Hyuna Isvara, seorang wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai seorang koki di salah satu restoran.
4 tahun menjalani biduk rumah tangga bersama dengan Aksa Dharmendra, tidak juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak.
Namun, kehidupan rumah tangga mereka tetap bahagia karena Aksa tidak pernah menuntut tentang anak dari Hyuna.
Akan tetapi, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit menghilang sejak Aksa mengenalkan seorang wanita kepada Hyuna tepat di hari annyversary mereka.
Siapakah wanita yang Aksa kenalkan pada Hyuna?
Bagaimanakah rumah tangga mereka selanjutnya?
Yuk, ikuti kisah Hyuna yang penuh dengan perjuangan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 9. Pembelaan Ruby.
Ruby yang baru saja sampai di rumah memekik kaget saat mendengar apa yang Laura katakan, sontak membuat Mona dan juga Laura terkejut saat mendengar suaranya.
"Ru-Ruby? Kau sudah pulang?"
Ruby menatap Laura dengan tajam. Dia lalu melangkah cepat untuk masuk ke dalam rumah dan berdiri tepat di hadapan wanita itu.
"Ada apa, Ruby? Kenapa kau menatap kakak seperti ini?" tanya Laura dengan lembut disertai senyuman yang membuat Ruby ingin muntah.
"Kakak bilang apa tadi, hah? Coba ulangi sekali lagi," ucap Ruby dengan penuh penekanan membuat Mona melotot dan langsung menarik tangan putrinya itu.
"Ruby, apa yang kau lakukan?" Mona terus menarik tangan Ruby agar menjauh dari tempat itu, dia tidak mau anaknya itu mengganggu Laura dan nantinya malah menyebabkan pertengkaran.
"Lepaskan tanganku, Bu!" Ruby menghempaskan tangan Mona dengan kasar dan berbalik hendak kembali berbicara dengan Laura, tetapi tangannya kembali dicekal oleh sang ibu.
"Jangan ikut campur, Ruby. Atau kau akan melihat kemarahan Ibu!"
Ruby tercengang dengan apa yang ibunya katakan. Dia paham sekarang, ternyata ada sesuatu yang saat ini sedang direncanakan oleh ibunya beserta wanita itu.
Mona berusaha untuk mengendalikan amarahnya. "Masuklah ke kamarmu, Ruby. Kau tidak-"
"Apa Ibu tidak merasa sudah benar-benar keterlaluan?"
Ruby menatap ibunya dengan tidak percaya. Dia tahu jika sang ibu tidak menyukai kakak iparnya alias Hyuna, dengan alasan karena belum memiliki anak. Namun, bukan berarti ibunya bisa melakukan hal seperti ini. Memangnya apa kesalahan yang sudah Hyuna lakukan sampai mereka tega menyakitinya?
"Sudah ibu katakan untuk tidak ikut campur, Ruby. Kau masih anak-anak dan tidak mengerti dengan semua ini, sekarang masuk ke kamarmu!" bentak Mona membuat Ruby langsung berbalik dan pergi dari tempat itu.
Mona menatap kepergian putri bungsunya itu dengan tajam, dia lalu kembali mendekati Laura yang masih memperhatikan dari ruang tamu.
Brak.
Ruby membanting pintu kamarnya dengan kesal. Sejak awal dia sudah curiga dengan kedekatan antara ibunya dan wanita bernama Laura itu, dan ternyata ada maksud terselubung di balik semuanya.
"Cih, persetan dengan apa yang ingin mereka lakukan. Aku yakin jika mas Aksa sangat mencintai mbak Hyuna, dan tidak akan tergoda oleh wanita itu."
Ruby lalu memutuskan untuk mandi agar emosi yang sedang menguasai hatinya hilang, dia benar-benar geram melihat ibu dan juga wanita itu.
Setelah mengantar Hyuna ke kamar dan melihat wanita itu tidur, Aksa segera keluar dari kamar dan berlalu pergi untuk menemui seseorang.
Tepat di saat Aksa pergi, Hyuna kembali membuka matanya begitu mendengar suara pintu kamar itu terbuka. Dia merasa heran karena laki-laki itu langsung pergi saat dia tidur, dan apa yang akan Aksa lakukan sampai tidak memberitahunya?
"Apa Mas Aksa ada pekerjaan penting? Tapi, hari ini kan dia cuti."
Hyuna merasa bingung sendiri, dia lalu mengambil ponselnya dan langsung menelepon nomor Aksa. Akan tetapi, nomor laki-laki itu sedang tidak aktif.
"Apa ponselnya rusak ya, gara-gara tadi?"
Hyuna ingat jika ponsel Aksa sempat terjatuh saat dia memangilnya, lalu tiba-tiba dia juga ingat tentang ucapan laki-laki itu yang tidak sengaja dia dengar saat akan ke dapur.
"Apa dia ingin menemui Laura?"
Entah kenapa hati Hyuna menjadi tidak nyaman, tetapi dia tidak tahu kepada siapa harus bertanya.
"Sudahlah, mungkin sebentar lagi Mas Aksa pulang. Lebih baik aku istirahat agar cepat pulih."
Hyuna lalu memutuskan untuk istirahat karena kepalanya benar-benar terasa pusing, dan tidak butuh waktu lama untuknya memasuki alam mimpi.
*
*
*
Suara adzan sayup-sayup terdengar di telinga Hyuna membuat kedua matanya mengerjap. Dia lalu menggeliatkan tubuhnya dan beranjak duduk di atas ranjang.
"Hah, tubuhku terasa lebih ringan."
Hyuna sudah merasa lebih baik setelah istirahat, dia lalu melirik ke arah jam di dinding dan mengira jika sekarang sudah maghrib.
"Astaghfirullah, sudah jam setengah 8?"
Hyuna terlonjak kaget saat melihat siang sudah berganti dengan malam, dan ternyata adzan itu adalah untuk isya' dan bukannya maghrib.
"Ya Allah, lama sekali aku tidur."
Dia beranjak turun dari ranjang dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri, Hyuna segera mengerjakan kewajibannya sebagai umat muslim.
Setelah selesai, Hyuna bergegas keluar dari kamar dan mencari keberadaan sang suami. Dia sudah berteriak memanggil suaminya tetapi tidak juga mendengar atau melihat keberadaan laki-laki itu.
"Apa dia belum pulang?"
Sudah hampir 6 jam berlalu, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Aksa yang berarti memang belum pulang ke rumah. Dia lalu kembali menghubungi laki-laki itu, tapi ternyata nomornya masih saja tidak aktif.
Tidak mau terlalu kepikiran, Hyuna lalu beranjak ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Bisa jadi sebentar lagi suaminya pulang, tetapi tidak ada makanan yang bisa di makan di rumah itu.
Beberapa saat kemudian, Hyuna sudah selesai membuat omlete dan juga sup ayam yang sudah tersaji di atas meja. Dia lalu berjalan ke ruang televisi untuk menunggu kepulangan sang suami.
Tepat pukul 10 malam, Aksa baru pulang ke rumah. Dia berjalan pelan ke arah kamar tanpa sadar jika Hyuna sedang duduk di sofa yang ada di depan televisi.
"Baru pulang, Mas?"
Aksa tersentak kaget saat mendengar suara Hyuna, sontak dia menoleh ke arah belakang di mana wanita itu berada.
"D-Dek? Kau, kau belum tidur?" tanyanya dengan tergagap.
Hyuna menggelengkan kepalanya. "Aku menunggumu, Mas. Kau dari mana saja, kenapa nomor ponselmu tidak aktif?"
Aksa menelan salivenya saat mendengar pertanyaan dari Hyuna. "M-Mas, mas baru saja bertemu dengan teman kerja. Setelah itu singgah ke rumah ibu, itu sebabnya mas pulang sampai jam segini."
Hyuna terdiam sambil menatap Aksa dengan tajam membuat laki-laki itu tersenyum tipis. Dia lalu menghela napas kasar dan mencoba untuk mempercayai apa yang suaminya katakan.
"Ya sudah. Ayo kita makan, Mas! Aku akan menghangatkan supnya."
•
•
•
Tbc.
..kau saja yg dibodohi