Ratu Gyeo Wol adalah ratu yang tidak pernah mendapat kasih sayang Yang Mulia Raja Hyeon. Mereka menikah karena politik. Raja Hyeon menikahi Ratu Gyeo karena mebutuhkan kekuatan militer dari panglima perang Kyung Sam yang tidak lain adalah kakak kandung sang ratu.
Selama menjadi ratu, Gyeo Wol tidak pernah disentuh oleh Hyeon. Hal tersebut tentu saja ia sembunyikan dari sang kakak karena dia tidak ingin membuat kakaknya khawatir.
Gyeo Wol pun memilih diam hingga sebuah peristiwa membuat dirinya bangkit dan melawan.
" Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 31. Berbuat Ulah
Kepulangan Wool dan Hyeon benar-benar tidak ada yang tahu. bahkan Dae Jung juga tidak ada yang mengetahui. Dae Jung diperintahkan oleh Kyung Sam membawa para tahanan itu ke sebuah tempat yang terletak dipinggiran kota. Mereka tidak akan membawa para penyerang itu ke Istana.
Kyung Sam memiliki firasat buruk tentang orang-orang itu. Sebagai seorang panglima perang tentu Kyung Sam memiliki insting. Ia merasa ada penyusup di Istana yang begerak sebagai mata-mata. Namun Kyung Sam sendiri belum menemukan hal yang janggal. Saat ini kesehatan ratu yang juga adiknya itu adalah yang utama.
Di Kediaman ratu, Dasom membawakan sebaskom air hangat untuk mengelap tubuh Gyeo Wool. Tapi oleh Hyeon baskom tersebut diambil. Ia akan melakukannya sendiri.
Wool masih belum bangun juga. Hyeon sedikit khawatir tapi kata Jae Hwan semuanya baik-baik saja.
" Apakah yang mulia ingin sarapan?"
" Ya, bawakan kemari."
Dasom mengangguk patuh. Gadis itu tersenyum senang. Melihat raja dan ratunya dekat, ia merasa seperti mendapatkan musim semi lebih cepat.
Ketika berjalan menuju dapur Dasom berpapasan dengan Da Eun. Dengan terpaksa Dasom membungkuk untuk memberi hormat. Padahal dalam hati gadis itu mengumpat kesal dengan tingkah sang selir.
Wajah Da Eun yang terlihat sangat berseri itu sungguh memperlihatkan bahwa ia begitu senang dengan kabar sakitnya ratu.
" Dasom, bagaimana keadaan yang mulia ratu?"
" Berkat tabib hebat Jae Hwan yang mulia ratu sudah jauh lebih baik Selir Utama Bin. Terimakasih untuk pehatian Selir Da Eun. Hamba pamit undur diri dulu, mau mengambilkan makan pagi untuk yang mulia."
Dasom kembali membungkuk. Akan tetapi dia tidak membungkuk degan dalam. Hal tersebut tentu membuat Boram sungguh kesal. Dalam urusan dayang, dayang yang melayani ratu tentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada dayang yang hanya mengurusi selir. Tapi Boram yang licik tentu menjadikan hal tersebut sebagai sebuah bahan untuk mengompori Da Eun.
" Lihatlah selir utama, gadis itu sungguh tidak punya etika. Dia begitu sombong bahkan dengan Anda. Sepertinya Anda pun tidak lagi memiliki wibawa di depan pelayan."
Da Eun terlihat begitu kesal dengan ucapan Boram. Ia membenarkan apa yang dikatakan dayang nya itu.
" Sepertiya gadis itu harus diberi pelajaran agar dia tahu siapa majikannya yang sesungguhnya."
Boraam tersenyum lebar. Ia sungguh puas bisa mempermainkan Da Eun. Sedangkan Minji, dia hanya diam dan menggelengkan kepalanya pelan. Gadis yang baru kembali melayani Da Eun itu sungguh tidak menyangka jika Boram adalah gadis yang licik. Bahkan dia sedang mengadu domba tuannya.
" Apakah Bram memang seperti ini? Padahal dulu saat masih awal-awal masuk ke istana dia tidak begitu. Boram adalah gadis yang baik dan ceria. Tapi mengapa sekarang dia sangat berubah."
Minji bebicara dalam hatinya dengan sesekali melirik ke arah Boram. Ya, Minji dan Boram masuk ke istana bersama-sama. Keduanya merupakan teman baik. Tapi setelah Boram melayani Selir Da Eun, gadis itu menjadi berubah. Minji bahkan tak lagi bisa bercengkrama dengan Boram.
Rupanya Da Eun tidak segera pergi dari tempatnya berdiri. Ia Sengaja menunggu Dasom. Ia bertekad untuk memberi gadis itu pelajaran. Da eun sungguh tidak berpikir banyak. Ia sekan lupa bahwa Dasom adalah pelayang sang ratu. Hanya ratu yang memiliki hak penuh terhadap Dasom.
" He kau kemari."
" Maaf Selir Utama, hamba harus segera kembali ke kediaman yang mulia ratu. Beliau harus segera memakan sarapannya karena beliau harus segera minum obat."
" Tck, rupanya kau benar-benar tidak menghormati ku ya. Sepertinya kau harus di beri pelajaran agar bisa tahu sopan santun."
Da Eun memberikan kode tangan yang membuat Boram langsung meringsek maju dan mencengkeram tangan Dasom. Minji yang tidak ingin terlibat segera pergi dari tempat itu saat Da Eun tengah sibuk memperhatikan Dasom.
Boram bahkan menampik nampan yang dibawa Dasom sehingga makanan yang di bawa oleh Dasom tumpah ke tanah.
'" Arghh lepaskan. Aku yakin kalian akan menyesal telah melakukan ini kepadaku!"
Dasom berteriak marah. ia sungguh tidak terima apa yang sudah ia siapkan untuk ratu dan rajanya terbuang percuma seperti itu. Dengan kekuatan Boram, Dasom dibuat duduk bersujud di depan Da Eun. Rambut Dasom ditarik oleh Da Eun hingga ikatannya terlepas.
" Tampar dia!"
Boram menyeringai, Ia pun dengan tenaga penuh menampar Dasom hingga sudut bibir gadis itu berdarah.
Kasim Ho yang menyadari bahwa Dasom telah lama pergi ke dapur namun tak kunjung kembali akhirnya memutuskan untuk menyusul. Akan tetapi dia sungguh terkejut saat melihat Dasom diperlakukan seperti itu disebuah gazebo dekat taman. Kasim Ho pun putar badan dan berlari menuju ke kediaman ratu.
" Yang mulia!!"
Kasim Ho berteriak kencang. Ia sungguh lupa kalau di sana juga ada sang raja. Terbiaa bersikap santai kepada ratunya membuat Kasim Ho sedikit lupa dan lepas kendali.
" Mengapa kamu berteriak kasim Ho!"
" a-ampun yang mulia. Maafkan hamba. Ini sungguh gawat."
Hyeon memicingkan matanya saat melihat ekspresi panik dari kasim milik ratunya tersebut. Ia pun meminta Kasim Ho untuk bercerita. dengans edikit menjauh daro Wool agar ratunya itu tidak mendengarkan apa yang akan kasim Ho katakan.
" Apa kau tidak slah lihat?"
" Tidak yang mulia. Saya tidak mungkin salah lihat."
" Huh, dia benar-benar keterlaluan. Semakin hari semakin tidak benar saja ulahnya. Apa aku benar-benar salah mengenali pribadi wanita?"
Hyeon langsung berjalan cepat diluar. Ia meminta Du Ho untuk tetap berjaga di kediaman ratu. Hanya kasim Ho saja yang mengikuti Hyeon menuju tempat yang kasim Ho katakan.
Hyeon membelalakkan matanya saat melihat secara langsung perlakuan Da Eun terhadap Dasom. Ia sungguh tidak habis pikir bahwa wanita yang selama ini ia kenal sebagai wanita yang lembut ternyata begitu tega menyakiti orang. Hyeon menggertakkan gigi-gigi nya saking marahnya.
Dengan langkah yang semakin cepat ia berjalan menuju Da Eu duduk. Di sana tampak Dasom sudah terlihat sangat berantakan.
Da Eun yang melihat Hyeon pun terkejut. Namun dia langsung tersenyum. Ia sungguh senag melihat kepulangan Hyeon hingga ia sedikit acuh dnegan apa yang sudah ia lakukan terhadap dayang milik yang mulia ratu.
" Yang mulia, Anda sudah kembali. mengapa Anda tidak datang kekediaman hamba?"
Jika dulu Hyeon akan senang saat Da Eun bergelayut manja seperti itu maka sekarang tidak. Entah mengapa dia merasa sangat muak dengan sikap manja wanita itu. Terlebih dengan apa yang dilakukannya saat ini.
" Sebaiknya Selir bisa menjaga martabat. Sungguh tidak pantas berlaku seperti itu di tempat seperti ini. Lagi pula aku adalah raja. Apakah selir lupa bagaimana sopan santun selir terhadap rajanya."
Deg
Da Eun tentu sangat terkejut mendengar ucapan Hyeon. Hyeon sungguh berbeda. Ia begitu dingin saat ini.
" Ma-maafkan hamba yang mulia. hamba Selir Utama Bin Da Eun memberi hormat kepada yang mulia. Semoga yang mulia panjang umur dan sehat selalu.
" Lalu apa yang kau lakukan kepada dayang milik ratuku? Mengapa kau melakukan hal tersebut? Kau benar-benar sudah diluar batas Selir Da Eun. Kesalahan apa yang Dasom perbuat hingga kau dengan tega melakukan hal tersebut kepadanya, hah?"
TBC