Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJAMUAN ISTANA
"Ayah, apa yang terjadi?" tanya Qin Ruyue, wajahnya tertutupi oleh cadar, sehingga orang lain tidak bisa melihat ekspresi gadis itu.
Adipati Zhenbai melirik ke arahnya, "Tidak perlu di bahas, kita akan segera berangkat menuju istana kekaisaran, jangan sampai membuat malu, masalah ini kita bahas nanti setelah pulang."
Qin Ruyue mengangguk sedangkan Qin Yanran terlihat kesal, ayahnya benar-benar mengabaikan ibunya, dia harus mencari cara untuk segera menikah dengan pangeran ketiga, agar bisa melindungi selir Hong.
Waktu berlalu dengan sangat cepat, setelah 30 menit perjalanan menggunakan kereta, akhirnya mereka sampai di pintu gerbang istana kekaisaran. Ada puluhan prajurit yang memeriksa, setelah Adipati Zhenbai menunjukkan wajahnya, mereka pun mempersilahkan kereta itu untuk masuk.
"Ingatlah untuk berhati-hati, jangan bertindak impulsif apalagi sampai mempermalukan keluarga." ucap Adipati Zhenbai sebelum turun dari kereta, keempat orang putrinya langsung menganggukan kepala dengan patuh.
"Ibu, aku akan turun duluan!" ucap Qin Ruyue, sambil berdiri, dia segera keluar dari kereta di susul oleh anggota keluarganya yang lain.
Saat mereka turun, seorang pelayan istana mendekat, kemudian mengantarkan mereka ke aula perjamuan.
"Nona, nyonya, silahkan ikuti saya!" ucap pelayan itu sambil menunjukkan jalan, ada banyak sekali pejabat dan bangsawan yang di undang, sehingga acara menjadi semakin meriah.
Saat mereka memasuki aula, banyak meja yang telah terisi, keluarga Adipati mendapatkan tempat kelima setelah para pangeran.
"Duduklah!" ucap Adipati Zhenbai, dia memposisikan nyonya Zhi di sisinya, sedangkan anak-anaknya bebas menggunakan kursi mana pun.
Qin Yanran terlihat sangat tidak sabar, kepalanya berkali-kali melirik ke arah pintu masuk aula, tak lama kemudian terdengar suara teriakan salah seorang prajurit, yang beritahukan anggota keluarga kekaisaran mulai memasuki aula.
"Pangeran tertua memasuki aula!"
"Pangeran kedua memasuki aula!"
"Pangeran ketiga memasuki aula!"
"Pangeran keempat memasuki aula!"
"Pangeran kelima memasuki aula!"
"Pangeran keenam memasuki aula!"
"Pangeran ketujuh memasuki aula!"
"Pangeran kedelapan memasuki aula!"
"Pangeran kesembilan memasuki aula!"
Ada pemandangan yang sangat menakjubkan, begitu kesembilan pangeran memasuki aula, mata para nona muda ketika berbinar, dan dipenuhi dengan berbagai macam khayalan indah.
"Salam yang mulia," ucap semua tamu undangan sambil berdiri dan membungkuk di hadapan kesembilan orang pemuda tampan tersebut.
"Silahkan duduk!" empat orang pangeran menjawab, namun 5 orang terlihat acuh tak acuh, mereka bahkan langsung melewati orang-orang begitu saja, tanpa melirik sedikitpun dan duduk di kursi mereka masing-masing.
Tak lama kemudian terdengar teriakan dari prajurit kembali, "Yang mulia kaisar, permaisuri dan para selir memasuki aula!"
Semua orang serempak berdiri, mereka langsung membungkuk untuk memberi hormat. "Salam yang mulia, salam permaisuri, salam nyonya selir!"
Kaisar tersenyum, dia berjalan dengan sangat santai di dampingi oleh permaisurinya.beberapa orang selir mengikuti dari belakang.
"Duduklah!" ucap kaisar, dia telah berdiri di depan singgasananya. Semua tamu undangan kembali menegakkan badannya, kemudian duduk dengan sangat tenang.
"Semuanya, hari ini merupakan jamuan istana yang biasa kita laksanakan setahun sekali. Istana kekaisaran baru saja mendapatkan beberapa jenis makanan baru, yang di produksi dari wilayah barat dan wilayah selatan. Anda bisa mencobanya dengan nyaman!" ucap kaisar.
Puluhan pelayan mulai berdatangan dengan berbagai hidangan yang tertata rapi di atas nampan, mereka mulai menyajikan dari satu meja menuju meja lain.
Sebelum acara di mulai, beberapa orang nona muda berdiri, mereka meminta izin kepada kaisar dan permaisuri untuk menunjukkan bakatnya.
"Yang mulia, nona muda ini baru saja belajar menari selama beberapa waktu, berharap bisa menampilkannya di depan anda," ucap salah seorang nona muda, dia berasal dari kementrian perdagangan.
Kaisar mengangguk, dia membiarkan gadis-gadis muda itu menunjukkan talenta mereka masing-masing, dengan cara ini, dia juga bisa melihat ketertarikan di wajah para pangeran.
Satu persatu nona muda mulai unjuk kebolehan, ada yang bernyanyi, menari, bermain musik dan berpuisi.
Melihat semua orang sudah menunjukkan bakatnya, Qin Yanran juga maju, dia memperlihatkan tarian yang indah hingga membuat tamu bertepuk tangan, tidak terkecuali dengan kaisar, permaisuri, para selir dan pangeran.
Dia terlihat sangat puas karena berhasil menunjukkan bakatnya, sebelum kembali duduk, dia melirik ke arah Qin Ruyue yang duduk sambil memejamkan matanya.
"Yang mulia, bakat yang di miliki gadis kecil ini tidak seberapa di bandingkan dengan kakak tertua. Tidak tahu apakah kakak bersedia untuk tampil atau tidak!" ucap Qin Yanran, dia yakin bahwa Qin Ruyue tidak bisa melakukan apa pun.
'Dasar bodoh! Di kehidupan pertama aku di permalukan oleh kalian, karena itulah aku belajar dengan giat setelah memasuki istana. Dia masih berpikir bahwa aku tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya akan mempermalukan keluarga Adipati, benar-benar gadis yang tidak beruntung!'
Mendengar ucapan Qin Yanran, kaisar juga melirik ke arah Qin Ruyue, "Nona tertua Adipati, bisakah anda mempertunjukkan keahliannya di depan Kaisar ini?"
Qin Ruyue bangkit, dia berjalan ke tengah-tengah aula, kemudian membungkuk di depan kaisar. "Kembali pada yang mulia, gadis kecil ini bersedia untuk mempermalukan dirinya sendiri."
Semua tamu undangan langsung tertegun, mereka ingat bahwa bulan lalu Qin Ruyue gagal memainkan harpa, dia bahkan tergelincir saat menari, jauh berbeda dengan Qin Yanran yang sangat lihai dan mempesona.
Bahkan pangeran ketiga melirik sinis ke arahnya, 'Dasar gadis bodoh! Mungkinkah dia benar-benar tidak tahu malu? Semua orang pernah menertawakan nya bulan kemarin, dia malah ingin membuat ulah di depan ayah! Ciih! Gadis seperti ini sama sekali tidak pantas menjadi istriku, apalagi Adipati Zhenbai telah memilih selir ketiganya untuk menjadi istri sah, kemungkinan besar segel militer sekaligus dukungan dari keluarga Adipati akan jatuh pada putri ketiga! Aku harus segera menyingkirkan gadis ini agar tidak terus menempel seperti lintah!'
"Baiklah nona tertua, silahkan tunjukkan bakat anda!'' ucap kaisar sambil mengangkat cangkir tehnya pada semua tamu undangan.
Qin Ruyue membungkuk, dia segera mengeluarkan seruling giok dari pinggangnya, tak lama kemudian alunan irama lembut keluar, membuat mata semua orang langsung memandang ke arahnya.
"Ini? Nona tertua ternyata sangat mahir memainkan seruling, tidak disangka dia akan menghipnotis semua orang dan membawa kesegaran baru di aula!"
"Irama serulingnya benar-benar sangat lembut dan menenangkan hati, nona tertua ternyata tidak seburuk rumor yang beredar!"
"Memangnya kenapa kalau dia bisa bermain seruling? Wajahnya pasti sangat buruk, hingga dia menutupinya dengan cadar."
"Dia memainkan serulingnya di balik cadar, mungkinkah wajah nona tertua ini sangat buruk?"
Semua orang terlihat sangat terkesima, tidak terkecuali Adipati Zhenbai yang selama ini jarang memperhatikan tumbuh kembang putri-putrinya, dia terlihat sedikit sedih, karena tidak mengetahui bakat yang dimiliki oleh putri tertuanya.
"Permainan seruling yang sangat indah!"
"Bagus!"
Prok...
Prok...
Prok...
Terdengar suara tepuk tangan yang sangat meriah, begitu gadis itu selesai memainkan serulingnya, bahkan Kaisar dan permaisuri sampai berdiri, mereka terkejut sekaligus senang.
"Irama yang merdu dan sangat menyentuh hati, nona Qin, anda berhasil membuat kaisar ini sangat senang, katakan, apakah anda menginginkan sesuatu?" tanya kaisar.