"People come and go, but someone who is compatible and soul mates with you will stay"
Dengan atau tanpa persetujuanmu, waktu akan terus berjalan, sakit atau tidak, ayo selamatkan dirimu sendiri. Meski bukan Tania yang itu, aku harap menemukan Tania yang lain ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang Suka Nyontek
Kring ... lonceng pintu berbunyi, Jessie tersenyum melihat tamu yang datang, teman-teman barunya.
"Mba CEO, saya bawa anggota BTS yang dibuang nih, kalo di BTS ada Jin, disini ada Joon." mengarahkan kedua tangannya pada Joon Young.
"Dasar julid." celetuk Joon Young.
"Woah, mba dia ngerti julid. Jjal haesso ahjussi."
"Kalian berdua emang bener-bener ya." seru Jessie sembari kembali ke pantry mengambilkan minuman yang memang sudah ia siapkan.
Ketiga orang itu semakin akrab saja terlebih Joon Young, ia merasa lebih tenang ketika Tania berada didekatnya seolah Tania adalah obat dari rasa takut dan cemasnya. Ia nyaman memandangi wajah gadis itu, sifatnya yang ceria ngomong ceplas ceplosnya jadi ikonnya yang membuatnya istimewa.
"Hmm I need to repair my language skill, jadi aku mau bahasa ku yang kurang tepat kamu ajarin. Kosa kata atau pronunciationku juga masih jauh." seru Joon Young dengan aksennya.
"Kamu udah ngerti ngomong julid jadi ngga ada yang perlu di kuatirin Joong Youngah.", balas Tania sambil melahap cake matchanya.
Terdengar lonceng pintu berbunyi lagi, Tania dan Joon Young yang masih asik ditinggal Jessie untuk menuju ke kasir karena ada pelanggan baru yang masuk.
"Tania."
"Hm?"
"Do you have a boyfriend?"
"Ebseo. Wae?"
"Aku serius."
"Aku ngga pernah bercanda kalo lagi makan."
"Kapan terakhir?"
"Belum seminggu." jawab Tania enteng.
"Uhhuk .. Yaaak..." kesal Joon Young hampir tersedak minumannya mendengar jawaban Tania.
"Apa sih. Aku serius. Belum seminggu, masih dua hari lalu. Masih galau dan berdarah-darah nih sebenernya tapi yaa mau gimana lagi." Joon Young spontan terdiam memandangi Tania.
🌼🌼
Jessie didepan mesin kasir yang berhadapan dengan pintu masuk sedang menyambut pelanggan yang baru saja masuk.
"Selamat datang, silahkan pesan disini." serunya ramah menyambut tiga orang yang datang. Tiga orang dokter yang sangat dikenal Tania.
"Gua pilih tempat duduk dulu ya, Son, bawain minum gua please hehe. Gua ngikut pilihan lu." semangat Yona dengan mata bergerilya meneliti seluruh ruangan dan kiw kiw.... pupil matanya melebar menemukan presensi sempurna yang ia cari yang terlihat sangat bercahaya.
"Jung Joon Young." lirihnya.
Yona melangkah perlahan dengan senyum lebar dan duduk mendekati Joon Young, lebih tepatnya sebuah meja yang tidak jauh dari Joon Young, dibelakang Tania.
"Mian, Taniaya. I will not talking about that again."
"It's okay Joon Youngah. gwenchana." balas Tania tidak sengaja menoleh ke belakang dan agak terkejut menemukan Yona disana. "I need more coffee, want some?".
"Ini sudah yang ke tiga Tania."
"Ayo buat yang ke empat kalo gitu. Hehe." seru Tania hendak melangkah, dan seketika langkahnya terhenti, ketiga orang yang ingin dibumi hanguskannya malah berkumpul tepat di hadapannya. Tatapan Bryan yang tajam membuatnya ingin segera kabur dari sana.
"Joon Youngah, aku pergi duluan ya." seru Tania melangkah terburu-buru.
"Tan ..." lirih Bryan.
Tanpa perduli Tania melesat pergi begitu saja, Bryan menyusulnya, mengejarnya, mencegatnya, menahan tangannya bahkan memeluknya dari belakang untuk menghentikan langkah wanita itu. Semua itu jelas terlihat oleh semua orang didalam cafe yang berdindingkan kaca transparan itu.
Tania dengan tegas melepas cengkeraman Bryan, hingga gadis itu benar-benar pergi. Lalu Bryan masuk kembali ke dalam cafe dengan wajah kusutnya.
"Lu kenal Tania? Lu dari bedah anak kan?", tanya Bryan.
"Iya, kami berteman. Saya Jung Joon Young." menyodorkan tangannya.
"Yona." seru Yona yang muncul entah dari maja dan menyodorkan tangannya menyambut jabat tangan Joon Young.
"Nice to meet you."
"Kami dari departemen kardiologi." tambah Yona.
"Emery Hospital?."
"Iya disitu."
"So, you guys know Tania.." tanya Joon Young.
"Iya, kenal." jawab Bryan menatap datar Joon Young. Jessie yang berada didekat mereka mulai connect, para dokter, rumah sakit Emery, dan Tania yang tiba-tiba kabur.
"kamu dokter mantannya itu ya? Yang suka nyontek makalah?", tanya Jessie dengan polosnya.
Sontak raut wajah Bryan berubah merah, jelas ia malu dan tiba-tiba Jessie tersadar akan mulut syaland nya itu. " Mm-maaf maksudnya bu-bukan gitu ... a.. hmm.. ".
Bryan tersenyum pahit dan menundukkan kepalanya lalu pergi.
"Sampai ketemu di rumah sakit ya dokter Jung, heheh." girang Yona dan pergi mengikuti Bryan begitupun Sony yang sempat mencuri pandang menatap Jessie.
🌼🌼
Seperginya ketiga orang itu, Joon Young semakin bingung.
"What is really going on nuna?", ragu Joon Young.
"Nunaaa.. ? namaku Jessie Joon."
"Maksudnya Kakak, rasanya janggal kalau pakai Jessie ssi, atau sajangnim. Bagaimana pun kamu yang tertua dari aku dan Tania."
"Terserah deh Joon mau panggil nuna nuni, beberapa hari yang lalu, Tania udah datang kesini. Dan ngga sengaja pembahasan kita mulai jauh, karena kamu udah liat orangnya dan kalian juga ternyata kolega, kayaknya kamu perlu tahu juga deh biar jaga jarak dari si Bryan Bryan itu." Jessie julid mode on.
"Itu cowo yang tadi meluk dia mantannya Tania. Dia cuma manfaatin Tania soalnya sepupunya Tania itu dokter, seniornya si Bryan itu. Intinya semua hasil penelitian si sepupu dimintain terus sama si Bryan buat jadi bahan penelitian dia. Itulah alasannya kenapa dia macarin Tania selama dua tahun ini, sebelum ketahuan."
"Dua tahun?" Joon Young melotot.
"Hmmm, jahat banget ya."
"Nuna, do you have her number?"
"Aduh ngga Joon. Kok bego banget sih aku. Padahal udah deket, nomernya aja ngga punya."
"Alamat dia?"
"Ngga tahu juga Joon. Ah.. tapi dia kerja di perusahaan aksesoris, namanya Holy aksesoris kalo ngga salah."
"Holy? Okay nuna. See you." serunya segera berlari.
"Mau kemana hei? Joon.... Joon Young. uhh dasar." celetuk Jessie.
.
.
.
Tbc ... 💜