebelumnya. Tapi ini tidak di ketahui oleh Jiang Xin karena hanya Shen Jian yang melihatnya.
Ketika bayangan itu menghilang, Shen Jian menghela nafas. Cahaya abu-abu yang berkumpul di telapak tangannya perlahan tersebar.
"Jadi kamu bersamanya!" gumam Shen Jian dengan ekspresi rumit di wajahnya.
kemudian. Dia bergerak menjauh ke belakang sambil berkata. "Jiang Xin, jika kamu berhasil melewati ini. Maka aku berjanji bahwa aku akan membuatmu menjadi Legenda Pendekar Dao Pedang yang akan di ingat oleh semua orang!"
Sudut bibir Jiang Xin mengulas senyum tipis, lalu dengan acuh tak acuh. Dia berkata. "Maka guru harus bersiap, karena aku akan berhasil!"
Setelah mengatakan itu, Jiang Xin mendongak menatap langit sambil berseru. "Ayo, datang! Aku menunggumu di sini!"
Begitu suaranya jatuh, cahaya putih berbentuk pedang raksasa dengan cepat melintas dan menembus tubuh Jiang Xin. Membuat Jiang Xin mengeluarkan teriakan yang memekakkan telinga.
Semangat dan jaga kenyamanan cerita biar bisa menghibur dan memuaskan pembaca.