" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah lagi
Zahra berkaca-kaca melihat suaminya yang berkilat Amarah dari kedua bola matanya.
Dia melangkah pelan Naik ke kasurnya dan menutup tubuhnya dengan selimut.
Melihat Zahra berbaring di kasur. ustadz Sulaiman keluar dari kamar berniat untuk membasahi tenggorokan nya yang terasa semangkin kering karena bernada lebih tinggi.
Sadar Ustadz Sulaiman keluar dari kamar. Zahra semangkin menjatuhkan air matanya.
Jahat. Batin Zahra.
,,,,,,,,,
Keesokan harinya Zahra sudah menyiapkan beberapa barang yang ingin dia bawa ke Rumah suaminya.
Zahra hanya diam tidak pernah mengeluarkan sepatah kata pun pada suaminya. ustadz Sulaiman juga hanya diam tapi dia tetap membantu Zahra untuk berkemas.
Setelah itu mereka pamit pada kedua orang tua Zahra.
,,,,,,,
Di mobil mereka masih sama sama diam. Beberapa waktu. akhirnya mereka tiba di rumah mewah berlantai dua milik Suami Zahra.
Ustadz Sulaiman membawa koper Zahra naik ke atas di susul oleh Zahra. dia membawa barang barang Zahra ke dalam kamarnya. Zahra hanya diam mengikuti suaminya Tanpa protes sedikit pun.
Zahra membuka kopernya dan menggantung baju baju gamis miliknya. setelah itu dia keluar dai ruang ganti dan duduk di sofa yang berada di kamar suaminya
Zahra mengeluarkan ponselnya dan memain kannya di sofa. Tidak lama Sulaiman masuk ke dalam kamar dan duduk di sofa tempat Zahra duduk.
Zahra sedikit pun tidak melihat pada suaminya yang duduk di dekatnya. dia masih mengingat Sulaiman yang memarahinya semalam.
"Aku minta maaf soal sikap ku semalam Zahra " Kata Ustadz Sulaiman dengan lembut menatap istrinya.
Mendengar suara suaminya meminta maaf. Zahra masih tetap diam pura pura memainkan ponselnya.
"Zahra " panggil ustadz Sulaiman.
Zahra mengangkat pandangan nya lalu tersenyum manis pada suaminya. " Makan Ais cream yuk " panggil Zahra sudah kembali dengan mood ceria nya. seperti tidak pernah terjadi apa apa dengannya dan suaminya.
"Ais cream.?" ulang Ustadz Sulaiman.
"Hm. enak Loh makan Ais cream di jam seperti ini" ujar Zahra menaik turun kan alisnya.
"Sepertinya ada Ais cream di kulkas. " Kata Ustadz Sulaiman yang mengingat jika dia ada menyimpan Ais cream di kulkas nya
"Wah. benar kah .. suami ku memang yang terbaik. " Kata Zahra mengacung jempolnya dan mencium pipi suaminya sekilas berlari turun ke bawah mencari dapur untuk mengambil Ais cream.
Ustadz Sulaiman lagi lagi tertegun dengan sikap Zahra yang menciumnya tanpa permisi. perlahan dia menarik kedua sudut bibirnya membayangkan sikap kekanakan istrinya.
Ustadz Sulaiman juga menyusul istrinya ke dapur di dapur dia melihat Zahra memakan aiskrim juga mengeluarkan beberapa buah dari kulkas untuk dia makan.
"Pak ustadz. siapa yang mau membersihkan rumah ini" tanya Zahra masih sibuk dengan Ais cream nya.
"Kau. siapa lagi" Canda ustadz Sulaiman dengan wajah santainya.
"Ya enggak bisa lah. masak aku di suruh bersihin rumah Segede ini. yang benar saja" Protes Zahra melihat suaminya dengan tangan yang masih menyuapi mulutnya Ais cream.
" Kalau begitu. izin kan aku menikah lagi. jadi ada yang menemani mu membersihkannya rumah ini"
Uhuk uhuk uhuk
Zahra terbatuk mendengar ucapan suaminya yang meminta izin untuk menikah lagi. Ustadz Sulaiman menepuk-nepuk pundak Zahra yang terbatuk.
"Apa!! Menikah lagi! jangan mimpi" Teriak Zahra menolak tangan ustadz Sulaiman dari pundak nya. dia benar benar kesal mendengar ucapan suaminya. padahal ustadz Sulaiman kan hanya bercanda. Fikirnya.